Kamis, 27 Desember 2012

Biografi Ibnu Thufail: Penulis Kisah Filsafat

Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Abu Thufayl al-Qaysi, tapi lebih terkenal dengan nama al-Andalusi atau al-Kurtubi al-Isybili. Ia lahir pada tahun 1110 di Guadix, Spanyol. Ibnu Thufail adalah keturunan Kays, salah satu suku Arab yang terkemuka. Di Barat, Ibnu Thufail lebih dikenal dengan nama Abubacer. Ia adalah seorang ahli filsafat dan kedokteran.

Semasa hidupnya, nama Ibnu Thufail dikenal sebagai penulis kisah filsafat. Kisah-kisahnya selalu didasarkan pada pertanyaan tentang asal mula manusia, keberadaan dunia, dan pertanyaan filosofis lain. Ia mengemas pandangan filsafatnya dalam sebuah karya sastra yang berjudul Hayy Ibn Yaqzan (The Living Son of Vigilant). Karyanya tersebut terinspirasi dari beberapa murid Ibnu Sina, yaitu Hayy Ibn Yaqzan, Salaman, dan Absal. Hayy Ibn Yaqzan merupakah salah satu karya yang paling cemerlang pada abad pertengahan.

Ibnu Thufail membuat Hayy Ibn Yaqzan berdasarkan sebuah cerita kuno di dunia Timur, yaitu The Story of the Idol and the King and His Daughter. Melalui bukunya ini, Ibnu Thufail mengajak pembacanya untuk merasakan dan memahami pandangan filsafatnya. Secara garis besar, buku tersebut berkisah tentang pengetahuan manusia yang muncul dari sebuah kekosongan, sebelum kemudian ia menemukan pengalaman mistik melalui hubungannya dengan Tuhan.
Biografi Ibnu Thufail: Penulis Kisah Filsafat
Lewat ceritanya, Ibnu Thufail juga ingin mengemukakan dua fakta penting. Pertama, kesatuan adalah sisi lain dari keberagaman. Kedua, jiwa adalah sesuatu yang selalu ada. Selain itu, Ibnu Thufail juga menyadari bahwa dunia tidak akan ada tanpa ruang dan waktu. Dunia terbentuk karena suatu penyebab awal. Penyebab itu adalah Tuhan. Ibnu Thufail juga menyimpulkan bahwa hanya ada satu jalan untuk mencapai kebahagiaan hidup dan mati, yaitu kehadiran sebuah energi yang selalu menuntunnya pada Tuhan. Karya Ibnu Thufail ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti Latin, Perancis, dan Spanyol. Ibnu Thufail pun dianggap memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu filsafat. Ia dianggap sebagai filosof kedua yang memiliki pengaruh besar di dunia Barat setelah Ibnu Bajjah.

Dalam setiap karyanya, Ibnu Thufail selalu berupaya menyeimbangkan antara agama dan pemikiran rasional, meskipun para filosof sebelum dan sesudah masanya jarang melakukannya. Hal tersebut menunjukkan keinginan Ibnu Thufail untuk mempertemukan filsafat dan agama. Ibnu Thufail meyakini bahwa ada sebuah jalan mistis yang dapat dirasakan seseorang jika ia berhubungan dengan Tuhan, misalnya melalui kegiatan spiritual (ibadah) yang dijalankan secara teratur. Oleh beberapa kalangan, pandangan Ibnu Thufail dianggap sebagai sebuah pencerahan.

Ibnu Thufail menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1185 di Maroko.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Rabu, 28 November 2012

Biografi K.H. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah

Kiai kharismatik ini adalah pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam modern di tanah air. K.H. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Ayahnya bernama K.H.Abu Bakar, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta.

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia anak keempat dari tujuh orang bersaudara. Ia termasuk keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar di antara Wali Songo.

Pada usia 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun. Pada periode ini, ia mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridho, dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke Indonesia pada 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada 1903, ia kembali ke Mekkah. Ia menetap di sana selama dua tahun. Saat itu, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asy'ari.

Sepulang dari Mekkah, ia menikahi Siti Walidah, anak Kiai Penghulu H. Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya, K.H. Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak.

Di samping aktif dalam menuangkan gagasan tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil. Ia termasuk orang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang. Oleh karena itu, ia dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat. Bahkan, ia dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Pada 18 November 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta. Ia mendirikan Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ia juga ingin mengadakan pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan Islam. Ia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan hadits.

Sejak awal, ia telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah adalah organisasi sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Gagasan  pendirian Muhammadiyah ini mendapatkan pertentangan, baik dari keluarga maupun dari masyarakat. Berbagai fitnah, dan hasutan datang bertubi-tubi kepada Ahmad Dahlan. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Bahkan, ada yang menuduhnya sebagai kiai palsu. Namun, semua rintangan itu ia hadapi dengan sabar.
Biografi K.H. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah
Pada 20 Desember 1912, ia mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan status badan hukum. Namun, permohonan itu baru dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1914. Izin itu pun hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta.

Pemerintah Hindia Belanda merasa khawatir dengan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatan organisasi dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda. Namun walaupun dibatasi, perkembangan Muhammadiyah di daerah lain, seperti Srandakan, Wonosari, dan Imogiri berkembang cukup pesat. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. K.H. Ahmad Dahlan kemudian mengusulkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta menggunakan nama lain. Misalnya, Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, dan perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) di Solo.

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota. Selain itu, juga melalui rekanan-rekanan dagang Ahmad Dahlan. Gagasan ini ternyata mendapat sambutan yang besar dari masyarakat Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah, menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah pun makin berkembang hampir di seluruh Indonesia.

Pada 7 Mei 1921, ia mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 2 September 1921. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menetapkan Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional. Kiai kharismatik ini wafat di Yogyakarta, pada 23 Februari 1923.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Selasa, 27 November 2012

Biografi Ahmad Hasan: Guru Utama Persatuan Islam

Ahmad Hasan lahir di Singapura pada 1887 dengan nama Hasan bin Ahmad. Ia berasal dari keluarga keturunan Indonesia dan India. Ayahnya bernama Ahmad, sedangkan ibunya bernama Muznah. Masa kecil A. Hasan dilewatinya di Singapura. Pendidikannya dimulai di sekolah dasar. Kemudian, ia masuk Sekolah Melayu dan belajar di sekolah pemerintah Inggris sambil belajar bahasa Tamil dari ayahnya. Di sekolah melayu, ia belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil, dan Inggris. Pada saat berusia tujuh tahun, ia belajar Alquran dan memperdalam agama Islam.

Ahmad Hasan mulai bekerja pada usia 12 tahun sambil belajar bahasa Arab. Ia pun terus mengaji pada H. Ahmad di Bukittiung dan Muhammad Thaib di Minto Road. Ketika gurunya menunaikan ibadah haji, ia beralih mempelajari bahasa Arab kepada Said Abdullah al-Musawi. Selain itu, ia pun belajar kepada pamannya, Abdul Lathif, seorang ulama terkenal di Malaka dan Singapura. Ia juga berguru kepada Syekh Hasan dari Malabar dan Syekh Ibrahim dari India.

Sejak 1910 sampai 1913, ia menjadi pengajar di madrasah orang-orang India di Arab Street, Baghdad Street, dan Geylang Singapura. Ia juga menjadi pengajar di Madrasah Assegaf. Sekitar 1912-1913, ia menjadi anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu yang diterbitkan Singapore Press. Ia banyak menulis artikel tentang Islam. Selain itu, ia pun sering menyampaikan ide-idenya dalam pidato.

Pada 1921, A. Hasan pindah ke Surabaya. Ia berniat melanjutkan pengelolaan toko tekstil milik pamannya. Saat itu, Surabaya menjadi tempat perdebatan antara kaum pembaharuan pemikiran Islam dengan kaum tradisionalis. Perhatiannya pun untuk memperdalam Islam makin serius setelah menyaksikan pertentangan tersebut.

Perkenalan A. Hasan dengan Persis sebenarnya terjadi secara tidak sengaja. Tiba di Surabaya, ia tidak jadi berjualan kain. Ia malah mempelajari pertenunan di Kediri. Lalu ia memperdalam pertenunan di Bandung. Di Bandung, ia tinggal di rumah keluarga Muhammad Yunus, salah seorang pendiri Persis. Akhirnya, A. Hasan mengabdikan dirinya dalam penelaahan dan pengkajian Islam dengan berkiprah di Persis.

Dalam keseharainnya, A. Hasan selalu berpakaian ala Indonesia. Padahal, ia seorang muslim keturunan India. Ia suka memakai peci hitam dan sarung dari kain pelekat, jas putih tutup leher, dan sepasang sepatu. Kebiasaan lainnya adalah ia senang memanggil orang lain dengan sapaan "Tuan". Hal itu ia lakukan baik kepada seseorang yang berusia lebih tua maupun lebih muda. Ia juga lebih senang dipanggil "Tuan" daripada dipanggil "Bapak". Karena itulah, ia terkenal juga dengan panggilan "Tuan Hasan".

Sebenarnya, ia masuk Persis bukan karena tertarik dengan paham-pahamnya. Namun, karena justru A. Hasanlah yang membawa Persis menjadi gerakan ishlah. Ia sadar bahwa pemikirannya harus dituangkan dalam sebuah gerakan agar bisa berkembang efektif. Ia membawa Persis menjadi organisasi pembaharu yang terkenal tegas dalam masalah fiqih. A. Hasan dengan Persis banyak terlibat dalam berbagai pertukaran pikiran, dialog terbuka, atau perdebatan di berbagai media.
Biografi Ahmad Hasan: Guru Utama Persatuan Islam
Pada 1941, menjelang pendudukan Jepang, A. Hasan kembali ke Surabaya. Kepindahannya itu pun diikuti oleh sebagain santrinya dari Persis, Bandung. Di Bangil, kota kecil dekat Surabaya, ia mendirikan pesantren untuk para santrinya. Di sanalah ia menumpahkan perhatiannya kepada penelitian agama Islam, langsung dari sumber pokoknya, Alquran dan Sunah. Dalam kehidupan dan perjuangannya, A. Hasan telah menghasilkan 80 judul buku. Dengan gaya penulisan yang khas, dan mudah dipahami.

Puncaknya, ia berhasil menyusun tafsir Alquran yang berjudul Al-Furqan. Al-Furqan ini merupakan kitab tafsir Alquran pertama di Indonesia. Pada 1956 untuk kali pertama, tafsirnya diterbitkan secara lengkap.

A. Hasan juga banyak melahirkan tokoh besar. Di antaranya, Mohammad Natsir, K.H. M. Isa Anshory, K.H. E. Abdurrahman, dan K.H. Rusyad Nurdin. Ia juga memberikan andil besar terhadap pemikiran keislaman Presiden Soekarno. Bung Karno suka meminta buku dan majalah karya A. Hasan saat menjalani masa pembuangan oleh penjajah Belanda di Ende, Flores.

