Senin, 29 Juli 2013

Biografi Ibnu Al-Khatib: Dokter dan Politikus Andal

Nama lengkap Ibnu al-Khatib adalah Muhammad bin Utsman Ibnu al-Khatib. Ia lahir pada tahun 713 H. Sejak kecil, al-Khatib sudah akrab dengan ilmu pengetahuan.

Ada suatu peristiwa yang membuat nama al-Khatib terkenal. Saat itu, wabah Demam Hitam (Black Fever) yang merenggut ribuan nyawa sedang menjangkit Eropa. Para rahib Nasrani mengatakan bahwa wabah tersebut adalah penyakit kutukan. Namun, al-Khatib justru tertarik untuk menelusuri dan menelitinya dengan cermat, hingga akhirnya ia menyimpulkan bahwa korban Demam Hitam adalah mereka yang tubuhnya dipenuhi daki karena tidak pernah memakai sabun ketika mandi. Sehubungan dengan hal itu, para tabib Muslim lalu membagikan bahan pembersih tubuh (sabun), yang ketika itu belum dikenal di Eropa, secara gratis kepada masyarakat. Orang Eropa pun menyebutnya "soap", yang sesungguhnya berasal dari bahasa Arab "suf" yang berarti pembersih.

Ibnu al-Khatib adalah seorang dokter sejarah, politikus, pengarang, dan penyair Andalusia. Ia banyak mengarang buku sejarah yang bernuansa Spanyol dan Maroko. Selain itu, ia juga mengarang sejumlah buku catatan perjalanan dan makalah sastra. Sebagai penulis, namanya sangat terkenal disebabkan gaya bahasanya yang bagus dan pembaruannya di bidang bahasa.

Salah satu karya penting Ibnu al-Khatib di bidang kedokteran adalah sebuah buku tentang panyakit sampar. Kelebihan buku ini terletak pada keberanian si penulis memberikan argumentasi yang memuaskan sebagai pembelaan atas pemikiran yang berlawanan dengannya. Teori kedokteran yang dikemukakan Ibnu Khatib dalam buku tersebut bertentangan dengan hadits Nabi. Ia berkatan bahwa seorang Muslim harus memiliki prinsip jika bukti yang diambil dari hadits harus diluruskan atau jika apa yang disampaikan oleh hadits tersebut bertentangan dengan bukti yang terlihat oleh indra. Lewat karyanya tersebut, Ibnu al-Khatib telah memberikan bukti kebebasan berpendapat.

Keberanian Ibnu al-Khatib lainnya terlihat ketika ia menulis sebuah risalah kedokteran yang berjudul Amal man Thabba Liman Habba. Dalam risalah itu, ia menggugurkan berbagai persoalan khilafiyah hingga batas yang sangat jauh. Misalnya, keputusannya untuk memberi obat penguat ingatan kaarena sebab-sebab sosial menggunakan khamer untuk tujuan kedokteran.

Biografi Ibnu Al-Khatib: Dokter dan Politikus Andal

Selain menulis karya kedokteran, Ibnu al-Khatib juga menulis sejumlah karya sejarah, geografi, syair, sastra, tasawuf, dan filsafat. Karyanya yang paling penting dalam sejarah adalah al-Ihalah fi Ahbar Garnalah, sebuah ensiklopedi riwayat hidup para ilmuwan Andalusia secara umum. Buku ini menjadi rujukan Islam paling penting tentang kerajaan Granada dalam hal sejarah para tokoh, sastra, dan peradabannya. Ibnu al-Khatib juga memasukkan riwayat hidupnya sendiri secara lengkap dalam buku itu.

Ibnu a-Khatib adalah penulis dan penyair besar Andalusia. Semua itu tercermin dari karya-karyanya yang kaya ide dan wawasan. Sebagai seorang penyair, gaya bahasanya sangat indah sehingga sulit ditandingi oleh para penyair Andalusia lain pada masa itu. Adapun dalam bidang prosa, Ibnu al-Khatib mengkhususkan diri menulis prosa seputar masalah politik dan surat-surat diplomasi, yang pernah ditulisnya mewakili sang sultan untuk raja-raja di Spanyol dan para sultan di Maroko dan sebuah buku yang berjudul Rayhanah al-Kuttab. Kelebihan buku ini adalah bahasanya yang enak dibaca dan kalimatnya yang singkat. Melalui Rayhanah al-Kuttab kepiawaian Ibnu al-Khatib dalam bidang politik terlihat jelas, pun wawasannya yang jauh ke depan. Ia melihat Andalusia kelak akan hancur karena perbuatannya sendiri. Pada akhirnya, negara tersebut memang hancur oleh hawa nafsu dan fitnah.

Dalam bukunya yang terkenal, Nafth al-Thayyib, al-Maqri al-Til Matsani mengulas tentang sosok Ibnu al-Khatib, syair, dan prosanya yang mengagumkan. Ulasan tersebut ditulisnya dalam dua jilid Nafth al-Thayyibb dari sepuluh jilid yang ada.

Ibnu al-Khatib wafat pada tahun 776 H di Andalusia.

Sumber: Buku Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Selasa, 04 Juni 2013

Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia

Biografi Ir. Soekarno- Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan Proklamasi, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.

Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia

Berikut Biodata Ir. Soekarno
Nama lahir : Koesno Sosrodihardjo
Nama lengkap : Dr. Ir. Soekarno (bacaan: Sukarno)
Nama akrab : Bung Karno / Pak Karno
Agama : Islam
Tempat & Tgl lahir : Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901
Tempat & Tgl meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : - Oetari (1921–1923)
        - Inggit Garnasih (1923–1943)
        - Fatmawati (1943–1956)
        - Hartini (1952–1970)
        - Kartini Manoppo (1959–1968)
        - Ratna Sari Dewi (1962–1970)
        - Haryati (1963–1966)
        - Yurike Sanger (1964–1968)
        - Heldy Djafar (1966–1969)
Anak : - Guntur Soekarnoputra
           - Megawati Soekarnoputri
           - Rachmawati Soekarnoputri
           - Sukmawati Soekarnoputri
           - Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
           - Taufan Soekarnoputra
           - Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
           - Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
           - Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi)
Profesi : Insinyur , Politikus
Kebangsaan : Indonesia
Zodiak : Gemini

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi IT. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda  memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. 

Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. Saat dipindahkan ke penjara Sukamiskin, pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat.

Dia dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno agar tidak mendapat informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan 'elite'. Kelompok tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang terlibat korupsi, penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan mereka tidak nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas perjuangan kemerdekaan. Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan, cuaca, dan hal-hal yang tidak penting. Beberapa bulan pertama menjadi tahanan di Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris putus sama sekali. Tapi sebenarnya, ada berbagai cara dan akal yang dilakukan Soekarno untuk tetap mendapat informasi dari luar.

Hal itu terjadi saat pihak penjara membolehkan Soekarno menerima kiriman makanan dan telur dari luar. Telur yang merupakan barang dagangan Inggit itu selalu diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima Bung Karno. Seperti yang dituturkan Ibu Wardoyo yang dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antarkota tahun 1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara. Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa menduga-duga saja kabar buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan secara detail.

