Rabu, 28 November 2012

Biografi K.H. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah

Kiai kharismatik ini adalah pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam modern di tanah air. K.H. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868. Ayahnya bernama K.H.Abu Bakar, seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta.

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Ia anak keempat dari tujuh orang bersaudara. Ia termasuk keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali besar di antara Wali Songo.

Pada usia 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekkah selama lima tahun. Pada periode ini, ia mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridho, dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke Indonesia pada 1888, ia berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada 1903, ia kembali ke Mekkah. Ia menetap di sana selama dua tahun. Saat itu, ia sempat berguru kepada Syekh Ahmad Khatib, yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asy'ari.

Sepulang dari Mekkah, ia menikahi Siti Walidah, anak Kiai Penghulu H. Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya, K.H. Ahmad Dahlan mempunyai enam orang anak.

Di samping aktif dalam menuangkan gagasan tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil. Ia termasuk orang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan mempunyai gagasan-gagasan cemerlang. Oleh karena itu, ia dengan mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat. Bahkan, ia dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi Utomo, Syarikat Islam, dan Komite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad saw.

Pada 18 November 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di Kauman, Yogyakarta. Ia mendirikan Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaharuan Islam di bumi nusantara. Ia juga ingin mengadakan pembaharuan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan Islam. Ia ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan Alquran dan hadits.

Sejak awal, ia telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik. Muhammadiyah adalah organisasi sosial dan bergerak di bidang pendidikan. Gagasan  pendirian Muhammadiyah ini mendapatkan pertentangan, baik dari keluarga maupun dari masyarakat. Berbagai fitnah, dan hasutan datang bertubi-tubi kepada Ahmad Dahlan. Ia dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Bahkan, ada yang menuduhnya sebagai kiai palsu. Namun, semua rintangan itu ia hadapi dengan sabar.
Biografi K.H. Ahmad Dahlan: Pendiri Muhammadiyah
Pada 20 Desember 1912, ia mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan status badan hukum. Namun, permohonan itu baru dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1914. Izin itu pun hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta.

Pemerintah Hindia Belanda merasa khawatir dengan perkembangan organisasi ini. Itulah sebabnya kegiatan organisasi dibatasi oleh pemerintah Hindia Belanda. Namun walaupun dibatasi, perkembangan Muhammadiyah di daerah lain, seperti Srandakan, Wonosari, dan Imogiri berkembang cukup pesat. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia Belanda. K.H. Ahmad Dahlan kemudian mengusulkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta menggunakan nama lain. Misalnya, Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung Pandang, dan perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) di Solo.

Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh K.H. Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota. Selain itu, juga melalui rekanan-rekanan dagang Ahmad Dahlan. Gagasan ini ternyata mendapat sambutan yang besar dari masyarakat Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah, menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah pun makin berkembang hampir di seluruh Indonesia.

Pada 7 Mei 1921, ia mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 2 September 1921. Atas jasa-jasanya, pemerintah RI menetapkan Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional. Kiai kharismatik ini wafat di Yogyakarta, pada 23 Februari 1923.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Selasa, 27 November 2012

Biografi Ahmad Hasan: Guru Utama Persatuan Islam

Ahmad Hasan lahir di Singapura pada 1887 dengan nama Hasan bin Ahmad. Ia berasal dari keluarga keturunan Indonesia dan India. Ayahnya bernama Ahmad, sedangkan ibunya bernama Muznah. Masa kecil A. Hasan dilewatinya di Singapura. Pendidikannya dimulai di sekolah dasar. Kemudian, ia masuk Sekolah Melayu dan belajar di sekolah pemerintah Inggris sambil belajar bahasa Tamil dari ayahnya. Di sekolah melayu, ia belajar bahasa Arab, Melayu, Tamil, dan Inggris. Pada saat berusia tujuh tahun, ia belajar Alquran dan memperdalam agama Islam.

Ahmad Hasan mulai bekerja pada usia 12 tahun sambil belajar bahasa Arab. Ia pun terus mengaji pada H. Ahmad di Bukittiung dan Muhammad Thaib di Minto Road. Ketika gurunya menunaikan ibadah haji, ia beralih mempelajari bahasa Arab kepada Said Abdullah al-Musawi. Selain itu, ia pun belajar kepada pamannya, Abdul Lathif, seorang ulama terkenal di Malaka dan Singapura. Ia juga berguru kepada Syekh Hasan dari Malabar dan Syekh Ibrahim dari India.