Surat-surat Bung Karno kepada A. Hasan menjadi saksi akan kedekatan mereka. Meskipun sebelumnya, di antara mereka terjadi perdebatan pemikiran berkepanjangan tentang Islam dan nasionalisme.

Saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, A. Hasan kerap mengunjunginya dan memberikan buku-buku bacaan. Ia menganggap Bung Karno sebagai kawannya. Saking dekatnya, ketika A. Hasan dirawat di Rumah Sakit Malang, Soekarno memberikan sejumlah uang untuk biaya pengobatan A. Hasan.

A. Hasan wafat pada 10 November 1958, di RS. Karangmenjangan (RS. Dr. Soetomo) Surabaya. Ia wafat dalam usia 71 tahun. Ia adalah seorang ulama besar yang telah menorehkan sejarah baru dalam gerakan pemurnian ajaran Islam di Indonesia.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Minggu, 25 November 2012

Biografi Imam Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali

Imam Hanbal (164-241 H/780-855 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah atau Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir di Baghdad pada tahun 164 H/780 M. Dalam perjalanan hidupnya, beliau banyak melakukan pengembaraan ilmiah untuk menuntut ilmu pengetahuan dari para ulama terkenal saat itu.

Ketika berada di Baghdad, beliau berguru kepada Imam Syafi'i. Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengalami masa-masa pahit ketika al-Makmun berkuasa. Beliau mengalami mihnah, ujian khusus bagi para hakim dan ulama mengenai kemakhlukan al-Quran, yang menyebabkan beliau dipenjara karena tidak mau mengakui kemakhlukan al-Quran.

Pokok mazhab beliau sama dengan mazhab Imam Syafi'o, yaitu al-Quran, sunah, fatwa sahabat, ijma', qiyas, istishab, al-mashalihul mursalah, dan al-zara'i. Beliau tidak menulis kitab fiqih, melainkan para muridnya yang menghimpun pemikirannya di kemudian hari.
Biografi Imam Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali
Meskipun begitu, beliau dikenal sebagai penulis hadits, yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal, yang memuat 40.000 hadits. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai tokoh yang menerima argumentasi dengan hadits mursal dan hadits dha'if hingga klasifikasi hadits hasan.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Biografi Imam Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'iyah

Imam Syafi'i (150-204 H/767-820 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris al-Hasyimi al-Muthalibi bin Abbas bin Usman bin As-Syafi'i. Lahir di Gaza, Palestina pada tahun 159 H/767 M dan wafat di Mesir pada tahun 204 H/820 M. Sejak kecil beliau telah menjadi yatim. Kemudian diajak oleh ibunya pergi ke Mekkah, tempat kelahiran nenek moyangnya.

Sejak usia kanak-kanak beliau telah hafal al-Quran dan belajar sastra Arab dari sastrawan terkenal di pedalaman (al-Badiyah) kepada al-Huzail hingga beliau menguasai bahasa dan sastra Arab dengan baik. Bahkan dalam usia 15 tahun beliau telah diizinkan oleh gurunya, Muslim bin Khalid, seorang mufti Mekkah untuk mengeluarkan fatwa. Setelah itu, beliau pergi ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik bin Anas. Di kota ini beliau belajar dengan Imam Malik dan mengkaji kitab al-Muwaththa' dengan baik. Bahkan dalam tempo sembilan malam beliau telah menghafal keseluruhan isi kitab tersebut dengan baik.

Setelah itu beliau melakukan pengembaraan ilmiahnya ke Yaman, Baghdad (182-195 H/798-811 M), Mekkah (187-195 H/803-811 M) untuk berguru kepada Imam Ahmad bin Hanbal mengenai ilmu fiqih dan ushul fiqih, hingga Mesir (200-204 H/816-820 M). Di kota-kota inilah beliau banyak bertemu dengan para ahli dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga wawasannya semakin bertambah. Di Baghdad, Imam Syafi'i menulis buku berjudul al-Hujjah, yang kemudian dikenal dengan istilah Qaul Qadim. Setelah kepergiannya ke Mesir, beliau mengarang mazhabnya yang baru.
Biografi Imam Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'iyah
Pokok mazhabnya secara berturut-turut merujuk kepada al-Quran, sunah, ijma', dan qiyas. Beliau tidak mengambil aqwal al-shahabah sebagai rujukan. Menurutnya, pendapat para sahabat adalah ijtihad yang mengandung kemungkinan salah dan benar. Beliau juga meninggalkan praktik istihsan yang dipakai oleh mazhab Malikiyah dan Hanafiyah. Di antara karya beliau yang sangat monumental adalah al-Umm dan al-Risalah.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 22 November 2012

Biografi Imam Malik: Pendiri Mazhab Malikiyah

Imam Malik (93-179 H/716-795 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi. Beliau salah seorang keturunan bangsa Yaman, lahir di Madinah pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik tahun 93 H/716 M dan wafat pada masa Khalifah Harun al-Rasyid tahun 179 H/795 M.

Beliau terkenal dengan sebutan Imam Dar al-Hijrah, yang menjadi panutan penduduk Madinah. Beliau seorang pakar dalam bidang ilmu fiqih dan hadits setelah tabi'in, beliau juga terkenal sebagai ahli ilmu kalam, sebagaimana tercermin dalam karyanya al-Muwaththa.

Imam Malik berguru menuntut ilmu dari Nafi Maula bin Amr (w. 117 H/735 M) dan Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H/742 M). Gurunya dalam bidang fiqih adalah Rabi'ah bin Abdurrahman yang dikenal dengan nama Rabi'ah al-Ra'yi (w. 136 H/753 M).
Biografi Imam Malik: Pendiri Mazhab Malikiyah
Dalam hal lain, Imam Syafi'i menganggap Imam Malik adalah gurunya, karena ia sempat menuntut ilmu dan bertanya banyak hal kepada Imam Malik.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Rabu, 21 November 2012

Biografi Imam Abu Hanifah: Pendiri Mazhab Hanafiyah

Imam Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M), nama lengkap beliau adalah Nu'man bin Tsabit bin Zauthy. Beliau dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699 M ketika Bani Umayyah mengalami masa kejayaannya. Imam mazhab yang dikenal sebagai saudagar pakaian di Kufah ini hidup di antara dua masa, yaitu penghujung dinasti Bani Umayyah dan awal dinasti Bani Abbasiyah.

Beliau sempat bertemu dengan Imam Anas bin Malik dan meriwayatkan haditsnya. Beliau sangat ketat dalam penerimaan hadits. Beliau tidak mudah menerima hadits tanpa disertai dengan sikap kritis.

Dasar atau pokok pegangan mazhab yang dibangunnya adalah al-Quran, hadits, ijma', qiyas, dan istihsan. Al-Quran baginya adalah dasar hukum pertama dalam menetapkan hukum. Jika tidak dijumpai di dalam al-Quran maka dasar hukum diambil dari sunah. Jika tidak dijumpai di dalam sunah maka diambil dari ijma', yakni kesepakatan sahabat tentang pemaknaan atas al-Quran dan sunah. Jika di dalam ijma' tidak dijumpai ketetapan hukum atas suatu perkara maka digunakanlah qiyas. Apabila ketetapan suatu hukum tidak dijumpai di dalam al-Quran, sunah, ijma', dan qiyas maka digunakanlah istihsan.
Biografi Imam Abu Hanifah: Pendiri Mazhab Hanafiyah
Di antara karya Imam Abu Hanifah dalam bidang fiqih adalah al-Fiqih al-Akbar, yang berisi pengetahuan tentang Allah swt. Kitab fiqih Imam Hanafi peringkat pertama dalam membahas masalah ushul yang disebut Zahir al-Riwayah, yang membicarakan masalah hukum yang diriwayatkan dari sahabat mazhab ini, yaitu Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Senin, 19 November 2012

Biografi Imam Muslim: Ahli Hadits Terkemuka

Nama asli Imam Muslim adalah Abu al-Husein bin Habaj al-Naisabury. Ia lahir di Nisapur pada tahun 817 M. Dalam upaya mengumpulkan hadits-hadits, Imam Muslim pergi melakukan perjalanan ilmiah atau rihlah ilmiah ke Irak, Hijaz, Syam, Mesir, dan berkali-kali ke Baghdad. Ketika Imam Bukhari datang ke Nisapur, Imam Muslim datang kepadanya dan menerima serta belajar hadits darinya.

Dalam mempelajari ilmu hadits, Imam Muslim juga belajar dengan ulama hadits lain selain Imam Bukhari. Mereka itu antara lain adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullah bin Qarir, Qutaybah bin Said, Abdullah bin Maslama, dan lain-lain.

Seperti halnya Imam Bukhari, Imam Muslim juga memiliki kitab hadits hasil karyanya sendiri, yaitu Kitab al-Jami' Shahih Muslim. Kitab ini memiliki kualitas yang sama dengan kitab karya Imam Bukhari. Bedanya, jika di dalam Kitab al-Jami' Shahih al-Bukhari, penyusunan bab-babnya didasari atas permasalahan yang ada dan juga dibuat penafsiran hukumnya. Sementara dalam karya Imam Muslim, karyanya disusun berdasarkan subjek-subjek dan membuat kompilasi hadits-hadits sahih, tanpa ada penafsiran hukum.
Biografi Imam Muslim: Ahli Hadits Terkemuka
Imam Muslim wafat pada tahun 870 M dalam usia 53 tahun.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Jumat, 16 November 2012

Biografi Imam Bukhari: Amirul Mukminin fil Hadits

Nama asli Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Mughirah bin Mardizah al-Bukhari. Ia lahir di kota Bukhara pada tahun 194 H. Bukhara merupakan salah satu kota yang terkenal dan pernah menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tengah. Ketertarikannya pada ilmu hadits, karena sejak masa kanak-kanak ia sudah belajar hadits dari ayahnya. Ayahnya adalah seorang ahli hadits yang memiliki hubungan baik dengan Imam Malik, Muhammad bin Zaid, dan Abdullah bin Mubarak. Mereka ini adalah para tokoh ahli hadits yang terkenal dan berpengaruh di kalangan ulama hadits ketika itu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau sejak kanak-kanak ia telah mampu menghafal sekitar 70.000 hadits, bahkan ia mengetahui sebagian besar tanggal lahir, wafat dan tempat tinggal para perawi hadits-hadits tersebut.

Kemudian pada umur 17 tahun, Imam Bukhari sudah hafal dua kitab hadits karangan Ibnu Mubarak dan al-Waqi'. Kemampuannya menghafal ribuan hadits, menunjukkan bahwa Imam Bukhari memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hal itu dapat dilihat dari kemampuannya melakukan kritikan terhadap sanad, matan, dan rawi hadits.