Seiring berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit kemudian menemukan cara yang lebih canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya masih sama, telur. Namun, telur tersebut telah ditusuk-tusuk dengan jarum halus dan pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung Karno. Satu tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya seorang teman ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran terhadap para aktivis pergerakan kemerdekaan.

Selama menjalani masa hukuman dari Desember 1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno tidak pernah dijenguk oleh kedua orangtuanya yang berada Blitar. Menurut Ibu Wardoyo, orang tua mereka Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai tidak sanggup melihat anak yang mereka banggakan itu berada di tempat hina yakni penjara dan dalam posisi yang tidak berdaya.

Apalagi, saat di Sukamiskin, menurut Ibu Wardoyo, kondisi Soekarno demikian kurus dan hitam. Namun Bung Karno beralasan, dia sengaja membuat kulitnya menjadi hitam dengan bekerja dan bergerak di bawah terik matahari untuk memanaskan tulang-tulangnya. Sebab di dalam sel tidak ada sinar matahari, lembab, gelap, dan dingin. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Kiprah Politik Presiden Ir. Soekarno

A. Masa pergerakan nasional

Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

B. Masa penjajahan Jepang

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.

C. Masa Perang Revolusi

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. 

Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris), meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi semipresidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

D. Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. 

Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).

Pendidikan Ir. Soekarno
  • Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
  • Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
  • Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
  • Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) (1920)
Penghargaan Ir. Soekarno
  • Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).
  • Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).
Kata Kata Bijak Ir. Soekarno
  • Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
  • Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
  • Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
  • Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
  • Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
  • Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan
  • Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
  • Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
  • Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
  • Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
Nah, sekian informasi mengenai Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia. Mudah-mudahan artikel ini dapat menambah pengetahuan Sobat semua.

Sumber : Kumpulan Sejarah
selengkapnya...

Kamis, 25 April 2013

Biografi Abu Al-Qasim Al-Majriti: Ahli Matematika dan Astronomi Muslim

Abu al-Qasim Salmah bin Ahmad al-Majriti lahir pada pertengahan abad X atau tepatnya pada tahun 950 di kota Madrid, Spanyol. Nama panggilannya adalah al-Majriti. Sejak kecil, al-Majriti tertarik mempelajari berbagai disiplin ilmu, terutama matematika dan astronomi. Ia menghabiskan masa kecilnya di Spanyol.

Al-Majriti dikenal sebagai pakar matematika Andalusia. Ia menulis banyak buku tentang ilmu matematika dan teknik. Ia mencoba menggabungkan matematika, teknik, dan astronomi dalam sebuah buku yang membahas tentang alat pengukur ketinggian benda langit yang berjudul Astrolabe.

Selain pakar matematika, al-Majriti mempunyai ketertarikan yang luar biasa pada ilmu perbintangan. Al-Majriti berpendapat bahwa ilmu astronomi akan membuat manusia memahami peredaran planet dan bintang. Sehubungan dengan itu, al-Majriti banyak melakukan penelitian dan pengamatan terhadap benda-benda langit. Seperti ilmuwan lain pada masa itu, al-Majriti juga tertarik mempelajari beberapa buku karangan para ilmuwan sebelumnya, termasuk ilmuwan Yunani.

Setelah melakukan sejumlah penetilian, al-Majriti mengkaji buku Almagest karya Ptolomeus yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Ia lalu memberi komentar dan penjelasan terhadap buku tersebut. Sejumlah koreksi yang diberikan al-Majriti terhadap naskah perbintangan Yunani itu sangat teliti.

Al-Majriti juga memiliki keahlian dan kemampuan membuat jadwal waktu dan perbintangan. Adapun perhitungan yang dikaji al-Majriti terkait dengan jadwal waktu sholat, tahun baru Islam, awal bulan Ramadhan, dan lain-lain. Prestasi al-Majriti dalam ilmu astronomi adalah ia mengoreksi kalender buatan al-Khwarizmi.

Meskipun namanya dikenal sebagai seorang ilmuwan, tapi al-Majriti juga mempelajari sejarah klasik, arkeologi, dan kehidupan sosial masyarakat dengan serius. Ia tertarik meneliti masalah masyarakat di sekitarnya. Sebagai bentuk kepeduliannya, khususnya di bidang pendidikan, al-Majriti membangun sebuah sekolah besar, yang kemudian menjadi pusat keilmuwan, al-Zahrawi, seorang dokter ahli bedah Arab adalah bekas murid di sekolah tersebut. Ketika masih menjadi murid, al-Zahrawi mendapat bantuan berupa sejumlah alat kedokteran dari al-Majriti. Selain al-Zahrawi, al-Majriti juga mempunyai sejumlah murid yang hebat, seperti Ibnu Khaldun. Al-Majriti adalah seorang ilmuwan yang sangat mendukung para intelektual muda mempelajari ilmu modern demi kemajuan sesama manusia.
Biografi Abu Al-Qasim Al-Majriti: Ahli Matematika dan Astronomi Muslim
Selain bidang pendidikan, bidang lain yang juga menarik perhatian al-Majriti adalah ekologi atau ilmu tentang lingkungan. Al-Majriti sangat peduli terhadap alam semesta dan kelestariannya. Ia mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dan menulis buku tentang lingkungan hidup.

Al-Majriti juga mengkaji ilmu kimia. Salah satu karyanya di bidang ini adalah Rutbatul Hkm fil Kimiyya. Buku tersebut menjadi referensi paling penting tentang sejarah kimia Andalusia. Tulisan lainnya adalah Ghayatul Hakim fis Simiyya, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad XIII dan langsung terkenal di Eropa. Para ilmuwan Arab dan Eropa menyebut kehebatan al-Majriti sejajar dengan al-Razi dan Ibnu Sina. Namun, masing-masing mempunyai kemampuan khusus sendiri.

Di kemudian hari, sebuah buku berjudul at-Tashrif bin Matsabatil Mausu'atil Ilmiyyah dijadikan tolok ukur kesuksesan al-Majriti. Setelah mendedikasikan diri di dunia ilmu pengetahuan selama bertahun-tahun, al-Majriti menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1007 (397 H).
selengkapnya...

Rabu, 17 April 2013

Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju

Johannes van der Waals lahir pada 23 November 1823 di Leiden, Belanda. Beliau anak laki-laki dari pasangan suami-istri Jacobus van der Waals dan Elizabeth van der Burg. Setelah menamatkan pendidikan dasar di kota kelahirannya, van der Waals menjadi guru sekolah dasar. Walaupun beliau tidak mempunyai pengetahuan tentang bahasa Romawi dan Yunani, van der Waals berhasil lulus dalam ujian saringan masuk sekaligus melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden dari tahun 1864 sampai dengan 1865. Di Universitas Leiden ini van der Waals memperoleh ijazah mengajar matematika dan fisika.

Pada tahun 1864, beliau diangkat menjadi guru sekolah menengah di Deventer. Pada 1856, van der Waals pindah ke The Haque. Di sana mula-mula beliau bekerja sebagai guru dan akhirnya menjadi direktur salah satu sekolah menengah di sekolah tersebut.