Sejak 1910 sampai 1913, ia menjadi pengajar di madrasah orang-orang India di Arab Street, Baghdad Street, dan Geylang Singapura. Ia juga menjadi pengajar di Madrasah Assegaf. Sekitar 1912-1913, ia menjadi anggota redaksi surat kabar Utusan Melayu yang diterbitkan Singapore Press. Ia banyak menulis artikel tentang Islam. Selain itu, ia pun sering menyampaikan ide-idenya dalam pidato.

Pada 1921, A. Hasan pindah ke Surabaya. Ia berniat melanjutkan pengelolaan toko tekstil milik pamannya. Saat itu, Surabaya menjadi tempat perdebatan antara kaum pembaharuan pemikiran Islam dengan kaum tradisionalis. Perhatiannya pun untuk memperdalam Islam makin serius setelah menyaksikan pertentangan tersebut.

Perkenalan A. Hasan dengan Persis sebenarnya terjadi secara tidak sengaja. Tiba di Surabaya, ia tidak jadi berjualan kain. Ia malah mempelajari pertenunan di Kediri. Lalu ia memperdalam pertenunan di Bandung. Di Bandung, ia tinggal di rumah keluarga Muhammad Yunus, salah seorang pendiri Persis. Akhirnya, A. Hasan mengabdikan dirinya dalam penelaahan dan pengkajian Islam dengan berkiprah di Persis.

Dalam keseharainnya, A. Hasan selalu berpakaian ala Indonesia. Padahal, ia seorang muslim keturunan India. Ia suka memakai peci hitam dan sarung dari kain pelekat, jas putih tutup leher, dan sepasang sepatu. Kebiasaan lainnya adalah ia senang memanggil orang lain dengan sapaan "Tuan". Hal itu ia lakukan baik kepada seseorang yang berusia lebih tua maupun lebih muda. Ia juga lebih senang dipanggil "Tuan" daripada dipanggil "Bapak". Karena itulah, ia terkenal juga dengan panggilan "Tuan Hasan".

Sebenarnya, ia masuk Persis bukan karena tertarik dengan paham-pahamnya. Namun, karena justru A. Hasanlah yang membawa Persis menjadi gerakan ishlah. Ia sadar bahwa pemikirannya harus dituangkan dalam sebuah gerakan agar bisa berkembang efektif. Ia membawa Persis menjadi organisasi pembaharu yang terkenal tegas dalam masalah fiqih. A. Hasan dengan Persis banyak terlibat dalam berbagai pertukaran pikiran, dialog terbuka, atau perdebatan di berbagai media.
Biografi Ahmad Hasan: Guru Utama Persatuan Islam
Pada 1941, menjelang pendudukan Jepang, A. Hasan kembali ke Surabaya. Kepindahannya itu pun diikuti oleh sebagain santrinya dari Persis, Bandung. Di Bangil, kota kecil dekat Surabaya, ia mendirikan pesantren untuk para santrinya. Di sanalah ia menumpahkan perhatiannya kepada penelitian agama Islam, langsung dari sumber pokoknya, Alquran dan Sunah. Dalam kehidupan dan perjuangannya, A. Hasan telah menghasilkan 80 judul buku. Dengan gaya penulisan yang khas, dan mudah dipahami.

Puncaknya, ia berhasil menyusun tafsir Alquran yang berjudul Al-Furqan. Al-Furqan ini merupakan kitab tafsir Alquran pertama di Indonesia. Pada 1956 untuk kali pertama, tafsirnya diterbitkan secara lengkap.

A. Hasan juga banyak melahirkan tokoh besar. Di antaranya, Mohammad Natsir, K.H. M. Isa Anshory, K.H. E. Abdurrahman, dan K.H. Rusyad Nurdin. Ia juga memberikan andil besar terhadap pemikiran keislaman Presiden Soekarno. Bung Karno suka meminta buku dan majalah karya A. Hasan saat menjalani masa pembuangan oleh penjajah Belanda di Ende, Flores.