Di dalam usahanya mengumpulkan hadits-hadits, Imam Bukhari melakukan perjalanan ilmiah atau rihlah ilmiah mulai dari Balkh, Naisabur, Rai Baghdad, Basrah, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir, Damaskus, Hims, dan Qaisariyah. Dalam perjalanannya menimba ilmu pengetahuan, ia sempat tinggal dan menetap di kota Mekkah selama lebih kurang dua tahun. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Madinah dan belajar ilmu hadits dari para ahli hadits terkenal di Madinah. Di antara guru hadits yang sempat didatanginya adalah Ishak bin Rahwi dan Ali al-Mada'ini. Perjalanan ini memerlukan waktu lebih kurang selama 16 tahun.
Biografi Imam Bukhari: Amirul Mukminin fil Hadits
Dari hasil pengembaraan ilmiahnya ini, Imam Bukhari menghasilkan sebuah karya dalam bidang ilmu hadits yang sangat monumental, yaitu kitab al-Jami' al-Shahih al-Bukhari. Kitab ini menjadi bahan rujukan bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu hadits dan ingin melakukan kritikan atau takhrij hadits-hadits Rasulullah saw. Setelah ia berhasil melakukan kajian dan pengembaraan ilmiah dengan hasil karya yang monumental, akhirnya pada tahun 256 H dalam usia 62 tahun Imam Bukhari meninggal dunia.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 15 November 2012

Biografi Umar Khayyam: Ahli Matematika dan Sastra Muslim

Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Sejak kecil, Khayyam sudah memperoleh pendidikan yang baik dari orang tuanya. Salah seorang gurunya adalah Imam Muwaffak, seorang pendidik yang terkenal pada masa itu.

Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya.

Tanpa diduga, kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang megah, tempat Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiah, Baghdad.

Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Khayyam, masa satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan perhitungan yang sangat akurat hingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya. Pada akhir abad XIX, para astronom menyatakan bahwa masa satu tahun adalah 365,242196 hari. Sementara itu, hitungan terakhir untuk masa satu tahun adalah 365,242190 hari. Sebuah nilai yang tidak jauh berbeda dari perhitungan Umar Khayyam berabad-abad sebelumnya.
Biografi Umar Khayyam: Ahli Matematika dan Sastra Muslim
Sejak tahun 1079, Umar Khayyam mulai menerbitkan hasil penelitiannya berupa tabel astronomi yang dikenal sebagai Zij Malik Syah. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Di kemudian hari, karya ini diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Al-Jabr dianggap sebagai sebuah sumbangan terbesar Umar Khayyam bagi negerinya dan perkembangan ilmu matematika.

Umar Khayyam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah. Selain itu, Umar Khayyam juga telah memperkenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru lebih banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Hal ini merupakan bukti bahwa Umar Khayyam dan pengikutnya, Nashiruddin al-Thusi, telah berhasil mendahului para ahli matematika Barat. Karya Khayyam lainnya adalah Jawami al-Hisab. Karya ini memuat referensi paling awal tentang Segitiga Pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar, suatu hal mengenai geometri Euclides yang sangat mendasar.

Sebagai seorang muslim, Umar Khayyam termasuk kelompok moderat. Ia mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan muslim pada waktu itu. Dengan kemampuannya bersastra, Khayyam juga menulis sejumlah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi tersebut termuat dalam karyanya yang berjudul Rubaiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di negeri kelahirannya. Sementara itu, karya sastra Khayyam yang lain telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitz Gerald pada tahun 1839.

Umar Khayyam meninggal dunia pada akhir abad XII.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Senin, 12 November 2012

Biografi Singkat Ludwig Eduard Boltzmann: Fisikawan Austria

Ludwig Eduard Blotzmann (1844 - 1906) lahir di Wina. Ia belajar di perguruan tinggi yang ada di sana. Ia mengajar pada berbagai institusi di Austria dan Kekaisaran Prusia, kemudian berpindah dari satu institusi ke institusi lain. Ia berhasil menegakkan dasar yang kuat untuk mekanika statsitik. Salah satu hasil yang diraihnya adalah penafsiran hukum II termodinamika yang dinyatakan dengan keteraturan dan ketidakteraturan, hukumnya S = k log W yang mengaitkan entropi S dari suatu sistem dengan kemungkinan diukirkan pada batu kuburannya.

Pada 1884, ia menurunkan rumus R = eoT2 dari termodinamika. Rumus yang menyatakan laju radiasi benda hitam ini juga ditemukan oleh Joseph Stefan, mantan gurunya, secara eksperimental 5 tahun sebelumnya. Boltzmann merupakan ahli dalam teori atomik materi, suatu bidang yang masih banyak dipertentangkan oleh ilmuwan pada abad ke-19, dan perdebatan dengan orang yang bertentangan telah membuat perasaannya tertekan, meski sebenarnya banyak dukungan yang diberikan kerabat kerja.
Biografi Singkat Ludwig Eduard Boltzmann: Fisikawan Austria
Akan tetapi, di balik semua kesuksesannya, Boltzmann menderita gangguan bipolar. Sebuah derita yang kemudian menyebabkannya bunuh diri. Ia bunuh diri saat berlibur bersama keluarganya. Ia dimakamkan di Wina. Pada nisannya terdapat guratan.

*) Dari berbagai sumber.
selengkapnya...

Jumat, 09 November 2012

Biografi Abu Mansur Al-Baghdadi: Raja Aritmatika Muslim

Nama lengkap Abu Mansur al-Baghdadi adalah Abu Mansur Abdul Qahir ibn Tahir ibn Muhammad al-Baghdad. Ia dikenal sebagai ahli matematika, filsafat teologi, dan sejarah. Ia menulis semua karyanya dalam bahasa Arab.

Semula, al-Baghdadi belajar ilmu hukum. Namun, ia kemudian merasa tertarik pada ilmu aritmatika dan mulai mempelajarinya. Al-Baghdadi selalu menggunakan waktunya untuk menulis sejumlah buku tentang ilmu hukum, aritmatika, matematika, dan ilmu kewarisan (faraid). Namun sayang, buku aritmatika karya al-Baghdadi tidak diketahui keberadaannya hingga kini.

Selain menguasai ilmu hukum dan aritmatika, al-Baghdadi juga pakar teologi. Ia telah menghasilkan sejumlah buku mengenai teologi, seperti Kitab al-Milal wa al-Nihal atau Ushul al-Din. Buku ini adalah sebuah risalah sistematik yang diawali dengan sifat dasar pengetahuan, penciptaan, bagaimana mengenal Sang Pencipta, dan lain-lain. Sekilas, Kitab al-Milal wa al-Nihal mirip dengan sebuah buku karya Muhammad bin Umar ar-Razi yang berjudul al-Muhassal. Namun, jika diperhatikan lebih cermat, terlihat ada perbedaan. Dalam Kitab al-Milal wa al-Nihal, al-Baghdadi menuliskan pandangannya dan nama sekte (mazhab) kepercayaan di setiap subyek. Karya ini bersifat obyektif.
Biografi Abu Mansur Al-Baghdadi: Raja Aritmatika Muslim
Salah satu karya al-Baghdadi yang membuat namanya menggelenda adalah Kitab al-Farq Bayn al-Firaq (Buku Tentang Sekte) dan at-Takmil. At-Takmil adalah sebuah buku yang membahas cara pemecahan warisan, sedangkan Kitab al-Farq Bayn al-Firaq menjelaskan berbagai macam sekte dari sudut pandang kuno atau ortodoks. Buku ini bersifat kontroversial. Di dalam Kitab al-Farq Bayn al-Firaq terdapat sebuah bab berjudul Socrates dan Plato. Pada bab ini, al-Baghdadi membahas sejumlah masalah keislaman yang diakhiri dengan penjelasan tentang kepercayaan kaum ortodoks. Al-Baghdadi juga menghasilkan sebuah karya yang mengkritisi pemikiran dan gagasan eksploratif Ibnu Hudhayl dan Ibnu Karram. Karya tersebut berjudul The Errors of Abu Hudhayl.

Diperkirakan, Abu Mansur al-Baghdadi meninggal dunia pada tahun 1037.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Rabu, 07 November 2012

Biografi John Napier: Penemu Logaritma dari Skotlandia

John Napier (1550 - 1617) lahir dekat Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1550. Ia adalah anak dari seorang tanah yang kaya yang meninggal pada saat ia masih muda. Ia belajar bahasa Latin, Yunani, dan matematika dari seorang guru privat. Pada usia 13 tahun, ia belajar di Universitas St. Andrews. Secara mengejutkan, ia tidak menyelesaikan gelar universitasnya akan tetapi pergi ke Eropa. Ia kembali ke rumah pada usia 21 tahun dan menikah setahun kemudian. Istri pertamanya meninggal dunia di tahun 1579, dan ia menikah lagi beberapa tahun kemudian.

Pada masa tersebut terjadi pergolakan untuk menentukan siapa penguasa kerajaan Inggris selanjutnya. Beberapa pertikaian muncul mengenai penentuan apakah Inggris akan menjadi negara Katolik atau Protestan. John Napier terlibat dalam tiga peristiwa untuk mendukung gereja Protestan sebagai pembelaannya terhadap King James VI dari Skotlandia.

Tidak mengherankan jika John terlibat dalam perang. Akan tetapi, ia akhirnya mengalihkan ketertarikannya pada bidang matematika dan astronomi. Ia ingin mencari cara untuk mengurangi waktu yang diperlukan pada saat menghitung bilangan yang panjang, seperti 57162958 x 6173298.
Biografi John Napier: Penemu Logaritma dari Skotlandia
Pada tahun 1614, ia telah menyelesaikan buku pertamanya mengenai logaritma. Ia menemukan metode perkalian bilangan dengan menambah logaritmanya kemudian menggunakan invers logaritma untuk mendapatkan hasil akhir. Napier juga menemukan sehimpunan bilangan batang, yang sekarang disebut dengan Napier's bones, yang digunakan untuk mengalikan bilangan-bilangan. Penemuan-penemuan Napier adalah awal dari digunakannya penggaris geser dan kalkulator.

Napier meninggal dunia di Puri Merchiston pada tanggal 4 April 1617 dalam usia 67 tahun.

*Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Senin, 05 November 2012

Biografi Ibnu Rusta: Penulis Ensiklopedi Geografi Muslim

Nama lengkap Ibnu Rusta adalah Abu Ali Ahmad bin Umar bin Rusta. Ia berasal dari Isfahan. Pada tahun 903 (290 H), ia mengadakan perjalanan ke Hijaz. Ibnu Rusta adalah seorang penulis buku Kitab al-A'lak an-Nafisah yang terdiri dari beberapa jilid. Ia menulis karya itu sekitar tahun 903 - 913 (290 - 300 H), sebelum kemudian diedit dan diterbitkan kembali oleh de Goeje (Leiden, 1892). Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi, buku tersebut membahas sejumlah tema pokok dari berbagai macam disiplin ilmu, seperti matematika, geografi, dan sejarah.