Pada umur 36 tahun, van der Waals memperoleh gelar dokter dengan tesisnya yang berjudul Over de Continuiteit van der baren Vloeistoestond (On The Continuity of The Gas and Liquid State).
Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju
Tahun 1876, van der Waals memperoleh gelar profesor bidang fisika di Universitas Amsterdam. Pada 1913, van der Waals menerima hadiah Nobel atas penelitiannya mengenai suhu rendah dan keberhasilannya membuat helium cair. Selain hadiah Nobel, van der Waals pun memperoleh beberapa penghargaan lainnya, di antaranya: doktor kehormatan dari Universitas Cambridge, Anggota kehormatan Imperial Society of Naturalist of Morrow, The Royal Irish Academy dan The American Philosophical Society, anggota luar biasa The Royal Academy of Sciener Belgia. Van der Waals juga meneliti interaksi antarmolekul. Untuk menghargai jasanya, gaya antarmolekul itu diberi nama gaya van der Waals.

Van der Waals yang mempunyai hobi berjalan kaki dan membaca ini, meninggal dunia di Amsterdam pada 8 Maret 1923. Namun, hingga kini ilmunya tetap bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
selengkapnya...

Selasa, 02 April 2013

Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro

Amedeo Avogadro (1776-1856) bergelar Count, gelar kebangsawanan yang cukup tinggi. Ia dilahirkan di Turin, Italia. Sudah menjadi tradisi dalam keluarganya bahwa setiap anggota harus menjadi ahli hukum. Karenanya, walaupun sesungguhnya lebih tertarik pada ilmu fisika, ia juga belajar ilmu hukum dan lulus pada tahun 1796, serta bekerja sebagai pengacara untuk waktu yang lama.

Penelitian di bidang fisika dilakukan secara sungguh-sungguh pada tahun 1800 dan kemudian menjadi guru besar fisika di Vercelly pada tahun 1809. Di sana juga ia kemudian menampilkan hipotesisnya yang terkenal tentang isi gas sempurna. Pada tahun 1820 sampai 1850 ia menjadi kepala bagian fisika di Universitas Turin dan banyak mengadakan penyelidikan tentang sifat listrik berbagai zat. Ia juga meneliti adanya pemuaian akibat panas serta berbagai jenis perambatan panas.

Dari karya-karya Avogadro yang diterbitkan, yang paling penting adalah buku teks ilmu fisika berjumlah empat jilid dengan judul Fisika Deicorpi Panderabili yang terbit antara tahun 1837-1841.

Keterkenalan Avogadro terletak pada dalil yang dikemukakannya bahwa gas apa saja yang mempunyai isi, temperatur, dan tekanan sama akan memiliki jumlah molekul yang sama pula. Hipotesis itu diterbitkan pada tahun 1811 di Journal de Physique, Prancis, tak lama setelah Gay Lussac mengemukakan penemuannya bahwa isi dari beberapa gas yang dicampur berbanding lurus dengan isi masing-masing gas serta isi gas gabungan.

Berdasarkan hipotesis Avogadro dan hukum Gay Lussac itulah, rumus molekul serta berat atom gas-gas bisa ditentukan melalui percobaan. Akan tetapi, hipotesis yang diajukan Avogadro tak banyak menarik perhatian orang karena kurang didukung oleh bukti-bukti percobaan.

Selain mengemukakan dalil di atas, Avogadro juga menyatakan bahwa gas-gas sederhana, misalnya hidrogen dan oksigen, bisa berbentuk molekul-molekul yang hanya terdiri atas dua atom dan bukannya satu. Pernyataan tersebut bertentangan dengan teori atom tak terpisahkan dari John Dalton. Walaupun demikian, Avogadro terus saja menerbitkan baik hasil penyelidikannya tentang hal itu maupun hasil riset kimia lainnya.
Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro
Pembuktian hipotesis Avogadro baru terjadi setelah kematiannya yaitu ketika Stanislao Cannizzaro pada tahun 1860 menampilkan sistem berat atom yang dihitungnya berdasarkan hipotesis Avogadro. Sejak saat itulah hipotesis Avogadro diterima tanpa ragu lagi dan pemikirannya tentang sifat molekul gas sederhana ternyata juga benar.

Hipotesis Avogadro menimbulkan konsep massa gram molekul (massa suatu zat yang sama dengan massa molekulnya dinyatakan dalam gram) dan konsep bilangan Avogadro yang merupakan bilangan jumlah molekul yang dikandung oleh berat gram molekul suatu zat. Bilangan Avogadra itu biasanya disebut L dan belum bisa ditentukan secara tepat sampai tahun 1941 saat R.T Birge menghitung dan menyatakan bahwa angka itu adalah 6,02486 x 1023.

Karena isi dari molekul-molekul itu sendiri, hipotesis Avogadro tidak mutlak berlaku bagi gas-gas nyata. Akan tetapi, perbedaannya sangat kecil, kecuali jika tekanannya tinggi.
selengkapnya...

Jumat, 29 Maret 2013

Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme

Epicurus (341 - 271 SM) lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh dari ajaran Democritos danAristophos.

Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Oleh Epicurus dikemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia). Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia, karena mengalami ketakutan. Sehingga apabila manusia telah dapat menghilangkan ketakutannya itu, niscaya manusia akan memperoleh ketenangan jiwa, yang selanjutnya akan memperoleh kebahagiaan.

Terdapat tiga ketakutan, yaitu:

1. Agar manusia tidak takut terhadap kemarahan dewa. Sesungguhnya tidak beralasan manusia takut terhadap kemarahan dewa, karena dewa mempunyai dunianya sendiri dan manusia mempunyai dunianya sendiri. Jadi, dunia dewa dengan manusia lain.

2. Agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadap kematian, karena kematian itu merupakan akhir suatu kehidupan, dan setelah manusia hidup maka tidak ada kehidupan lagi. Jadi, manusia tidak perlu takut akan kematian.

3. Agar manusia tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia bukan ditentukan oleh dewa. Akan tetapi, ditentukan oleh atom-atom. Dengan demikian, adanya nasib manusia itu tergantung dari gerak atom-atom yang terdapat dalam diri manusia. Maka tidak ada alasan untuk takut terhadap nasib.
Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme
Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus menghilangkan rasa ketakutan: terhadap kemarahan dewa, kematian, dan akan nasib.
selengkapnya...

Kamis, 28 Maret 2013

Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman

Plato (427 - 347 SM) adalah pengikut Socrates yang taat di antara para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.

Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Sebagai orang yang dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan ia mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang bangsawan, bernama Pyrilampes. Sejak anak-anak ia telah mengenal Socrates dan kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.

Pada usia 40 tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah: Akademia. Sekolah tersebut dinamakan Akademis, karena berdekatan dengan kuil Akademos seorang pahlawan Athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun. Ia memberikan pengajaran secara baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, terutama bagi orang-orang yang akan menjadi politikus.

Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal. Pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak tetap atau berubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.

Sebagai contoh, terdapat banyak segi tiga yang bentuknya berlain-lainan menurut pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman, tetapi dalam ide atau pikiran bentuk segi tiga tersebut hanya satu dan tetap, dan ini menurut pengetahuan akal.

Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan "yang umum", tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.

Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya, yaitu:
a). Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b). Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c). Tuhan hanya diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak, dan lain-lain.
d). Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya Plato untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk.
Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika dan teorinya tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being). Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya sebagai makhluk sosial dan kodratnya di dalam polis (negara). Sehingga untuk hidup yang baik, dituntut adanya negara yang baik. Dan sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik.

Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, yaitu:
1). Golongan yang tertinggi, terdiri dari orang-orang yang memerintah (para penjaga, para filsuf).
2). Golongan pembantu, terdiri dari para prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan negara dan menjaga ketaatan para warganya.
3). Golongan rakyat biasa, terdiri dari petani, pedagang, tukang, yang bertugas untuk memikul ekonomi negara.

Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Bentuk pemerintahan harus disesuaikan dengan keadaan yang nyata.

Apabila suatu negara telah mempunyai Undang-Undang Dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah monarki. Bentuk pemerintahan yang aristokrasi dianggap kurang tepat dan sedangkan bentuk pemerintahan yang terburuk adalah demokrasi. Sedangkan apabila suatu negara belum mempunyai Undang-Undang Dasar maka bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi, dan yang paling buruk adalah monarki, konsep tentang negara ini tertera dalam Politeia (Tata Negara).
selengkapnya...

Rabu, 27 Maret 2013

Biografi Socrates: Ajaran Moral

Socrates (469 - 399 SM), tidak banyak diketahui mengenai riwayat Socrates. Akan tetapi, sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato, dan Aristoteles. Karena ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan tentang dirinya didapat dari para muridnya. Yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-dialog.

Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaannya seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang judes (galak dan keras). Ia dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya ia dalam keadaan miskin.

Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai obyek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis, yang setiap mengajarkan pengetahuannya selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Sehingga ia kemudian oleh kaum Sofis sendiri dituduh memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Pembelaan Socrates atas tuduhan tersebut telah ditulis oleh Plato dalam karangannya: Apologia.

Sejak muda Socrates telah terlihat sifat kebijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga pada setiap perilakunya dituntun oleh suara batin (diamon) yang selalu membisikkan dan menuntun ke arah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada para muridnya dengan dialog (tanya jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu menyelimuti para muridnya. Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidaktahuan para muridnya tentang hal-hal tertentu. Dengan cara dialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati.
Biografi Socrates: Ajaran Moral
Peran Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu meniru pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan dalam upaya menolong kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan sebagai bidan pengetahuan. Teknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi) pengetahuan itu disebut majeutike (kebidanan) yaitu dengan cara mengamat-amati hal-hal yang konkret dan yang beragam coraknya tetapi pada jenis yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda dihilangkan sehingga tinggallah unsur yang sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.

Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Barang siapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arete) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.

Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
selengkapnya...

Senin, 25 Maret 2013

Biografi Gorgias: Tokoh Sofisme Yunani Klasik

Gorgias (480 - 380 SM) lahir di Leontinoi, Sicilia. Namanya menjadi terkenal karena ajarannya dalam bidang retorika atau seni berpidato, dan memang ia sangat pandai berdebat.

Menurut pendapatnya, yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita. Dengan demikian, dalam berdebat bukan mencari kebenaran, akan tetapi bagaimana memenangkan perdebatan.

Pemikirannya yang penting adalah:

a. Mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
b. Bagaimanapun peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berpikir. Karena dengan kehendak berpikir itulah manusia mempunyai pengetahuan yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya.
c. Norma yang sifatnya umum tidak ada, yang ada norma yang individualistis (subyektivisme).
d. Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui. Sehingga ia termasuk penganut Skeptisisme.

Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran Sofisme terdapat perbedaan, yaitu: ada yang menganggap bahwa aliran Sofisme sebagai aliran yang merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya, yaitu mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir secara kritis, (ini tidak dapat kita tiru) mencari kelemahan-kelemahan yang sifatnya destruktif, agar kita memenangkan perdebatan.
Biografi Gorgias: Tokoh Sofisme Yunani Klasik
Aspek positif dari adanya aliran Sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai obyek pemikiran filsafat. Hal ini akan mempengaruhi pemikiran Socrates. Serta, pelopor bagi pendidikan bagi para pemuda secara sistematis. Aspek negatifnya, aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan Yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral) dihancurkan. Dan kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran, karena Sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.
selengkapnya...

Jumat, 22 Maret 2013

Biografi Ibnu Qutaybah: Sejarawan Ulung dari Persia

Ibnu Qutaybah lahir pada tahun 213 di Kufah. Ia adalah salah satu sejarawan keturunan Persia dan bernama lengkap Abu Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaybah ad-Dainuri. Meskipun berasal dari Persia, Ibnu Qutaybah tidak menghabiskan banyak waktu di tanah kelahirannya. Ia justru memilih tinggal di Baghdad sembari belajar ilmu hadits, fikih, bahasa, tafsir, tata bahasa, sastra, dan sejarah. Setelah membekali dirinya dengan berbagai ilmu, Ibnu Qutaybah meninggalkan Baghdad menuju sebuah daerah di dataran tinggi Dainur. Di tempat ini, Ibnu Qutaybah menyelesaikan beberapa bukunya.

Semasa hidupnya, Ibnu Qutaybah menghasilkan sejumlah buku sejarah. Karya-karyanya antara lain: al-Anwa' al-Ma'ani al-Kabir, Syakluk Qur'an, Gharibul Qur'an, Ta'wil Mukhtalif al-Hadis, Fadlul Arab, al-Syi'ru wa al-Syu'ara, Uyun al-Akhbar, al-Ma'arif, dan al-Radd 'Ala Jahmiyah wa al-Muasyabbihah. Dari semua karyanya itu, Uyun al-Akhbar dianggap sebagai karya sastra pilihan. Buku ini terbagi atas empat jilid. Jilid pertama membahas masalah kekuasaan, perang, kebangsaan, dan keningratan. Jilid kedua membahas tentang etika, perwatakan, pengetahuan, sejumlah khutbah yang terkenal dalam sejarah Islam, dan beberapa nasihat hidup yang berharga. Jilid ketiga membahas masalah persaudaraan dan hubungan sosial kemasyarakatan. Sementara itu, jilid keempat khusus membahas masalah perempuan.

Dalam Uyun al-Akhbar, Ibnu Qutaybah juga memasukkan sejumlah ungkapan yang dikutipnya dari buku Persia dan India, dari orang Yahudi dan Nasrani, serta dari peradaban Yunani dan Arab. Ibnu Qutaybah telah membaca sejumlah kitab suci, seperti Taurat dan Injil, dan mengutip beberapa perkataan bijak yang ada di dalamnya. Tak hanya itu, ia juga banyak mengutip pendapat para pendeta dan rahib, mengutip doa Isa, Daud, dan Yusuf, serta mengutip secara utuh beberapa paragraf dari kitab suci. Hal inilah yang menyebabkan nama Ibnu Qutaybah dikenal sebagai seorang sastrawan yang ahli menggabungkan unsur budaya dan agama dalam sebuah karya. Selain itu, Ibnu Qutaybah juga dikenal sebagai penulis yang menyenangi humor. Dalam Uyun al-Akhbar, ia menyelipkan beberapa humor dengan tujuan menghibur para pembacanya. Akan tetapi, pada halaman selanjutnya ia mereasa tidak enak dengan humornya itu dan meminta maaf kepada para pembaca. Ia memberi alasan bahwa melucu adalah perbuatan halal, kecuali dilakukan ketika sedang mengkaji alquran, hadits, dan hukum agama. Selanjutnya, ia berbicara tentang dunia dan seluk beluknya, juga tentang cara membangun akhlak yang mulia.
Biografi Ibnu Qutaybah: Sejarawan Ulung dari Persia
Salah satu karya Ibnu Qutaybah sempat memicu kontroversi sejumlah orang, yang kemudian membuat keyakinannya dipertanyakan. Kontroversi tersebut bersumber dari sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul Musykil al-Qur'an. Tulisan tersebut berbunyi, "Dahulu, para sahabat Rasulullah saw. adalah pelita di bumi. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang membaca alquran hingga dua, tiga, atau empat surat, bahkan ada yang hanya membaca satu baris. Tidak semua Khulafa al-Rasyidin membaca alquran hingga tamat, kecuali Usman. Al-Sya'bi bersumpah bahwa Ali bin Abi Thalib meninggal dunia dalam keadaan tidak hafal alquran."

Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, Ibnu Qutaybah adalah seorang penulis yang telah menyumbangkan sejumlah karya yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu sejarah dan geografi.
selengkapnya...

Kamis, 21 Maret 2013

Biografi Democritos: Atom dan Ruang Kosong

Democritos (460 - 370 SM) lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya maka dengan kekayaannya itu ia berpergian ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti: kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, musik, puisi, dan lain-lainnya. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.

Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur, dan jumlahnya tidak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil sehingga indera kita tidak mampu mengamatinya, dan tidak dapat dibagi lagi.

Unsur-unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena tiga hal: bentuknya, urutannya, dan posisinya. Atom-atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah, dan tidak berkualitas.
Biografi Democritos: Atom dan Ruang Kosong
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang kosong. Sebab itu satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu: atom itu sendiri (yang penuh), dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).
selengkapnya...

Biografi Anaxagoras: Nus (Pembedaan Jasmani dan Rohani)

Anaxagoras (+/- 499 - 420 SM) dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia, kemudian menetap di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena, di mana di kemudian hari Athena inilah menjadi pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke-2 SM. Ia pernah diajukan ke pengadilan dengan mengajarkan bahwa matahari adalah batu yang berpijar dan bulan adalah tanah, bukan sebagai dewa seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat pada saat itu. Atas jasa Pericles, ia dapat dilepaskan dan kemudian melarikan diri ke Lampsakos.

Ia mengarang buah karyanya dalam sebuah prosa. Dari beberapa fragmen dari bagian pertama buku tersebut masih tersimpan. Menurut kesaksian Aristoteles, bahwa Anaxagoras lebih tua dari pada Empedocles, akan tetapi buku karyanya muncul setelah karya Empedocles.

Pemikirannya, realitas bukanlah satu, akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.

Ia tidak sependapat dengan konsep ruang kosong, alasannya bagaimana dengan gerak atom-atom itu apabila tidak ada ruang kosong. Dan ruang yang kosong inilah yang menjadi syarat untuk bergeraknya atom-atom.

Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).
Biografi Anaxagoras: Nus (Pembedaan Jasmani dan Rohani)
Yang disebut sebagai realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semuah benih. Di dalam tiap benda mengandung semua benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya bisa dilihat benih yang paling dominan. Misalnya, kita melihat emas (yang terlihat emas, karena warna kuning yang paling dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi, tembaga terdapat di dalamnya.

Ia mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka Anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu.

Oleh karena ajarannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan adanya pembedaan antara yang jasmani dan yang rohani.
selengkapnya...

Selasa, 19 Maret 2013

Biografi Empedocles: Filosof Yunani Kuno dengan Teori Pengenalan

Empedocles (490 - 435 SM) lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum Pythagorean, Parmenides, dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik, dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi, seperti Parmenides.

Empedocles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Ia tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan indera. Realitas tersusun oleh empat unsur, yaitu: api, udara, tanah, dan air. Kemudian, empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur yang berlawanan. Sehingga penggabungan dari unsur-unsur yang berlawanan tersebut akan menghasilkan suatu benda dengan kekuatan yang sama, tidak berubah, dan walaupun dengan komposisi yang berbeda.
Biografi Empedocles: Filosof Yunani Kuno dengan Teori Pengenalan
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini, yaitu: cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan, benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan. Kedua unsur tersebut dapat meresap kemana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini terjadi secara terus-menerus, tiada henti-hentinya.

Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta unsur cinta dan benci selalu menyertainya. Juga, proses penggabungan dan perceraian tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk-makhluk hidup. Sedangkan manusia pun di samping terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah, dan air) juga mengenal akan ke empat unsur tersebut. Hal ini disebabkan karena teori pengenalan yang dikemukakan Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
selengkapnya...

Senin, 18 Maret 2013

Biografi Ibnu Nafis: Muslim Ahli Peredaran Darah

Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Selain itu, ia juga mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua), yang diberikan oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan kedokteran di Medical College Hospital. Gurunya adalah Muhalthab al-Din Abd al-Rahim. Selain itu, ia juga mempelajari hukum Islam. Di kemudian hari, selain sebagai dokter, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai pakar hukum Islam bermazhab Syafi'i. Pada tahun 1236, setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang kedokteran dan hukum Islam, Ibnu Nafis meninggalkan tanah kelahirannya menuju Kairo, Mesir. Di sana, ia belajar di Rumah Sakit al-Nassiri. Prestasinya yang gemilang membuat ia kemudian ditunjuk sebagai direktur rumah sakit tersebut.

Sebagai seorang dokter, Ibnu Nafis tidak pernah merasa puas dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya. Ia terus memperkaya pengetahuannya melalui berbagai observasi. Hal inilah yang membuat namanya terkenal. Ia adalah dokter pertama yang mampu menerangkan secara tepat tentang paru-paru dan memberikan gambaran mengenai saluran pernapasan, juga interaksi antara saluran udara dengan darah dalam tubuh manusia. Ibnu Nafis dikenal sebagai seorang dokter muslim yang mempunyai pendapat dan pemikiran yang masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh Barat.

Dalam studinya, Ibnu Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan percobaan. Ia mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah gejala dan unsur yang mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu Nafis, selain melakukan pengobatan, memeriksa unsur-unsur penyebab munculnya penyakit juga perlu. Selain itu, ia juga memaparkan mengenai fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai pemasok darah bagi otot jantung (Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai peredaran darah di paru-paru ini merupakan penemuan yang menarik. Sehubungan dengan hal itu, Nafis dianggap telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI. Lewat penemuannya tersebut, para ilmuwan menganggapnya sebagai tokoh pertama dalam ilmu sirkulasi darah.
Biografi Ibnu Nafis: Muslim Ahli Peredaran Darah
Salah satu karya terbaik Ibnu Nafis adalah Commentary on the Anatomy of Canon of Avicenna. Buku ini merupakan rangkuman hasil pemikiran Ibnu Nafis mengenai anatomi, patologi, dan fisiologi. Karya tersebut berhasil mengungkap sebuah fakta ilmiah penting, yang kemudian diabaikan begitu saja, yaitu gambaran tentang peredaran darah paru-paru. Salah satu ilmuwan Barat yang mempelajari pengobatan Arab di Jerman menyatakan bahwa catatan tersebut merupakan salah satu karya ilmiah terbaik, meskipun sebelumnya telah ada teori yang hampir sama yang dilontarkan oleh Galen pada abad II. Teori tersebut menerangkan bahwa darah mengalir dari bilik kanan jantung ke bilik kiri jantung melalui pori-pori yang terdapat pada katup jantung.