Surat-surat Bung Karno kepada A. Hasan menjadi saksi akan kedekatan mereka. Meskipun sebelumnya, di antara mereka terjadi perdebatan pemikiran berkepanjangan tentang Islam dan nasionalisme.

Saat Soekarno ditahan di penjara Sukamiskin, A. Hasan kerap mengunjunginya dan memberikan buku-buku bacaan. Ia menganggap Bung Karno sebagai kawannya. Saking dekatnya, ketika A. Hasan dirawat di Rumah Sakit Malang, Soekarno memberikan sejumlah uang untuk biaya pengobatan A. Hasan.

A. Hasan wafat pada 10 November 1958, di RS. Karangmenjangan (RS. Dr. Soetomo) Surabaya. Ia wafat dalam usia 71 tahun. Ia adalah seorang ulama besar yang telah menorehkan sejarah baru dalam gerakan pemurnian ajaran Islam di Indonesia.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Minggu, 25 November 2012

Biografi Imam Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali

Imam Hanbal (164-241 H/780-855 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah atau Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Lahir di Baghdad pada tahun 164 H/780 M. Dalam perjalanan hidupnya, beliau banyak melakukan pengembaraan ilmiah untuk menuntut ilmu pengetahuan dari para ulama terkenal saat itu.

Ketika berada di Baghdad, beliau berguru kepada Imam Syafi'i. Imam Ahmad bin Hanbal pernah mengalami masa-masa pahit ketika al-Makmun berkuasa. Beliau mengalami mihnah, ujian khusus bagi para hakim dan ulama mengenai kemakhlukan al-Quran, yang menyebabkan beliau dipenjara karena tidak mau mengakui kemakhlukan al-Quran.

Pokok mazhab beliau sama dengan mazhab Imam Syafi'o, yaitu al-Quran, sunah, fatwa sahabat, ijma', qiyas, istishab, al-mashalihul mursalah, dan al-zara'i. Beliau tidak menulis kitab fiqih, melainkan para muridnya yang menghimpun pemikirannya di kemudian hari.
Biografi Imam Hanbal: Pendiri Mazhab Hanbali
Meskipun begitu, beliau dikenal sebagai penulis hadits, yaitu Musnad Ahmad bin Hanbal, yang memuat 40.000 hadits. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai tokoh yang menerima argumentasi dengan hadits mursal dan hadits dha'if hingga klasifikasi hadits hasan.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Biografi Imam Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'iyah

Imam Syafi'i (150-204 H/767-820 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris al-Hasyimi al-Muthalibi bin Abbas bin Usman bin As-Syafi'i. Lahir di Gaza, Palestina pada tahun 159 H/767 M dan wafat di Mesir pada tahun 204 H/820 M. Sejak kecil beliau telah menjadi yatim. Kemudian diajak oleh ibunya pergi ke Mekkah, tempat kelahiran nenek moyangnya.

Sejak usia kanak-kanak beliau telah hafal al-Quran dan belajar sastra Arab dari sastrawan terkenal di pedalaman (al-Badiyah) kepada al-Huzail hingga beliau menguasai bahasa dan sastra Arab dengan baik. Bahkan dalam usia 15 tahun beliau telah diizinkan oleh gurunya, Muslim bin Khalid, seorang mufti Mekkah untuk mengeluarkan fatwa. Setelah itu, beliau pergi ke Madinah untuk berguru kepada Imam Malik bin Anas. Di kota ini beliau belajar dengan Imam Malik dan mengkaji kitab al-Muwaththa' dengan baik. Bahkan dalam tempo sembilan malam beliau telah menghafal keseluruhan isi kitab tersebut dengan baik.