Ibnu Rusta adalah seorang ahli geografi yang andal. Ia berhasil melakukan serangkaian penjelajahan dan menulis hasil pengamatannya dengan detail. Dalam sebuah buku, ia mendeskripsikan suasana kota Mekkah dan Madinah, berbagai keajaiban dunia, dan pembagian tujuh macam iklim menurut sistem Yunani. Tak hanya itu, ia juga memasukkan penjelasan tentang Konstantinopel, Bulgaria, Slavia, Rusia, dan negara lain. Selanjutnya, ia memaparkan rencana perjalanannya ke beberapa tempat. Terpisah dari deskripsi tentang negeri-negeri Islam, Ibnu Rusta menyisipkan informasi tentang sejumlah daerah di luar wilayah kekuasaan Islam.

Berdasarkan keragaman isinya, buku karya Ibnu Rusta ini dikatakan sebagai ensikopedi singkat ilmu pengetahuan, sejarah, dan geografi. Sementara itu, J.H. Kramers menilai bahwa karya tersebut adalah sebuah sumber informasi yang kaya sebab semua jenis pokok masalah yang menarik perhatian terangkum di dalamnya. Hal itulah yang membuat Kitab al-A'lak an-Nafisah dianggap sebagai literatur ilmu-ilmu sekuler, yaitu ilmu yang tidak mendapat tempat dalam literatur agama dan tradisional. Pada halaman Daftar Pustaka, terlihat bahwa Ibnu Rusta mengambil banyak keterangan dari karya al-Jayhani, Ibnu Khurradadzbih, dan laporan Abu Abdullah Muhammad bin Ishak, seorang ilmuwan yang pernah tinggal di Khmer (Kamboja) selama dua tahun. Pada masa itu, laporan Abu Abdullah Muhammad bin Ishak banyak digunakan sebagai bahan rujukan oleh para ahli ilmu bumi.
Biografi Ibnu Rusta: Penulis Ensiklopedi Geografi Muslim
Selain mahir geografi, Ibnu Rusta juga menguasai ilmu astronomi. Ia menulis buku tentang tanda-tanda zodiak dan pengenalan planet di alam semesta, yang dikategorikannya berdasarkan bentuk dan ukurannya. Untuk memudahkan para pembaca memahami isi bukunya, Ibnu Rusta menulis dengan bahasa yang singkat, jelas, dan membatasi kutipan dari buku lain, tinjauan, pandangan, dan teori para astronom. Salah satu pandangan ahli astronomi yang dikutip Ibnu Rusta adalah pandangan tentang rotasi menurut Aryabhatta. Sebagai seorang muslim yang taat, Ibnu Rusta juga mengutip ayat-ayat al-Quran untuk memperkuat pandangan astronominya.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Rabu, 31 Oktober 2012

Biografi Singkat Sir Isaac Newton: Fisikawan Hebat Dunia

Isaac Newton (1642 - 1727) merupakan salah satu ilmuwan besar dalam sejarah. Newton dilahirkan pada tahun 1642 di Woolsthorpe, Lincolnshire, Inggris. Ketika sekolah, ia tidak menunjukkan kepandaiannya yang cemerlang, tetapi beruntung karena gurunya memberi dorongan agar ia tetap melanjutkan sekolah.

Pada tahun 1661, Newton kecil masuk Trinity College di Cambridge. Selang empat tahun kemudian, ia lulus sarjana dan merencanakan melanjutkan studi untuk memperoleh gelar master. Akan tetapi, pada saat itu terjadi wabah penyakit pes, sehingga universitas tutup. Newton kembali ke Woolsthorpe, dan dua tahun kemudian ia meletakkan dasar-dasar untuk memberi sumbangan dalam bidang fisika, matematika, dan astronomi.

Lebih dari 20 tahun lamanya ia sangat produktif dan pada usia 45 tahun ia menerbitkan karyanya yang terkenal: Philosophiae Naturalis Principia Mathematica (Mathematical Principle of Natural Philosophy), atau biasa disingkat dengan Principia. Dalam buku ini ia menuliskan hukum-hukumnya tentang gerak bersama-sama dengan teori gravitasi. Penerbitan Principia ini didanai oleh sahabatnya, Edmund Halley, yang menggunakan teori Newton untuk meramalkan kembalinya komet Halley.
Biografi Singkat Sir Isaac Newton: Fisikawan Hebat Dunia
Isaac Newton meninggal pada tahun 1727 pada usia 85 tahun dan dimakamkan dengan penuh penghormatan di Westminster Abbey.
selengkapnya...

Minggu, 28 Oktober 2012

Biografi Abu Al-Qasim Al-Zahrawi: Dokter Ahli Bedah Muslim

Nama lengkap Abu al-Qasim al-Zahrawi adalah Abu al-Qasim Khalaf Ibnu Abbas al-Zahrawi. Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Abucasis di Eropa. Al-Zahrawi lahir pada tahun 936 di Kordova, Spanyol. Ia dikenal sebagai seorang dokter dan ahli bedah muslim Spanyol. Ia mengembangkan ilmunya pada masa pemerintahan Abdur Rahman III (912 - 961).

Al-Zahrawi mengawali karirnya sebagai dokter bedah dan pengajar di beberapa sekolah kedokteran. Namanya mulai menjadi bahan perbincangan di dunia kedokteran setelah bukunya yang berjudul at-Tasrif Liman 'Ajiza 'an at-Ta'lif (Metode Pengobatan) diterbitkan. Seketika, buku tersebut menjadi sangat populer. Dalam buku itu, al-Zahrawi menguraikan sejumlah hal baru dalam bidang kedokteran. Buku tersebut merupakan catatan perjalanannya sebagai seorang dokter selama lima puluh tahun. At-Tasrif Liman 'Ajiza 'an at-Ta'lif juga dianggap sebagai ikhtisar ensiklopedi kedokteran. Pada abad pertengahan, At-Tasrif Liman 'Ajiza 'an at-Ta'lif diterjemahkan dalam bahasa Latin. Selanjutnya, sejumlah editor Eropa ikut menerjemahkan karya tersebut dalam bahasa mereka. Buku dengan sejumlah diagram dan ilustrasi berbagai alat bedah yang pernah digunakan Zahrawi ini kemudian menjadi buku wajib mahasiswa kedokteran.

Selain menulis buku, al-Zahrawi juga menciptakan sejumlah alat bantu operasi. Ada tiga kelompok alat yang diciptakannya, yaitu instrumen untuk mengoperasi bagian dalam telinga, instrumen untuk memeriksa internal saluran kencing, dan instrumen untuk membuang sel asing dalam kerongkongan.

Al-Zahrawi juga terkenal sebagai pakar operasi yang piawai mengaplikasikan beragam tekhnik untuk lima puluh jenis operasi yang berbeda. Ia adalah dokter pertama yang menguraikan operasi klasik pada kanker payudara, tekhnik menghilangkan batu ginjal, dan tekhnik membuang kista pada kelenjar tiroid, secara detail. Ia membahas tentang luka dan cara pembedahannya, pengobatan tulang yang remuk, penyakit gigi dan cara pengobatannya, dengan lengkap. Selain itu, ia juga termasuk salah satu tokoh penggagas operasi plastik, atau setidaknya mencanangkan prosedur bedah plastik untuk pertama kali.
Biografi Abu Al-Qasim Al-Zahrawi: Dokter Ahli Bedah Muslim
Sebagai dokter, al-Zahrawi juga menguasai masalah pengobatan gigi. Dalam sebuah bukunya, ia membahas beberapa alat penting dalam perawatan gigi. Misalnya, sebuah alat yang sangat vital dalam operasi gigi yang disebut thereof. Masih dalam buku yang sama, ia juga mendiskusikan beberapa kelainan pada gigi dan bagaimana cara mengoreksinya. Ia juga menciptakan sebuah tekhnik pembuatan gigi palsu dan cara memasangnya.

Di kalangan kedokteran muslim, al-Zahrawi dikenal sebagai tokoh perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnostic) dan cara penyembuhan (therapeutic) penyakit telinga. Ia juga merintis pembedahan telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran. Caranya, dengan memperhatikan anatomi saraf-saraf halus (arteries), pembuluh darah (veins), dan otot (tendons), secara seksama. Selain itu, al-Zahrawi dikenal pula sebagai tokoh pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit (dermatology). Sehubungan dengan profesinya sebagai dokter, ia juga mengarang sebuah buku tentang ilmu kedokteran dan sejumlah peralatannya. Buku tersebut berbentuk sebuah ensiklopedi medis yang menerangkan dan mendeskripsikan dua ratus peralatan pembedahan yang dilengkapi dengan diagram informasi yang akurat.

Pemikiran al-Zahrawi di bidang kedokteran sangat mempengaruhi sistem pengobatan di Barat. Hingga abad XV, sejumlah silabus pelajaran medis di berbagai universitas di Eropa masih memasukkan salah satu karya al-Zahrawi ke dalamnya, yaitu Kitab al-Mansur.

Al-Zahrawi wafat pada tahun 1013.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Rabu, 24 Oktober 2012

Biografi Al-Biruni: Ilmuwan Muslim Ahli Penanggalan Tarikh

Nama lengkap al-Biruni adalah Abu ar-Rayhan Muhammad bin Ahmad al-Biruni. Ia dilahirkan di kota Bairun, sebuah kota yang menjadi wilayah Khwarizmi, Persia, pada tahun 973. Nenek moyang al-Biruni adalah bangsa Persia, tapi keluarganya berkebangsaan Iran. Selama dua puluh tahun, al-Biruni tinggal di kota Bairun dan menghabiskan waktunya untuk belajar ilmu astronomi, sastra, dan filsafat. Al-Biruni juga pernah melakukan perjalanan ke sejumlah negara, seperti Persia, Afghanistan, Irak, dan Syam, untuk mendalami seni budaya. Selama itu pula, al-Biruni berinteraksi dengan para penguasa negeri Sasaniyah dan Ghaznawiyah. Dalam perjalanannya itu, al-Biruni sempat bertemu dengan Ibnu Sina. Ia menjadi kawan dekat Ibnu Sina selama tujuh tahun.

Para ilmuwan modern menyebut al-Biruni sebagai salah satu ilmuwan terbesar abad pertengahan. Ia juga dikenal sebagai sarjana yang cerdas, berbakat, dan mempunyai pikiran yang orisinal. Ia mahir matematika, astronomi, fisika, sejarah, geografi, bahasa, dan budaya. Dalam ilmu agama, ia dikenal sebagai seorang guru agama dan cendikiawan Islam yang jujur dan objektif. Dalam ilmu matematika dan astronomi, ia menghasilkan empat puluh buku dan risalah. Nama al-Biruni mulai mencuat pada abad XI ketika kondisi politik Timur Tengah mulai goyah.