Dalam teorinya, Galen juga menyebutkan bahwa sistem pembuluh vena terpisah dari sistem pembuluh arteri, kecuali terjadi kontak antara keduanya melalui pori-pori. Sebaliknya, Ibnu Nafis meyakini bahwa darah yang berasal dari bilik kanan jantung pasti mengalir ke bilik kiri jantung, namun tidak ada penghubung antara kedua bilik tersebut. Katup jantung tidak berlubang dan berpori sama sekali. Selain itu, Ibnu Nafis juga menambahkan bahwa darah dari bilik kanan jantung mengalir melalui pembuluh arteri ke paru-paru. Proses selanjutnya adalah darah tersebut bercampur dengan udara dan mengalir melalui pembuluh vena ke bilik kiri jantung.

Ibnu Nafis juga menyatakan bahwa nutrisi untuk jantung diekstrak dari pembuluh darah yang melalui dinding jantung. Ibnu Nafis mengomentari Qanun fi al-Thibb, karya Ibnu Sina yang dituangkannya dalam sejumlah manuskrip yang ditulis terpisah. Komentar tersebut dilengkapinya pula dengan sejumlah perbaikan dan disusun berdasarkan pengelompokkan. Pada bagian ini, Ibnu Nafis juga menambahkan teori ciptaannya tentang sirkulasi darah, yakni The Lesser of Pulmonary Circulation of the Blood. Di kemudian hari, sejumlah komentar Ibnu Nafis diterjemahkan dalam bahasa Latin.

Dari sekian banyak karya Ibnu Nafis, teori The Lesser of Pulmonary Circulation of the Blood dianggap sebagai prestasinya yang paling penting dalam bidang kedokteran. Karya Nafis lainnya adalah Kitab al-Mukhtar fi al-Ahdyiya, yang mengupas tentang efek diet bagi kesehatan. Selain itu, ia juga menghasilkan sebuah karya berjudul Kitab al-Shamil fi al-Thibb, yang semula direncanakannya menjadi sebuah ensiklopedi yang terdiri dari tiga ratus jilid.

Ibnu Nafis menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1288.
selengkapnya...

Sabtu, 16 Maret 2013

Biografi Ali Bin Abbas: Dokter Muslim Ahli Bedah

Tak banyak yang diketahui tentang sejarah kelahiran, masa kecil, dan keluarga dari ilmuwan yang satu ini. Di Eropa, Ali bin Abbas lebih dikenal dengan nama Haly Abbas. Ia adalah seorang dokter yang brilian pada masanya.

Jika Qanun dianggap sebagai "Kitab Suci Kedokteran" sekaligus karya terbaik Ibnu Sina karena berisi pembahasan tentang seni bedah dan penyembuhan luka maka Kamil al-Sina'a adalah sebuah buku legendaris karya Ali Abbas Majusi yang mengulas tentang ilmu bedah hingga ke intinya. Buku ini sangat spektakuler karena terdiri dari 110 bab. Dalam Kamil al-Sina'a volume 10, Ali Abbas melengkapinya dengan menambahkan sebuah teori khusus mengenai terapi pembedahan, padahal ilmu tersebut masih kurang diminati di dunia ilmu pengetahuan Islam masa itu. Ilmu jenis ini muncul pertama kali dalam bentuk terjemahan literatur berbahasa Arab pada abad IX, sebelum kemudian memasuki Eropa pada abad pertengahan.

Secara umum, ilmu dan teknologi bedah Arab kurang begitu maju pada masa itu, ilmu bedah lebih terkenal di Eropa bahkan dianggap sebagai ilmu yang mewakili dunia Barat. Di Arab, sains justru lebih maju dan berkembang pesat dari pada ilmu bedah. Di saat itulah, salah satu buku karya Ali Abbas yang dipersembahkannya untuk Sultan Buwaih, Adud ad-Daulah, menunjukkan peranannya dalam memajukan ilmu kedokteran Arab, khususnya ilmu bedah. Buku tersebut dijadikan buku teks standar para mahasiswa kedokteran selama beberapa tahun.

Ali Abbas al-Majusi adalah dokter yang pertama kali membahas susunan dan fungsi pipa kapiler, serta memberi penjelasan yang benar tentang kelahiran bayi. Menurutnya, proses kelahiran bayi adalah reaksi dari otot-otot rahim sang ibu yang bekerja keras pada saat bersamaan. Pendapat tersebut bertolak belakang dari pendapat yang diyakini masyarakat Arab selama berabad-abad bahwa proses kelahiran adalah usaha dari bayi yang akan lahir.

Selain tenar sebagai dokter profesional, Ali Abbas al-Majusi juga dikenal sebagai penulis sejumlah buku medis. Ia pun disejajarkan dengan ilmuwan muslim lain, seperti Zakariya ar-Razi dan Ibnu Sina. Beberapa penemuan baru Ali Abbas diabadikannya dalam wujud tulisan lepas dan buku karya ilmiah.
Biografi Ali Bin Abbas: Dokter Muslim Ahli Bedah
Kerja keras, kecerdasan, dan prestasi Ali Abbas akhirnya didengar oleh Amir Adud Daulah, seorang khalifah keturunan Buwaihi yang memerintah di Baghdad. Sang khalifah segera meminta Ali Abbas menulis sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai jawaban, Ali Abbas pun membuat sebuah karya penting di bidang kedokteran, yang kemudian dipersembahkannya untuk sang khalifah. Karya tersebut berjudul Kamil al-Sina'a atau Kamil al-Maliki.

Di kemudian hari, para penerjemah bahasa Latin abad pertengahan menerjemahkan karya tersebut menjadi Liber Regius atau Liber Regalis. Buku bersejarah ini kembali menjadi sorotan dalam sejarah kedokteran sebab isinya dianggap hampir mirip dengan Liber Pantegni. Buku itu pun menjadi buah bibir di kalangan para ilmuwan. Namu, pada akhirnya Liber Regalis dianggap sebagai buku ajar utama yang paling lengkap di bidang kedokteran.

Pada tahun 1492, karya Ali Abbas tersebut dicetak ulang di Venice, lalu di Lyons pada tahun 1523. Adapun bab khusus mengenai pembedahan sebenarnya telah diterjemahkan oleh Constantin, seorang ilmuwan Afrika, pada abad XI, dan sudah diajarkan di berbagai perguruan tinggi di Salermo. Sementara itu, Kamil al-Sina'a versi Arab dicetak ulang di Kairo pada tahun 1297.

Diperkirakan, Ali al-Abbas wafat antara tahun 982 - 995.
selengkapnya...

Selasa, 12 Februari 2013

Biografi Zeno: Peletak Dasar Dialektika

Zeno (+/- 490 - 430 SM) lahir di Elea, dan murid dari Parmenides. Sebagai murid dari Parmenides, ia dengan gigihnya mempertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik. Sehingga di kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.