Setelah itu beliau melakukan pengembaraan ilmiahnya ke Yaman, Baghdad (182-195 H/798-811 M), Mekkah (187-195 H/803-811 M) untuk berguru kepada Imam Ahmad bin Hanbal mengenai ilmu fiqih dan ushul fiqih, hingga Mesir (200-204 H/816-820 M). Di kota-kota inilah beliau banyak bertemu dengan para ahli dalam berbagai bidang pengetahuan sehingga wawasannya semakin bertambah. Di Baghdad, Imam Syafi'i menulis buku berjudul al-Hujjah, yang kemudian dikenal dengan istilah Qaul Qadim. Setelah kepergiannya ke Mesir, beliau mengarang mazhabnya yang baru.
Biografi Imam Syafi'i: Pendiri Mazhab Syafi'iyah
Pokok mazhabnya secara berturut-turut merujuk kepada al-Quran, sunah, ijma', dan qiyas. Beliau tidak mengambil aqwal al-shahabah sebagai rujukan. Menurutnya, pendapat para sahabat adalah ijtihad yang mengandung kemungkinan salah dan benar. Beliau juga meninggalkan praktik istihsan yang dipakai oleh mazhab Malikiyah dan Hanafiyah. Di antara karya beliau yang sangat monumental adalah al-Umm dan al-Risalah.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 22 November 2012

Biografi Imam Malik: Pendiri Mazhab Malikiyah

Imam Malik (93-179 H/716-795 M). Nama lengkap beliau adalah Abu Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al-Asbahi. Beliau salah seorang keturunan bangsa Yaman, lahir di Madinah pada masa Khalifah al-Walid bin Abdul Malik tahun 93 H/716 M dan wafat pada masa Khalifah Harun al-Rasyid tahun 179 H/795 M.

Beliau terkenal dengan sebutan Imam Dar al-Hijrah, yang menjadi panutan penduduk Madinah. Beliau seorang pakar dalam bidang ilmu fiqih dan hadits setelah tabi'in, beliau juga terkenal sebagai ahli ilmu kalam, sebagaimana tercermin dalam karyanya al-Muwaththa.

Imam Malik berguru menuntut ilmu dari Nafi Maula bin Amr (w. 117 H/735 M) dan Ibnu Syihab al-Zuhri (w. 124 H/742 M). Gurunya dalam bidang fiqih adalah Rabi'ah bin Abdurrahman yang dikenal dengan nama Rabi'ah al-Ra'yi (w. 136 H/753 M).
Biografi Imam Malik: Pendiri Mazhab Malikiyah
Dalam hal lain, Imam Syafi'i menganggap Imam Malik adalah gurunya, karena ia sempat menuntut ilmu dan bertanya banyak hal kepada Imam Malik.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Rabu, 21 November 2012

Biografi Imam Abu Hanifah: Pendiri Mazhab Hanafiyah

Imam Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M), nama lengkap beliau adalah Nu'man bin Tsabit bin Zauthy. Beliau dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699 M ketika Bani Umayyah mengalami masa kejayaannya. Imam mazhab yang dikenal sebagai saudagar pakaian di Kufah ini hidup di antara dua masa, yaitu penghujung dinasti Bani Umayyah dan awal dinasti Bani Abbasiyah.

Beliau sempat bertemu dengan Imam Anas bin Malik dan meriwayatkan haditsnya. Beliau sangat ketat dalam penerimaan hadits. Beliau tidak mudah menerima hadits tanpa disertai dengan sikap kritis.

Dasar atau pokok pegangan mazhab yang dibangunnya adalah al-Quran, hadits, ijma', qiyas, dan istihsan. Al-Quran baginya adalah dasar hukum pertama dalam menetapkan hukum. Jika tidak dijumpai di dalam al-Quran maka dasar hukum diambil dari sunah. Jika tidak dijumpai di dalam sunah maka diambil dari ijma', yakni kesepakatan sahabat tentang pemaknaan atas al-Quran dan sunah. Jika di dalam ijma' tidak dijumpai ketetapan hukum atas suatu perkara maka digunakanlah qiyas. Apabila ketetapan suatu hukum tidak dijumpai di dalam al-Quran, sunah, ijma', dan qiyas maka digunakanlah istihsan.
Biografi Imam Abu Hanifah: Pendiri Mazhab Hanafiyah
Di antara karya Imam Abu Hanifah dalam bidang fiqih adalah al-Fiqih al-Akbar, yang berisi pengetahuan tentang Allah swt. Kitab fiqih Imam Hanafi peringkat pertama dalam membahas masalah ushul yang disebut Zahir al-Riwayah, yang membicarakan masalah hukum yang diriwayatkan dari sahabat mazhab ini, yaitu Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Senin, 19 November 2012