Sebagai seorang ilmuwan yang menguasai berbagai ilmu, al-Biruni memperkenalkan pengukuran geodetik, menentukan koordinat sejumlah tempat dengan teliti dan cermat, dan menetapkan arah kiblat dengan bantuan astronomi dan matematika. Selain itu, ia juga ikut menentukan jarak keliling bumi bersama sejumlah ilmuwan lain.

Meskipun mahir berbahasa Persia, tapi al-Biruni menulis sejumlah besar karyanya dalam bahasa Arab. Hanya sedikit karya al-Biruni yang ditulis dalam bahasa Persia asli dan Persia-Arab. Ketika sedang berada di India Barat, al-Biruni sempat mengajar sains Yunani dan ilmu pengetahuan lainnya dengan menggunakan bahasa Sansekerta sebagai bahasa pengantar. Bahasa itu dipelajarinya selama berada di India. Selain belajar bahasa, al-Biruni juga mempelajari adat kebiasaan dan aliran keagamaan masyarakat setempat. Di akhir perjalanan, al-Biruni menulis semua pengetahuannya tentang peradaban India dalam beberapa karya, seperti Tahqiq ma li al-Hind min Maqulah Maqbulah fi al-Aql Au Mardzulah (Penelitian Tentang Pendapat dan Ucapan Bangsa India yang Diterima dan Ditolak Akal), Tarikh al-Umam asy-Syaqiyah (Sejarah Bangsa-bangsa Timur), dan Tarikh al-Hind (Sejarah India).
Biografi Al-Biruni: Ilmuwan Muslim Ahli Penanggalan Tarikh
Al-Biruni juga telah menulis banyak buku matematika dan astronomi. Bukunya yang terkenal dan terlengkap adalah Kitab al-Qanun al-Mas'udi fi al-Haya wa an-Nujum, sebuah buku ensiklopedi astronomi, geografi, dan matematika. Di salah satu halaman buku itu, al-Biruni membahas tentang kompleksitas gerak planet. Al-Biruni menghadiahkan Kitab al-Qanun al-Mas'udi fi al-Haya wa an-Nujum kepada Sultan Ghaznawiyah. Ketika sang sultan hendak memberinya upah, al-Biruni menolak dengan alasan, "Sesungguhnya ilmu dipergunakan untuk ilmu, bukan untuk harta."

Al-Biruni adalah penemu dan peneliti yang sangat cerdas. ia berpendapat bahwa Laut Putih (Laut Tengah atau Mediterania) dan Laut Merah, yang saat itu telah dihubungkan dengan Terusan Suez, sebenarnya saling berhubungan. Ia juga berpendapat bahwa suara lebih cepat dari pada cahaya. Ia menciptakan rumus untuk mengukur perkiraan keliling bola dunia. Di kemudian hari, rumus tersebut dinamakan Kaidah al-Biruni oleh para ilmuwan Barat.

Selain menguasai ilmu eksakta, al-Biruni juga mahir ilmu filsafat, agama, dan sejarah. Para ulama Timur dan Barat menganggapnya sebagai penulis sejarah peradaban bangsa Timur yang paling detail. Semasa hidupnya, al-Biruni telah menulis sejumlah karya, baik dalam bidang astronomi maupun arsitektur. Karya tersebut antara lain al-Irsyad, Tahdid Nihayat al-Amakin Litashih Masafat al-Makasin, at-Tafhim Liawail Sina'at at-Tanjim, Istikhraj al-Autar, as-Saidalah, Risalah fi as-Siah Bain Ahjan al-Ma'adin wa al-Jawahir, dan Risalah fi an-Nasab Bain al-Filzat wa al-Jawahir fi al-Hajm. Di kemudian hari, karya-karya tersebut diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti Latin, Ibrani, Italia, dan Inggris. Para ilmuwan Barat menganggap al-Biruni sebagai salah satu tokoh yang mempunyai pengaruh besar bagi bangsa Barat dan ilmu pengetahuan modern. Selama hidupnya, al-Biruni telah menghasilkan 138 karya.

Al-Biruni meninggal dunia pada tahun 1050 di Afghanistan.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Senin, 22 Oktober 2012

Biografi Mohammad Natsir: Kiai Perdana Menteri

Mohammad Natsir adalah perdana menteri Indonesia pada masa pemerintahan parlementer. Ia juga dikenal sebagai seorang kiai kharismatik pada masanya. Natsir adalah seorang pemimpin Masyumi dan salah seorang tokoh politik dan tokoh Islam di Indonesia.

Mohammad Natsir lahir di kota Alahan Panjang, Sumatera Barat, pada 17 Juli 1908. Ketika kecil, ia belajar di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Adabiyah di Padang. Kemudian ia dipindahkan oleh kedua orang tuanya ke HIS pemerintah di Solok dan di sekolah agama Islam yang dipimpin oleh para pengikut Haji Rasul. Saat belajar di HIS Solok, Natsir tinggal di rumah Haji Musa, seorang saudagar. Di sana, ia menerima cukup banyak ilmu. Pagi hari, ia belajar di HIS sementara pada malam hari ia belajar al-Quran.

Pada 1923 - 1927, Natsir mendapat beasiswa untuk sekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Padang. Saat sekolah di kota ini, ia menjadi anggota Jong Islamieten Bond (JIB) Padang. Ia pun bersentuhan langsung dengan gerakan perjuangan. Pada 1927, ia melanjutkan pendidikan ke Algemene Middelbare School (AMS) Bandung hingga tamat pada 1930. Di kota Bandung, Natsir berinteraksi dengan para aktivis pergerakan nasional, seperti Syafruddin Prawiranegara, Mohammad Roem, dan Sutan Syahrir. Pada 1932, Natsir berguru kepada Ahmad Hasan, yang kelak menjadi tokoh dan ketua organisasi Persis (Persatuan Islam).

Natsir lulus dari AMS dengan prestasi gemilang. Ia ditawari oleh pemerintah Belanda untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Jakarta, Fakultas Ekonomi Rotterdam, Belanda, atau menjadi pegawai pemerintah. Namun, ia menolak semua tawaran itu. Ia malah memilih untuk aktif dalam politik dan dakwah Islam. Karena kejujurannya, pada masa kemerdekaan ia dipercaya menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan RI. Sejak 5 September 1950, Natsir diangkat sebagai Perdana Menteri RI menggantikan Abdul Halim. Kemudian pada 26 April 1951 ia digantikan oleh Sukirman Wirjosandjojo.
Biografi Mohammad Natsir: Kiai Perdana Menteri
Ketika menjabat sebagai Perdana Menteri RI, ia selalu berpenampilan sederhana, lengkap dengan peci hitam dan sorban putih yang dililitkan di lehernya. Bahkan saat itu ia menolak fasilitas kendaraan dinas dari negara. Ia hanya mau menerima sepeda sebagai kendaraan dinasnya. Bahkan ketika berhenti menjadi Perdana Menteri, ia mengembalikannya kepada pemerintah. Menurutnya, sepeda itu milik negara, milik bangsa Indonesia.

Pada masa tuanya, Mohammad Natsir aktif di berbagai organisasi Islam internasional, seperti World Moslem Congress (Kongres Muslim Sedunia) sebagai Wakil Presiden pada 1967 yang berpusat di Karachi, Pakistan. Kemudian pada 1969, ia menjadi anggota World Moslem League (Liga Muslim Sedunia) yang sekarang dikenal dengan Rabithah Al-Alam Al-Islami dan berpusat di Mekkah, Saudi Arabia. Pada 1976, ia menjadi anggota Al-Majlis Al-A'la Al-'Alami li Al-Masajid (Dewan Masjid Sedunia) yang juga berpusat di Mekkah, Saudi Arabia.

Sementara di Indonesia, sejak 1967 sampai akhir hayatnya, Mohammad Natsir dipercaya menjadi Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) yang berpusat di Jakarta. Beliau wafat di Jakarta pada 6 Februari 1993.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 18 Oktober 2012

Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam

Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali dilahirkan di Thus, sebuah kota di Khurasan, Persia, pada tahun 450 H atau 1058 M. Ayahnya seorang pemintal wool, yang selalu memintal dan menjualnya sendiri di kota itu. Al-Ghazali mempunyai seorang saudara. Ketika akan meninggal, ayahnya berpesan kepada sahabat setianya agar kedua putranya itu diasuh dan disempurnakan pendidikannya setuntas-tuntasnya. Sahabatnya segera melaksanakan wasiat ayah al-Ghazali. Kedua anak itu dididik dan disekolahkan, setelah harta pusaka peninggalan ayah mereka habis, mereka dinasehati agar meneruskan mencari ilmu semampu-mampunya.

Imam Ghazali sejak kecil dikenal sebagai seorang anak yang cinta ilmu pengetahuan dan penggandrung mencari kebenaran yang hakiki sekalipun diterpa duka cita, dilanda aneka rupa duka nestapa dan sengsara. Dan di masa kanak-kanak, Imam Ghazali belajar kepada Ahmad bin Muhammad ar-Radzikani di Thus kemudian belajar kepada Abi Nashr al-Ismaili di Jurjani dan akhirnya kembali ke Thus lagi. Sesudah itu Imam Ghazali pindah ke Nisabur untuk belajar kepada seorang ahli agama kenamaan di masanya, yaitu al-Juwaini, Imam al-Harmain (w. 478 H atau 1085 M). Dari beliau inilah Imam Ghazali belajar ilmu kalam, ilmu ushul, dan ilmu pengetahuan agama lainnya.

Imam Ghazali memang orang yang cerdas dan sanggup mendebat segala sesuatu yang tidak sesuai dengan penalaran yang jernih hingga Imam al-Juwaini sempat memberi predikat beliau itu sebagai orang yang memiliki ilmu yang sangat luas bagaikan "laut dalam nan menenggelamkan (bahrun mughriq)". Ketika gurunya meninggal dunia, al-Ghazali meninggalkan Nisabur menuju ke istana Nidzam al-Mulk yang menjadi seorang perdana menteri Sultan Bani Seljuk. Karena kehebatan ilmunya, akhirnya pada tahun 484 atau 1091 Nidzam al-Mulk mengangkat Imam Ghazali sebagai guru besar di Universitas yang didirikannya di Baghdad.
Biografi Imam Ghazali: Ahli Tasawuf Islam
Di tengah-tengah kesibukannya mengajar di Baghdad, beliau masih sempat mengarang sejumlah kitab seperti Al-Basith, Al-Wasith, Al-Wajiz, Khulashah Ilmu Fiqh, Al-Munqil fi Ilm al-Jadal (Ilmu Berdebat), Ma'khadz al-Khalaf, Lubab al-Nadzar, Tashin al-Ma'akhidz, dan Al-Mabadi' wa al-Ghayat fi Fann al-Khalaf. Begitu juga di tengah-tengah kesibukan ini, beliau juga belajar berbagai ilmu pengetahuan dan filsafat klasik seperti filsafat Yunani, sebagaimana beliau juga mempelajari berbagai aliran agama yang beraneka ragam yang terkenal di waktu itu. Beliau mendalami berbagai bidang studi ini dengan harapan agar dapat menolongnya mencapai ilmu pengetahuan sejati yang sangat didambakan.