Menurut Aristoteles, Zenolah yang menemukan dialektika, yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil sehingga terbukti bahwa hipotesa itu adalah salah.

Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesa terhadap melawan gerak adalah:

a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak bergerak, karena pada setiap saat anak panah tersebut berhenti di suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian yang lain, dan seterusnya.... Memang dikatakan anak panah tersebut melesat hingga sampai yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
Biografi Zeno: Peletak Dasar Dialektika

b. Achiles si jago lari yang termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik di mana kura-kura berada saat ia berangkat. Setelah Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi, dan seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang, akan tetapi tidak pernah habis.

Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat terpecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari seri tak terhingga.
selengkapnya...

Biografi Al-Qalasadi: Pencipta Notasi Pecahan Modern

Nama lengkap al-Qalasadi adalah Abu al-Hasan Ali Muhammad bin al-Khurasi al-Basri. Ia dilahirkan di Baza (Basta), Spanyol, pada abad XV. Selain tersohor sebagai ahli matematika, intelektual Andalusia ini dikenal pula sebagai ahli hukum. Pada mulanya, al-Qalasadi hanya menekuni beberapa subyek ilmu, seperti ilmu kewarisan (faraid). Ia mempelajari ilmu tersebut lewat bimbingan Ali bin Musa. Setelah menamatkan pelajarannya, al-Qalasadi kemudian meninggalkan kota kelahirannya menuju ibu kota Granada. Di sana, ia belajar ilmu agama pada Abu Ishak Ibrahim bin Futuh dan Imam Abdullah al-Sarakusti.

Ia dikenal sebagai seorang cendikiawan yang sangat produktif menghasilkan karya-karya berkualitas. Ia mampu menjadikan beragam tema sebagai pokok bahasan yang menarik. Sebagian karyanya begitu terkenal dan dibaca oleh kaum terpelajar di belahan dunia Barat dan Timur. Nama besarnya pun kian melambung sebagai penulis yang berciri khas. Ia berani membuat karya-karya yang berbeda dari pada karya lain pada zamannya.

Al-Qalasadi adalah orang pertama yang menggunakan simbol-simbol yang kini digunakan dalam penulisan persamaan notasi pecahan. Sebagaimana diketahui, salah satu unsur penting dalam ilmu matematika, khususnya bilangan, adalah pecahan (fractions). Seorang ilmuwan muslim yang bernama al-Banna, dalam sebuah karyanya yang berjudul Talkhis A'mat al-Hisab, mendefinisikan pecahan sebagai pertautan antara dua bilangan untuk menunjukkan satu atau beberapa bagian. Hubungan antara bagian dan bilangan itu kemudian menghasilkan nama yang sama, yang disebut pecahan. Pembilangnya disebut bast, sedang penyebutnya disebut imam (Talkhis, Kashf al-Jilbab). Sebagai pengembangan dari hal itu, al-Qalasadi lalu meletakkan pembilang di atas penyebut dan memisahkan keduanya dengan sebuah garis horisontal. Alasannya, karena notasi tersebut (pecahan) adalah sesuatu yang masih baru pada masa itu. Untuk menjelaskan sebuah pecahan, al-Qalasadi lalu menggunakan pernyataan "ala ma'sihi" yang berarti "tempatkan di atasnya" dan "mafawk al-khatt" yang berarti "yang ada di atas garis".
Biografi Al-Qalasadi: Pencipta Notasi Pecahan Modern
Para ahli matematika Arab lain kemudian membedakan pecahan dalam lima jenis, yaitu pecahan biasa, pecahan tunggal atau pecahan sederhana (mufrad), pecahan pertalian (muntasbih), pecahan disjungsi atau yang tidak memiliki penyebut sama sekali (mukhtalif), pecahan yang masih dapat dibagi (mubah'ad), atau pecahan dari pecahan (fraction of fraction), dan pecahan terkecuali yang dipisahkan tanda minus (mustalua'). Kelima jenis pecahan dan pengembangannya itu kemudian dibahas secara mendalam oleh al-Qalasadi.

Al-Qalasadi adalah ahli matematika pertama yang menggunakan simbolisasi saat membahas atau menulis sebuah persamaan. Selain itu, al-Qalasadi juga pernah mengomentari karya Ibnu al-Banna al-Marakushi, yaitu Talkhis. Ia berkata bahwa karya tersebut memuat rumusan tingkat tinggi yang dibuat dengan kecermatan dan ketetapan yang nyaris sempurna, untuk memperoleh akar kuadrat.

Al-Qalasadi menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 1 Desember 1486 (15 Dzulhijjah 891 H) di Ifrikiya, Bedja.
selengkapnya...

Senin, 11 Februari 2013

Biografi Parmenides: Hakikat Ada (Being)

Parmenides (540 - 475 SM), ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitus. Dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).

Menurut penuturan Plato, pada usia 65 tahun bersama Zeno mengunjungi ke Athena untuk berdialog dengan Socrates yang masa itu Socrates masih muda. Karya-karyanya berbentuk puisi.

Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitus, yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.

Ia kagum adanya misteri segala realitas yang ada. Di situ ia menemukan berbagai (keanekaragaman) kenyataan, dan ditemukan pula adanya hal yang tetap dan berlaku secara umum. Sesuatu yang tetap dan berlaku umum itu tidak dapat ditangkap melalui indera, akan tetapi dapat ditangkap lewat pikiran dan akal. Untuk memunculkan realitas tersebut hanya dengan berpikir.

Yang ada (being) itu ada, yang tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.
Biografi Parmenides: Hakikat Ada (Being)
Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Yang ada tidak dijadikan dan tidak dapat musnah. Tidak ada kekuatan apa pun yang dapat menandingi yang ada. Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan atau mengurangi terhadap yang ada. Kesempurnaan yang ada digambarkan, sebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
selengkapnya...

Biografi Heraclitus: Si Gelap dari Yunani Kuno

Heraclitus (535 - 475 SM), ia lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemuka di negeri Yunani.

Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan air sungai, dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, oleh karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada di belakangnya. Demikian juga, dengan segala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah menjadi maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.

Tentang pengetahuan pun demikian, yaitu bahwa pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan yang berubah-ubah sehingga apa yang disebutnya sebagai realitas merupakan sesuatu yang khusus, jumlahnya banyak, dan sifatnya dimanis. Realitas merupakan dunia materi, di mana pada setiap realitas berbeda satu dengan yang lainnya, dan tidak ada hal yang tetap berlaku umum.

Pemikiran tentang benda, ia mengemukakan bahwa tiap benda terdiri dari hal-hal yang sifatnya berlawanan atau bertentangan, dua ekstrem yang saling bertolak belakang, walaupun demikian tetap membentuk kesatuan. Yang satu adalah banyak, dan yang banyak adalah satu. Hal ini berarti segala hal yang ada mengandung dalam dirinya pertentangan dari dirinya sendiri. Akan tetapi, justru pertentangan itulah yang mencipta suatu kesatuan, keharmonisan. Setiap pertentangan akan mencipta keadilan, seperti; musim dingin dan musim panas, siang dan malam, bangun dan tidur, cinta dan benci, tua dan muda, dan sebagainya. Dengan kata lain, musim panas ada, karena ada musim dingin. Kesehatan sebagai sesuatu yang penting karena ada penyakit. Kalau dirumuskan secara (dengan) terminologi modern, bahwa segala sesuatu merupakan sintesis dari hal-hal yang bersifat kontradiktif.
Biografi Heraclitus: Si Gelap dari Yunani Kuno
Heraclitus yang mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bawa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.