Biografi Imam Muslim: Ahli Hadits Terkemuka

Nama asli Imam Muslim adalah Abu al-Husein bin Habaj al-Naisabury. Ia lahir di Nisapur pada tahun 817 M. Dalam upaya mengumpulkan hadits-hadits, Imam Muslim pergi melakukan perjalanan ilmiah atau rihlah ilmiah ke Irak, Hijaz, Syam, Mesir, dan berkali-kali ke Baghdad. Ketika Imam Bukhari datang ke Nisapur, Imam Muslim datang kepadanya dan menerima serta belajar hadits darinya.

Dalam mempelajari ilmu hadits, Imam Muslim juga belajar dengan ulama hadits lain selain Imam Bukhari. Mereka itu antara lain adalah Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullah bin Qarir, Qutaybah bin Said, Abdullah bin Maslama, dan lain-lain.

Seperti halnya Imam Bukhari, Imam Muslim juga memiliki kitab hadits hasil karyanya sendiri, yaitu Kitab al-Jami' Shahih Muslim. Kitab ini memiliki kualitas yang sama dengan kitab karya Imam Bukhari. Bedanya, jika di dalam Kitab al-Jami' Shahih al-Bukhari, penyusunan bab-babnya didasari atas permasalahan yang ada dan juga dibuat penafsiran hukumnya. Sementara dalam karya Imam Muslim, karyanya disusun berdasarkan subjek-subjek dan membuat kompilasi hadits-hadits sahih, tanpa ada penafsiran hukum.
Biografi Imam Muslim: Ahli Hadits Terkemuka
Imam Muslim wafat pada tahun 870 M dalam usia 53 tahun.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Jumat, 16 November 2012

Biografi Imam Bukhari: Amirul Mukminin fil Hadits

Nama asli Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Mughirah bin Mardizah al-Bukhari. Ia lahir di kota Bukhara pada tahun 194 H. Bukhara merupakan salah satu kota yang terkenal dan pernah menjadi pusat peradaban Islam di Asia Tengah. Ketertarikannya pada ilmu hadits, karena sejak masa kanak-kanak ia sudah belajar hadits dari ayahnya. Ayahnya adalah seorang ahli hadits yang memiliki hubungan baik dengan Imam Malik, Muhammad bin Zaid, dan Abdullah bin Mubarak. Mereka ini adalah para tokoh ahli hadits yang terkenal dan berpengaruh di kalangan ulama hadits ketika itu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau sejak kanak-kanak ia telah mampu menghafal sekitar 70.000 hadits, bahkan ia mengetahui sebagian besar tanggal lahir, wafat dan tempat tinggal para perawi hadits-hadits tersebut.

Kemudian pada umur 17 tahun, Imam Bukhari sudah hafal dua kitab hadits karangan Ibnu Mubarak dan al-Waqi'. Kemampuannya menghafal ribuan hadits, menunjukkan bahwa Imam Bukhari memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hal itu dapat dilihat dari kemampuannya melakukan kritikan terhadap sanad, matan, dan rawi hadits.

Di dalam usahanya mengumpulkan hadits-hadits, Imam Bukhari melakukan perjalanan ilmiah atau rihlah ilmiah mulai dari Balkh, Naisabur, Rai Baghdad, Basrah, Kuffah, Mekkah, Madinah, Mesir, Damaskus, Hims, dan Qaisariyah. Dalam perjalanannya menimba ilmu pengetahuan, ia sempat tinggal dan menetap di kota Mekkah selama lebih kurang dua tahun. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke Madinah dan belajar ilmu hadits dari para ahli hadits terkenal di Madinah. Di antara guru hadits yang sempat didatanginya adalah Ishak bin Rahwi dan Ali al-Mada'ini. Perjalanan ini memerlukan waktu lebih kurang selama 16 tahun.
Biografi Imam Bukhari: Amirul Mukminin fil Hadits
Dari hasil pengembaraan ilmiahnya ini, Imam Bukhari menghasilkan sebuah karya dalam bidang ilmu hadits yang sangat monumental, yaitu kitab al-Jami' al-Shahih al-Bukhari. Kitab ini menjadi bahan rujukan bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu hadits dan ingin melakukan kritikan atau takhrij hadits-hadits Rasulullah saw. Setelah ia berhasil melakukan kajian dan pengembaraan ilmiah dengan hasil karya yang monumental, akhirnya pada tahun 256 H dalam usia 62 tahun Imam Bukhari meninggal dunia.

*) Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Kamis, 15 November 2012

Biografi Umar Khayyam: Ahli Matematika dan Sastra Muslim

Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Sejak kecil, Khayyam sudah memperoleh pendidikan yang baik dari orang tuanya. Salah seorang gurunya adalah Imam Muwaffak, seorang pendidik yang terkenal pada masa itu.

Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya.

Tanpa diduga, kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi. Sultan juga mendirikan sebuah pusat observasi astronomi yang megah, tempat Khayyam mempersiapkan dan menyusun sejumlah tabel astronomi di kemudian hari. Di samping itu, Umar Khayyam juga diangkat menjadi ketua dari sekelompok sarjana yang terdiri dari delapan orang. Kedelapan orang sarjana tersebut adalah orang-orang pilihan Sultan yang ditunjuk untuk mengadakan sejumlah penelitian astronomi di Perguruan Tinggi Nizamiah, Baghdad.

Para ilmuwan inilah yang kemudian berhasil melakukan modifikasi terhadap perhitungan kalender muslim. Menurut perhitungan Khayyam, masa satu tahun adalah 365,24219858156 hari. Ia menghasilkan perhitungan yang sangat akurat hingga membuat para ilmuwan memuji kecerdasannya. Pada akhir abad XIX, para astronom menyatakan bahwa masa satu tahun adalah 365,242196 hari. Sementara itu, hitungan terakhir untuk masa satu tahun adalah 365,242190 hari. Sebuah nilai yang tidak jauh berbeda dari perhitungan Umar Khayyam berabad-abad sebelumnya.
Biografi Umar Khayyam: Ahli Matematika dan Sastra Muslim
Sejak tahun 1079, Umar Khayyam mulai menerbitkan hasil penelitiannya berupa tabel astronomi yang dikenal sebagai Zij Malik Syah. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Di kemudian hari, karya ini diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Perancis. Al-Jabr dianggap sebagai sebuah sumbangan terbesar Umar Khayyam bagi negerinya dan perkembangan ilmu matematika.

Umar Khayyam adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah. Selain itu, Umar Khayyam juga telah memperkenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan bahwa suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar. Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru lebih banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Hal ini merupakan bukti bahwa Umar Khayyam dan pengikutnya, Nashiruddin al-Thusi, telah berhasil mendahului para ahli matematika Barat. Karya Khayyam lainnya adalah Jawami al-Hisab. Karya ini memuat referensi paling awal tentang Segitiga Pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar, suatu hal mengenai geometri Euclides yang sangat mendasar.

Sebagai seorang muslim, Umar Khayyam termasuk kelompok moderat. Ia mempunyai pandangan yang berbeda dengan kebanyakan muslim pada waktu itu. Dengan kemampuannya bersastra, Khayyam juga menulis sejumlah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi tersebut termuat dalam karyanya yang berjudul Rubaiyat. Kini, karya tersebut masih tersimpan di negeri kelahirannya. Sementara itu, karya sastra Khayyam yang lain telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitz Gerald pada tahun 1839.

Umar Khayyam meninggal dunia pada akhir abad XII.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Senin, 12 November 2012

Biografi Singkat Ludwig Eduard Boltzmann: Fisikawan Austria

Ludwig Eduard Blotzmann (1844 - 1906) lahir di Wina. Ia belajar di perguruan tinggi yang ada di sana. Ia mengajar pada berbagai institusi di Austria dan Kekaisaran Prusia, kemudian berpindah dari satu institusi ke institusi lain. Ia berhasil menegakkan dasar yang kuat untuk mekanika statsitik. Salah satu hasil yang diraihnya adalah penafsiran hukum II termodinamika yang dinyatakan dengan keteraturan dan ketidakteraturan, hukumnya S = k log W yang mengaitkan entropi S dari suatu sistem dengan kemungkinan diukirkan pada batu kuburannya.