Setelah empat tahun, beliau memutuskan untuk berhenti mengajar di Baghdad. Lalu ditinggalkannya kota tersebut untuk menunaikan ibadah haji. Setelah itu beliau menuju Syam, hidup dalam Jami' Umawy dengan kehidupan serba penuh ibadah, dilanjutkan pengembaraan ke berbagai padang pasir untuk melatih diri menjauhi barang-barang terlarang (haram), meninggalkan kesejahteraan dan kemewahan hidup, mendalami masalah keruhanian dan penghayatan agama.

Kemudian pada suatu waktu, beliau pulang ke Baghdad kembali mengajar di sana. Hanya saja beliau menjadi guru besar dalam bidang studi lain tidak seperti dahulu lagi. Setelah menjadi guru besar dalam berbagai ilmu pengetahuan agama, sekarang tugas beliau menjadi imam ahli agama dan tasawuf serta penasehat spesialis dalam bidang agama. Kitab pertama yang beliau karang setelah kembali ke Baghdad ialah kitab Al-Munqidz min al-Dholal (Penyelamat dari Kesesatan). Kitab ini dianggap sebagai salah satu buku referensi yang paling penting bagi sejarawan yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang kehidupan Imam Ghazali. Kitab ini mengandung keterangan sejarah hidupnya di waktu transisi yang mengubah pandangannya tentang nilai-nilai kehidupan. Dalam kitab ini juga, beliau menjelaskan bagaimana iman dalam jiwa itu tumbuh dan berkembang, bagaimana hakikat ketuhanan itu dapat tersingkap atau terbuka bagi umat manusia, bagaimana mencapai pengetahuan sejati (ilmu yaqin) dengan cara tanpa berpikir dan logika namun dengan cara ilham dan mukasyafah (terbuka hijab) menurut ajaran tasawuf.

Sekembalinya Imam Ghazali ke Baghdad sekitar sepuluh tahun, beliau pindah ke Naisaburi dan sibuk mengajar di sana dalam waktu yang tidak lama, setelah itu beliau meninggal dunia di kota Thus, kota kelahirannya, pada tahun 505 H atau 1111 M.

Sumber: Buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam
selengkapnya...

Selasa, 16 Oktober 2012

Biografi Abdul Rahman As-Sufi: Ilmuwan Muslim Penulis Buku Astronomi

Nama lengkap as-Sufi adalah Abdul Rahman bin Umar as-Sufi Abul Husayn. Ia lahir pada tahun 903 (291 H) di Rayy, Persia. Abdul Rahman as-Sufi dikenal sebagai salah satu ahli astronomi yang bekerja pada kerajaan, yang saat itu dipimpin oleh Adud al-Dawla. Karena prestasinya yang hebat dan pengetahuannya yang luas, ia diangkat menjadi salah satu cendekiawan kebanggaan sang raja.

Karya as-Sufi yang paling terkenal adalah Kitab al-Kawakib ats-Tsabit al-Musawwar, sebuah katalog bintang yang dibuat berdasarkan pengamatannya sendiri. Katalog ini merupakan atlas bintang pertama yang membahas tentang nebula pada rasi Andromeda, sekaligus atlas bintang paling penting karena mengungkap sejumlah perubahan yang dialami beberapa bintang utama dalam waktu sepuluh abad. As-Sufi mendedikasikan buku yang ditulisnya sekitar tahun 965 (355 H) ini kepada Buyld Emir Adud al-Dawla.

Kitab al-Kawakib ats-Tsabit al-Musawwar adalah salah satu manuskrip berilustrasi paling tua yang mengupas beberapa temua Ptolomeus. Ilustrasinya dibuat begitu menarik untuk menggambarkan konstelasi atau tatanan bintang yang terlebih dahulu telah disusun oleh Utarid bin Muhammad. Namun, ada pula sumber lain yang menyebutkan bahwa Kitab al-Kawakib ats-Tsabit al-Musawwar adalah buku terjemahan dari sejumlah naskah ilmiah Yunani, seperti Almagest karya Ptolomeus. Jika keduanya dibandingkan, karya astronomi Yunani yang penuh simbol-simbol astronomi memang hampir mirip dengan tatanan bintang dalam buku karya as-Sufi tersebut. Namun jika diperhatikan lebih seksama, terlihat bahwa ilustrasi tatanan bintang tersebut berwujud figur tokoh terkemuka yang dibentuk dari rangkaian sejumlah titik merah. Kini, manuskrip awal karya as-Sufi tersebut masih tersimpan di Perpustakaan Bodleian, setelah sebelumnya disalin, diilustrasi kembali, dan dikaligrafi oleh salah satu putra as-Sufi (1009 - 1010).
Biografi Abdul Rahman As-Sufi: Ilmuwan Muslim Penulis Buku Astronomi
Selain karya di atas, masih banyak karya as-Sufi yang diilustrasi kembali dengan gaya dan judul yang berbeda sesuai perkembangan zaman. Sebuah teks dan terjemahan kata pengantarnya pernah diterbitkan oleh Caussin de Parceval dengan judul Notices at Extraits, sedangkan oleh H.C.F.C. Schjellerup dengan judul Description des Etoiles Fixes par Abd al-Rahman as-Sufi (St. Petersburg, 1874). Pada tahun 1953, naskah yang sama diterbitkan dalam bahasa Arab, setelah manuskripnya yang berada di Paris disunting terlebih dahulu oleh M. Nazamuddin.

As-Sufi juga pernah menulis sebuah buku pegangan tentang astronomi dan astrologi, serta sebuah risalah tentang astrolobe. Selain menulis, as-Sufi juga pernah membuat sebuah peta bumi dari bahan perak. Ia mempersembahkan peta ini untuk Raja Adud al-Dawla. Kini, peta tersebut tersimpan di Perpustakaan Istana Dinasti Fatima di Kairo.

Abdul Rahman as-Sufi meninggal dunia pada tahun 986 (376 H).

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Minggu, 14 Oktober 2012

Biografi Ibnu Miskawaih: Pendiri Filsafat Akhlak

Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya'qub Ibnu Miskawaih. Ia lahir pada tahun 320 H/932 M. di Rayy, dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 Shafar tahun 412 H/16 Februari 1030 M. Ibnu Miskawaih hidup pada masa pemerintahan dinasti Buwaihi (320 - 450 H/932 - 1062 M) yang sebagian besar pemukanya bermazhab Syiah.

Dari segi latar belakang pendidikannya, tidak dijumpai data sejarah yang rinci. Namun dijumpai keterangan bahwa ia mempelajari sejarah dari Abu Bakr Ahmad Ibnu Kamil al-Qadi; mempelajari filsafat dari Ibnu al-Akhmar, dan mempelajari kimia dari Abu Thayyib.

Dalam bidang pekerjaan, tercatat bahwa pekerjaan utama Ibnu Miskawaih adalah bendaharawan, sekretaris, pustakawan dan pendidik anak para pemuka dinasti Buwaihi. Selain akrab dengan penguasa, ia juga banyak bergaul dengan para ilmuwan seperti Abu Hayyan at-Tauhidi, Yahya Ibnu 'Adi dan Ibnu Sina. Selain itu Ibnu Miskawaih juga dikenal sebagai sejarawan besar yang kemasyhurannya melebihi pendahulunya, At-Thabari (wafat 310 H/923 M). Selanjutnya ia juga dikenal sebagai dokter, penyair, dan ahli bahasa. Keahlian Ibnu Miskawaih dalam berbagai bidang ilmu tersebut antara lain dibuktikan dengan karya tulisnya berupa buku dan artikel.
Biografi Ibnu Miskawaih: Pendiri Filsafat Akhlak
Jumlah buku dan artikel yang berhasil ditulis oleh Ibnu Miskawaih ada 41 buah. Menurut Ahmad Amin, semua karya Ibnu Miskawaih tersebut tidak luput dari kepentingan filsafat akhlak. Sehubungan dengan itu tidak mengherankan jika Ibnu Miskawaih selanjutnya dikenal sebagai moralis. Di antara karya tulisnya adalah Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam, Risalah fi at-Thabi'at, Risalah fi Jaubar an-Nafs, Maqalat an-Nafs wa al-'Aql, Fi Isbat as-Shuwar al-Ruhaniyat allati la Yabula Lama, min Kitab al-'Aql wa al-Ma'qul, Ta'rif li Miskawaih Yumayyizu bihi bain ad-Dahr wa az-Zaman, Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A'raq dan Risalah fi Jawab fi Su'ali li 'Ali ibn Miskawaih Ila Abi Hayyan as-Shauli fi Haqiqat al-'Adl.

Oleh sebab itu, Ibnu Miskawaih merupakan seorang intelektual muslim pertama di bidang filsafat akhlak. Kehaliannya dalam bidang akhlak tersebut pun mempengaruhi konsep pendidikan yang dicetusnya.

Sumber: Buku Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam
selengkapnya...

Kamis, 11 Oktober 2012

Biografi Sofia Kovalevskaya: Matematikawan Wanita Rusia

Sofia Kovalevskaya (15/01/1850 - 10/02/1891) dilahirkan di Moskow. Keluarganya merupakan bagian dari bangsawan Rusia. Sejak kecil ia tertarik pada bidang matematika, dan pada usianya yang ke-11, dinding kamarnya dipenuhi dengan catatan-catatan kalkulus. Ketika ia berusia 14 tahun, seorang tetangganya memberikan keluarga Sofia sebuah buku fisika. Sofia sangat tertarik untuk membaca buku itu dan mencoba untuk memahami semua rumus-rumus dengan menarik kesimpulan rumus-rumus itu dari prinsip-prinsip dasar. Penulis buku fisika itu merasa terkesan dan menyuruh ayah Sofia lebih mendukung Sofia belajar matematika.