Menurut pendapatnya, di dalam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal atau semacam wahyu). Logos inilah yang menguasai dan sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat apabila sesuai dengan logos.
selengkapnya...

Sabtu, 09 Februari 2013

Biografi Abu Ja'far Al-Mansur: Pendiri Dinasti Abbasiyah

Khalifah Abu Ja'far al-Mansur (101-158 H/732-775 M) adalah putera Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib dilahirkan di Hamimah pada tahun 101 H. Ibunya bernama Salamah, bekas seorang hamba. Al-Mansur adalah saudara Ibrahim al-Imam dan Abul Abbas al-Saffah. Ketiganya dikenal sebagai tokoh pendiri dinasti Abbasiyah. Bahkan Abu Ja'far al-Mansur dikenal sebagai pendiri dinasti Abbasiyah yang sebenarnya, karena dialah peletak dasar-dasar dan sistem pemerintahan Bani Abbas. Ia pula yang mengatur politik pemerintahan dinasti Abbasiyah.

Al-Mansur memiliki kepribadian kuat, tegas, berani, cerdas, dan memiliki pemikiran cemerlang. Dalam usia 36 tahun, ia telah menjadi khalifah menggantikan kedudukan Abul Abbas al-Saffah yang telah wafat. Di usia yang begitu muda, ia tampil ke depan menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah melanda pemerintahan dinasti Abbasiyah. Keberhasilannya dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam negeri dinasti Bani Abbasiyah, membawa harum nama Bani Abbas dan memperkuat dasar pemerintahan dinasti Abbasiyah.

Selain itu, al-Mansur juga dikenal sebagai seorang khalifah yang agung, tegas, bijaksana, alim, berpikiran maju, pemerintahannya rapi, disegani, baik budi, dan seorang pemberani. Keberaniannya ini diperlihatkan dengan kemampuannya mengatasi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya, yaitu Abdullah bin Ali. Karena itu, ia berhasil membangun kekuasaan dan memantapkannya dengan berbagai strategi politik dengan menyusun peraturan-peraturan, undang-undang, dan sebagainya.
Biografi Abu Ja'far Al-Mansur: Pendiri Dinasti Abbasiyah
Jalur-jalur administrasi pemerintahan, mulai dari pusat hingga ke daerah ditata dengan rapi sehingga sistem dan roda pemerintahan berjalan dengan baik. Kebijakannya ini menimbulkan dampak yang positif di kalangan para pejabat pemerintahan, karena terjadi koordinasi dan kerja sama yang baik di antara mereka. Koordinasi dan kerja sama itu terjadi antara Kepala Qadhi (Jaksa Agung), Kepala Polisi Rahasia, Kepala Jawatan Pajak, dan Kepala Jawatan Pos. Hal itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari berbagai tindakan yang tidak adil dengan memberikan hak-hak masyarakat.

Dengan demikian, pemerintahan Khalifah Abu Ja'far al-Mansur berjalan dengan baik, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga keamanan dan ketertiban terjamin dengan baik. Dengan kata lain, kebijakan khalifah ini sangat berpengaruh terhadap sistem dan tatanan kehidupan sosial politik, sehingga dinasti Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan dengan pesat, khususnya setelah pemerintahan berada di bawah kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid dan generasi penerusnya.
selengkapnya...

Biografi Harun Al-Rasyid: Puncak Kegemilangan Dinasti Abbasiyah

Khalifah Harun al-Rasyid (145-193 H/763-809 M) dilahirkan di Ray pada bulan Februari 763 M/145 H. Ayahnya bernama al-Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Waktu kecil ia dididik oleh Yahya bin Khalid al-Barmaki. Ia dibesarkan dengan baik di lingkungan istana dan diasuh agar memiliki pribadi yang kuat dan berjiwa toleransi. Ayahnya telah memberikan beban dan tanggung jawab yang berat di pundaknya dengan melantiknya sebagai gubernur di Saifah pada tahun 163 H. Kemudian pada tahun 164 H diberikan wewenang untuk mengurusi seluruh wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika Utara.

Untuk membantu jalannya pemerintahan di wilayah-wilayah tersebut, Harun al-Rasyid telah mengangkat wakil-wakilnya di daerah tersebut sehingga pemerintahan berjalan dengan baik. Karena keberhasilannya, pada tahun 165 H al-Mahdi melantiknya kembali menjadi gubernur untuk kedua kalinya di Saifah. Kecemerlangan dan keberhasilan yang dicapainya membawa Harun al-Rasyid menduduki jabatan sebagai putera mahkota yang akan menggantikan kedudukan ayahnya kelak. Ketika al-Mahdi meninggal dunia pada tahun 170 H, ia resmi menjadi khalifah.

Pribadi dan akhlak Harun al-Rasyid yang baik dan mulia, begitu dihormati dan disegani. Dia salah seorang khalifah yang suka bercengkrama, alim, dan dimuliakan. Selain itu, ia juga terkenal sebagai seorang pemimpin yang pemurah dan suka berderma. Suka musik, mencintai ilmu pengetahuan, dekat dengan para ulama dan penyair. Kepribadian lain yang dimiliki Khalifah Harun al-Rasyid adalah sikapnya yang tegas, mampu mengendalikan diri, tidak emosional, dan sangat peka perasaannya. Kehidupannya atas sikap-sikapnya yang baik dikemukakan oleh Abul 'Athahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, Harun al-Rasyid juga dikenal sebagai seorang khalifah yang suka humor.

Sifat-sifatnya tersebut diperlihatkan hingga ia menjadi khalifah. Harun al-Rasyid menjadi khalifah pada bulan September 786 M dalam usia 23 tahun. Ia menggantikan kedudukan saudaranya Musa al-Hadi. Sewaktu menjadi khalifah ia banyak memperoleh bantuan dari Yahya bin Khalid dan keempat puteranya.
Biografi Harun Al-Rasyid: Puncak Kegemilangan Dinasti Abbasiyah
Harun al-Rasyid adalah khalifah keenam dari dinasti Abbasiyah. Ia dikenal sebagai penguasa terbesar di dunia pada saat itu. Selain itu, Harun al-Rasyid juga dikenal sebagai penguasa yang taat beragama, saleh, dan dermawan. Karenanya tak jarang ia turun ke jalan-jalan di kota Baghdad pada malam hari untuk mengadakan inspeksi dan melihat kenyataan kehidupan sosial yang sebenarnya. Semua itu dilakukan untuk memperbaiki sistem sosial politik dan ekonomi yang berujung pada perbaikan kehidupan masyarakat miskin dan lemah.

Selama masa pemerintahannya (170-193 H/786-809 M), Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan. Sebab pada masa ini, terjadi banyak perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan ini disebabkan antara lain oleh berbagai kebijakan yang dikeluarkannya. Selain itu, Harun al-Rasyid dikenal sebagai seorang khalifah yang cinta ilmu pengetahuan, sehingga ia sangat perhatian dalam masalah ini.
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi: 2013 | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!