Sofia ingin melanjutkan pendidikannya ke universitas, akan tetapi perempuan tidak diijinkan untuk masuk ke universitas di Rusia pada saat itu. Apalagi saat itu Sofia belum menikah. Peraturan pada masa itu di Rusia adalah perempuan muda yang belum menikah tidak diperbolehkan untuk keluar sendirian. Akhirnya ia menikahi Vladimir Kovalevsky pada tahun 1868 untuk memenuhi keinginannya belajar di universitas. Tidak lama setelah itu, ia pergi ke Jerman dan menjadi mahasiswa di Universitas Heidelberg.

Pada tahun 1870, Sofia bertemu dengan Karl Weierstrass yang merupakan salah satu ilmuwan matematika terkenal pada waktu itu. Karl memberikan tugas kepada Sofia untuk mengerjakan sekumpulan soal. Dari sinilah Karl mengetahui bahwa kemampuan matematika Sofia sangat hebat. Sofia belajar bersama Karl di Berlin selama 4 tahun dan mendapat gelar PhD pada tahun 1874. Kemudian Sofia pulang kembali ke Rusia. Pada tahun 1878, ia melahirkan seorang anak perempuan bernama Fufa. Pada tahun 1883, Sofia kembali ke Berlin tetapi kemudian ia menerima kabar buruk bahwa suaminya, Vladimir, telah melakukan bunuh diri.
Biografi Sofia Kovalevskaya: Matematikawan Wanita Rusia
Pada akhir tahun 1884, Sofia menerima undangan untuk memberi kuliah di Universitas Stockholm. Setelah 5 tahun Sofia mengajar di sana, ia diangkat menjadi Kepala Departemen Matematika. Hanya dua wanita lain, yaitu ahli fisika Laura Basai dan ahli matematika Maria Agnesi yang pernah berhasil bertahan pada posisinya di universitas di Eropa.

Pada malam natal tahun 1888, Sofia memenangkan Prix Bordin yang terkenal. Tim penilai memilih lembar jawaban Sofia dan menyatakan Sofia sebagai pemenang. Tim penilai juga menaikkan hadiah uang dari 3000 franc menjadi 5000 franc, "dikarenakan pekerjaan yang sungguh luar biasa ini yang telah mengubah masalahnya menjadi fisika matematika." Banyak orang terkejut ketika diumumkan bahwa pemenangnya adalah seorang perempuan. Dua tahun kemudian, Sofia meninggal dunia karena komplikasi influensa oleh bakteri pnuemonia.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Rabu, 10 Oktober 2012

Biografi Ibnu Bajjah: Membangun Filsafat Berdasarkan Matematika

Nama lengkap Ibnu Bajjah adalah Abu Bakr Muhammad Ibnu Yahya bin as-Sa’igh at-Tujibi as-Sarakusti, tapi ia lebih populer dengan nama Ibnu Bajjah atau Ibnu Saligh. Di Barat, Ibnu Bajjah dikenal dengan nama Avempace, Avenpace, atau Aben Pace.

Ibnu Bajjah adalah salah seorang filosof muslim Arab terbesar dari Spanyol. Ia lahir pada tahun 1802 di Saragosa, Spanyol, sebagai anak dari seorang pandai emas. Meskipun demikian, beberapa sejarawan Barat mengatakan bahwa nenek moyang Ibnu Bajjah adalah seorang Yahudi. Ibnu Bajjah menghabiskan masa kanak-kanak dan mudanya di kota kelahirannya.

Ibnu Bajjah adalah filosof muslim pertama yang memisahkan antara agama dan filsafat. Meskipun begitu, Ibnu Bajjah tidak menolak agama. Sebaliknya, ia justru menempatkan agama sebagai sesuatu yang dapat dipahami secara rasional. Dalam filsafatnya, Ibnu Bajjah mengemukakan hakikat kebenaran, kebahagiaan hidup terbesar, dan cara memperoleh kebahagiaan itu melalui kegiatan yang melibatkan akal pikiran. Dasar filsafat yang dipelajari Ibnu Bajjah adalah ilmu matematika dan ilmu alam. Metode filsafat Ibnu Bajjah mirip dengan metode yang dikembangkan oleh Immanuel Kant di kemudian hari.
Biografi Ibnu Bajjah: Membangun Filsafat Berdasarkan Matematika
Dalam bidang filsafat, kemampuan Ibnu Bajjah bisa disetarakan dengan al-Farabi dan Aristoteles. Ia mengemukakan sebuah gagasan filsafat ketuhanan yang menyatakan bahwa manusia boleh berhubungan dengan akal pikiran melalui perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi manusia. Menurut Ibnu Bajjah, cara manusia mendekati Tuhan tidak harus melalui amalan tasawuf, seperti yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali, melainkan bisa juga dilakukan melalui amalan berpikir. Dengan ilmu dan amalan berpikir, segala keutamaan dan perbuatan moral dapat diarahkan untuk memimpin dan menguasai jiwa. Usaha ini dapat menghilangkan sifat hewaniah yang bersarang dalam hati dan diri seorang manusia.

Berdasarkan pendapat tersebut, Ibnu Bajjah berharap agar setiap manusia selalu berusaha berhubungan dengan alam, baik dilakukan bersama masyarakat sekitarnya atau pun terpisah. Jika orang tersebut berada di tengah-tengah masyarakat yang tidak baik, sebaiknya ia menyepi dan menyendiri. Pandangan filsafat Ibnu Bajjah ini banyak dipengaruhi oleh ide al-Farabi. Ibnu Bajjah menulis pandangannya tersebut dalam Risalah al-Wida dan Tadbir al-Muttawwahid. Secara umum, kedua buku tersebut merupakan pembelaan atas karya al-Farabi dan Ibnu Sina.

Ibnu Bajjah juga menulis sebuah buku yang berjudul al-Nafs. Buku ini membicarakan persoalan yang berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani. Sehubungan dengan itu, Ibnu Bajjah banyak membuat ulasan atas karya Aristoteles dan Galen.

Ibnu Bajjah meninggal dunia pada tahun 1138.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Senin, 08 Oktober 2012

Biografi Buya Hamka: Ulama Otodidak

Hamka (1908 – 1981) adalah akronim dari Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik, dan penulis Indonesia yang terkenal di nusantara. Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat. Ayahnya bernama Syekh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenal sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau. Belakangan, Hamka mendapat sebutan Buya, panggilan untuk orang Minang yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau hingga kelas dua. Ketika berusia 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatra Thawalib di Padang Panjang. Di sana, ia mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pelajaran agama dari ulama terkenal, seperti Syekh Ibrahim Musa, Syekh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Pada 1927, Hamka bekerja sebagai guru agama di Perkebunan Tebing Tinggi, Medan. Lalu, pada 1929 ia menjadi guru agama di Padang Panjang. Kemudian, ia dilantik menjadi dosen Universitas Islam Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Padang Panjang dari tahun 1957 – 1958. Setelah itu, ia diangkat menjadi Rektor Perguruan Tinggi Islam Jakarta dan Profesor Universitas Mustopo, Jakarta.

Sejak 1951 hingga 1960, ia diangkat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia. Namun, ia meletakkan jabatan itu. Ketika itu, Soekarno menyuruh ia untuk memilih menjadi pegawai negeri atau aktif dalam Masyumi.

Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai ilmu pengetahuan, baik dari sisi Islam maupun Barat. Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, ia mampu meneliti karya ulama dan pujangga besar di Timur Tengah, Misalnya, Zaki Mubarak, Jurji Zaidan, Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti, dan Husain Haikal. Melalui bahasa Arab juga, ia meneliti karya sarjana Perancis, Inggris, dan Jerman. Misalnya, Albert Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Marx, dan Pierre Loti. Ia juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta. Misalnya, HOS. Tjokroaminoto, Raden Mas Surjopranoto, Haji Fachrudin, Ar Sutan Mansur, dan Ki Bagus Hadikusumo.

Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui oraganisasi Muhammadiyah. Ia mengikuti pendidikan Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk melawan khurafat, bid’ah, tarekat, dan kebatinan sesat di Padang Panjang.
Biografi Buya Hamka: Ulama Otodidak
Tahun 1928, ia menjadi Ketua Cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah. Dua tahun kemudian, ia menjadi konsultan Muhammadiyah di Makassar. Kemudian, ia juga terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat oleh Konferensi Muhammadiyah. Ia menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada 1946.

Pada tahun 1947, Hamka diangkat menjadi Ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Pada 1953, Hamka terpilih sebagai Penasihat Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Namun, pada 1981 ia meletakkan jabatan tersebut karena nasihatnya tidak dipedulikan oleh pemerintah Indonesia.

Dari 1964 hingga 1966, Hamka selalu dipenjarakan oleh Presiden Soekarno. Ia dituduh pro-Malaysia. Selama di penjara, ia menulis Tafsir Al-Azhar yang merupakan karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, ia diangkat sebagai anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia, dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.

Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik. Hamka juga seorang wartawan, penulis, dan editor. Sejak 1920-an, ia menjadi wartawan beberapa surat kabar, seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang Islam, dan Seruan Muhammadiyah. Pada 1928, ia menjadi editor majalah Kemajuan Masyarakat. Pada 1932, ia menerbitkan majalah Al-Mahdi di Makasar. Ia juga pernah menjadi editor majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat, dan Gema Islam.

Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif, seperti novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya adalah Tafsir Al-Azhar (5 jilid). Di antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks sastra di Malaysia dan Singapura adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, Di Bawah Lindungan Ka’bah, dan Merantau ke Deli.

Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan antarabangsa, seperti kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas Al-Azhar pada 1958, Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia pada 1974, dan gelar Datuk Indono dan Pangeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.

Hamka wafat pada 24 Juli 1981. Jasa dan pengaruh Hamka masih tersisa hingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia bukan saja diterima sebagai tokoh, ulama, sastrawan di tanah kelahirannya. Jasa Hamka juga dikenal di Malaysia dan Singapura.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 04 Oktober 2012

Biografi Neils Bohr: Fisikawan dan Perumus Teori Bangun Atom

Neils Bohr, ahli fisika Denmark, merumuskan teori bangun atom yang revolusioner. Ini menjadikannya salah seorang ilmuwan terkemuka di abad ini. Ia lahir dalam keluarga ilmuwan berotak cemerlang di Kopenhagen. Sewaktu sekolah ia sudah sangat menguasai ilmu fisika. Setelah mencapai gelar doktornya pada tahun 1911, Bohr bekerja di Inggris. Mula-mula dengan J.J. Thomson di Laboratorium Cavendish, kemudian pada tahun 1912 dengan Rutherford di Universitas Manchester.

Kelompok Rutherford saat itu baru saja memperlihatkan beberapa percobaan yang kemudian menghasilkan konsep tentang atom.

Menurut konsep Rutherford, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Sedang menurut teori klasik, elektron yang bergerak seperti itu akan memancarkan radiasi yang menyebabkan mereka kehilangan energi hingga lama-kelamaan akan semakin dekat jatuh ke inti. Ternyata hal itu tidak terjadi.

Untuk menerangkan hal itu, Bohr mengajukan suatu teori yang berani dan langkah ini kemudian akan menentukan semua pemikiran yang lebih lanjut tentang atom. Ia menghubungkan apa yang terjadi pada atom dengan penemuan pada tahun 1900 oleh Max Planck bahwa energi itu tidaklah langgeng dan terus-menerus, melainkan dalam beberapa satuan atau quanta. Bohr menyatakan bahwa elektron bisa mengorbiti inti atom tanpa memancarkan energi, tetapi hanya orbit-orbit tertentu saja yang memungkinkan hal itu.

Setiap orbit bergantung pada status energi yang berbeda. Sebuah elektron akan memancarkan atau menyerap energi satu quantum energi hanya jika elektron itu meloncati daerah antara satu orbit atau status energi ke orbit lainnya.

Teori itu menerangkan kehadiran garis-garis gelap aneh yang menyilangi spektrum objek cemerlang pada panjang gelombang tertentu. Para ilmuwan menamakan garis-garis ini garis-garis Fraunhofer, tetapi mereka tidak bisa menerangkan bagaimana garis-garis itu terjadi. Yang menarik dari garis-garis itu adalah yang disebut rangkaian Balmer yang dipancarkan atau diserap oleh atom-atom hidrogen. Pada tahun 1885, ahli matematika Swiss, Johan Jacob Balmer menemukan bahwa panjang gelombang mengikuti suatu deret hitung sederhana. Bohr membuktikan bahwa frekuensi dari radiasi yang diserap atau dipancarkan sebanding dengan perbedaan energi antara orbit-orbit elektron.
Biografi Neils Bohr: Fisikawan dan Perumus Teori Bangun Atom
Pemikiran ini mengawali sifat kuantum materi. Teori atom Bohr kemudian disempurnakan oleh ilmuwan lain. Penyempurnaan terjadi ketika ditemukan orbit-orbit yang berbentuk elips, orbit yang bidangnya membentuk sudut yang berbeda, dan kemudian konsep bahwa elektron tidak sebagai partikel tetapi sebagai gelombang. Bohr menerima Hadiah Nobel untuk fisika pada tahun 1922.

Bohr kembali ke Universitas Kopanhagen pada tahun 1916 sebagai profesor. Pada tahun 1920 sebuah Institut Teori Fisika didirikan khusus untuknya di universitas itu. Ia mulai beranggapan inti atom sebagai tetesan cairan yang akan menyerap partikel jika ditembaki dan memancarkan kembali partikel lain. Jika inti termasuk berat maka inti itu akan terbelah.

Pada tahun 1938, ahli Fisika Jerman, Otto Hahn dan Fritz Strassmann, membelah uranium dengan cara itu. (Hahn menerima Hadiah Nobel pada tahun 1944). Lise Meitner dan Otto Frisch, yang terpaksa meninggalkan negaranya karena tekanan Hitler, menamakan proses tersebut fision. Bohr menerima berita tentang perkembangan tersebut pada tahun 1939, saat ia akan berangkat ke Amerika Serikat. Di Princenton, bekerja sama dengan Hohn A. Wheeler, ia menghitung bahwa yang dipecahkan adalah isotop Uranium-235. Penelitian ini diadakan menjelang pecahnya Perang Dunia II mengawali abad energi atom.

Selama perang, Bohr tinggal di Kopenhagen sampai tahun 1943. Ia terancam akan dipenjarakan karena sikap patriotiknya. Ia kemudian melarikan diri bersama keluarganya ke Swedia. Dari Swedia ia terbang ke Inggris untuk kemudian menuju ke Ameria Serikat di mana ia menyumbangkan keahliannya dalam pengembangan bom atom. Namun Bohr sangat khawatir akan penguasaan tenaga pengrusak yang begitu dahsyat itu. Ia mendesak agar semua negara menganut politik pintu terbuka hingga tak ada yang merasa unggul karena memiliki suatu senjata rahasia.

Selama tahun 1950-an, Bohr ikut membantu pembentukan CERN (Pusat Penyelidikan Nuklir Eropa) di Jenewa serta aktif dalam berbagai kegiatan sampai ia meninggal dunia. Pada tahun 1957 Bohr menerima penghargaan atom untuk perdamaian yang pertama.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Selasa, 02 Oktober 2012

Biografi John Dalton: Teori Atom dan Penemu Hukum Tekanan Sebagian

John Dalton (1766 – 1844) adalah seorang ahli kimia dan meteorologi (ilmu tentang udara dan cuaca). Ia terkenal untuk teori atomnya dan Hukum Tekanan Sebagian. Dua teori yang tampaknya sama sekali tidak ada hubungannya ini diperoleh karena kecintaan Dalton pada meteorologi sejak masih anak-anak.

John Dalton lahir pada tanggal 6 September 1766. Ayahnya beragama Quaker. Dia seorang pemintal wol di Eaglesfield, dekat Cokkermout di Cumberland. Dia bersekolah sampai usia 12 tahun kemudian mengajar, mula-mula di sekolah yang dibukanya sendiri lalu di sebuah sekolah di Kendal. Sepanjang hidupnya ia tetap sebagai pemeluk Quaker.

Dari tahun 1787 sampai meninggal dunia, Dalton mencatat laporan cuaca sehari-hari dalam catatan hariannya. Dia menerbitkan buku tentang meteorologi yang terbit tak lama setelah ia meninggalkan Kendal pada tahun 1793. Tahun itu juga ia pergi ke Manchester untuk menjadi guru pada New College. Jabatan ini dipegangnya selama enam tahun. Setelah tiba di Manchester, Dalton menulis selengkapnya tentang gangguan pada matanya. Keluhannya itu jika di zaman modern disebut Daltonisme atau buta warna. Laporannya yang lengkap sangat menarik perhatian kaum ilmuwan. Bagi Dalton, daun hijau tampak berwarna merah dan langit tampak merah muda.

Pada bulan Juni 1800, John Dalton mengundurkan diri dari New College agar bisa memusatkan perhatian pada penelitiannya. Dana untuk kehidupan diperoleh dengan menjadi guru pribadi. Dalton mempunyai kebiasaan yang tak pernah berubah serta sangat teliti dengan pakaiannya. Biasanya ia memakai celana setinggi lutut, kaus kaki abu-abu, sepatu dengan ikat pinggang, kerah kemeja putih dan membawa tongkat tangan kepala emas. Setiap hari, kecuali Minggu dan Kamis, Dalton bekerja di laboratorium dari jam delapan pagi sampai sembilan malam. Kamis sore dia main bowling di rumah makan “Anjing dan burung Cartridge”. Sehabis bekerja dia makan malam, kemudian mengisap pipa dan berbincang-bincang dengan keluarga Johns, keluarga yang rumahnya ia sewa. Dalton seorang pendiam, tidak suka pamer, dan tidak menikah.

Kecintaannya kepada meteorologi membuatnya mengadakan percobaan dengan air dan gas. Pada tahun 1801 ia membaca makalah di hadapan sekelompok sastrawan dan ahli filsafat Manchester, yang kelak di tahun 1817 dia menjadi ketuanya. Dalam salah satu makalah, Dalton mengumumkan tentang Hukum Tekanan Sebagian.
Biografi John Dalton: Teori Atom dan Penemu Hukum Tekanan Sebagian
Pada ulang tahunnya yang ke-37, Dalton menulis di buku hariannya tentang daftar berat atom. Dalam beberapa halaman ditulis tentang teori atomnya. Banyak keterangan yang simpang siur tentang cara Dalton sampai pada kesimpulannya itu, tetapi kemungkinan besar teori tersebut didasarkan pada kemampuan bercampur dari gas-gas itu. Catatan Dalton dan dokumen-dokumennya yang lain hancur pada Perang Dunia II. Untung semuanya telah dipelajari dengan saksama oleh para peneliti. Dalton tidak langsung menerbitkan teorinya, tetapi mengatakannya pada seorang ahli kimia lain, Thomas Thomson, yang menulis hukum itu pada buku yang diterbitkan kemudian. Tahun berikutnya Dalton menjelaskan teori atom tersebut dalam bukunya sendiri. Sistem baru dalam Filsafat Kimia, dengan menggunakan lambang kimia buatannya sendiri pula. Dalil-dalil utama adalah sebagai berikut: Semua zat terdiri atas atom yang tak bisa dibagi lagi; semua atom dari suatu unsur sama dalam berat serta sifatnya; unsur yang berbeda memiliki atom yang berbeda jenisnya dan berbeda beratnya; atom tidak bisa dihancurkan dan hanya mengubah susunan dalam suatu reaksi kimia (ini menjadi dasar dari hukum kelipatan bagian).

Teori tersebut membuatnya terkenal. Dia diundang memberi ceramah di pusat-pusat ilmu pengetahuan dan ketika Dalton diundang di Paris banyak sekali ilmuwan Perancis yang menyambutnya. Padanya dipertunjukkan alat untuk menampilkan peristiwa elektromagnetik buatan Ampere. Pada tahun 1822 dia dipilih menjadi anggota Royal Society dan kelak mendapatkan kehormatan sebagai pemegang Medali Kerajaan yang pertama. Akademi Ilmu-Ilmu Perancis juga memilihnya sebagai satu dari delapan anggota kehormatan yang berasal dari luar Perancis. Kehormatan besar itu diterimanya pada tahun 1830.

Kebiasaan sehari-hari Dalton tidak berubah karena segala kehormatan itu. Dia menerbitkan lagi beberapa tulisan tentang kimia dan meteorologi serta menerbitkan kembali buku meteorologinya. Sakit berat pertama yang diderita Dalton terjadi pada tahun 1837 saat dia menderita serangan kelumpuhan. Pada bulan Mei 1844 dia mendapat serangan pendarahan pembuluh darah. Pada tanggal 27 Juli 1844 dia meninggal dunia di tempat tidurnya, setelah menuliskan laporan cuaca di buku hariannya. Empat puluh ribu orang memberi penghormatan terakhir pada jenazahnya dan seratus kendaraan mengiringi jenazah tersebut ke pemakaman.

Menurutnya, dia bukanlah orang berotak cemerlang. Apa yang dicapainya hanyalah berkat ketekunannya saja. Catatan sekolahnya membuktikan hal itu. Dia menerbitkan sekitar 140 karya tulis, tetapi hanya sedikit sekali yang diingat orang.

Hanya teori atomnya yang betul-betul gemilang. Sekitar tahun 1800 muncul berbagai teori tentang reaksi kimia. Dengan cara yang sederhana, teori atom Dalton merangkum semuanya serta membuka jalan untuk menemukan teori lainnya. Dalam hal itulah Dalton sangat dikenal orang. Sebuah patung untuk dirinya didirikan di Manchester.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi: 2012 | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!