Pada 1884, ia menurunkan rumus R = eoT2 dari termodinamika. Rumus yang menyatakan laju radiasi benda hitam ini juga ditemukan oleh Joseph Stefan, mantan gurunya, secara eksperimental 5 tahun sebelumnya. Boltzmann merupakan ahli dalam teori atomik materi, suatu bidang yang masih banyak dipertentangkan oleh ilmuwan pada abad ke-19, dan perdebatan dengan orang yang bertentangan telah membuat perasaannya tertekan, meski sebenarnya banyak dukungan yang diberikan kerabat kerja.
Biografi Singkat Ludwig Eduard Boltzmann: Fisikawan Austria
Akan tetapi, di balik semua kesuksesannya, Boltzmann menderita gangguan bipolar. Sebuah derita yang kemudian menyebabkannya bunuh diri. Ia bunuh diri saat berlibur bersama keluarganya. Ia dimakamkan di Wina. Pada nisannya terdapat guratan.

*) Dari berbagai sumber.
selengkapnya...

Jumat, 09 November 2012

Biografi Abu Mansur Al-Baghdadi: Raja Aritmatika Muslim

Nama lengkap Abu Mansur al-Baghdadi adalah Abu Mansur Abdul Qahir ibn Tahir ibn Muhammad al-Baghdad. Ia dikenal sebagai ahli matematika, filsafat teologi, dan sejarah. Ia menulis semua karyanya dalam bahasa Arab.

Semula, al-Baghdadi belajar ilmu hukum. Namun, ia kemudian merasa tertarik pada ilmu aritmatika dan mulai mempelajarinya. Al-Baghdadi selalu menggunakan waktunya untuk menulis sejumlah buku tentang ilmu hukum, aritmatika, matematika, dan ilmu kewarisan (faraid). Namun sayang, buku aritmatika karya al-Baghdadi tidak diketahui keberadaannya hingga kini.

Selain menguasai ilmu hukum dan aritmatika, al-Baghdadi juga pakar teologi. Ia telah menghasilkan sejumlah buku mengenai teologi, seperti Kitab al-Milal wa al-Nihal atau Ushul al-Din. Buku ini adalah sebuah risalah sistematik yang diawali dengan sifat dasar pengetahuan, penciptaan, bagaimana mengenal Sang Pencipta, dan lain-lain. Sekilas, Kitab al-Milal wa al-Nihal mirip dengan sebuah buku karya Muhammad bin Umar ar-Razi yang berjudul al-Muhassal. Namun, jika diperhatikan lebih cermat, terlihat ada perbedaan. Dalam Kitab al-Milal wa al-Nihal, al-Baghdadi menuliskan pandangannya dan nama sekte (mazhab) kepercayaan di setiap subyek. Karya ini bersifat obyektif.
Biografi Abu Mansur Al-Baghdadi: Raja Aritmatika Muslim
Salah satu karya al-Baghdadi yang membuat namanya menggelenda adalah Kitab al-Farq Bayn al-Firaq (Buku Tentang Sekte) dan at-Takmil. At-Takmil adalah sebuah buku yang membahas cara pemecahan warisan, sedangkan Kitab al-Farq Bayn al-Firaq menjelaskan berbagai macam sekte dari sudut pandang kuno atau ortodoks. Buku ini bersifat kontroversial. Di dalam Kitab al-Farq Bayn al-Firaq terdapat sebuah bab berjudul Socrates dan Plato. Pada bab ini, al-Baghdadi membahas sejumlah masalah keislaman yang diakhiri dengan penjelasan tentang kepercayaan kaum ortodoks. Al-Baghdadi juga menghasilkan sebuah karya yang mengkritisi pemikiran dan gagasan eksploratif Ibnu Hudhayl dan Ibnu Karram. Karya tersebut berjudul The Errors of Abu Hudhayl.

Diperkirakan, Abu Mansur al-Baghdadi meninggal dunia pada tahun 1037.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Rabu, 07 November 2012

Biografi John Napier: Penemu Logaritma dari Skotlandia

John Napier (1550 - 1617) lahir dekat Edinburgh, Skotlandia, pada tahun 1550. Ia adalah anak dari seorang tanah yang kaya yang meninggal pada saat ia masih muda. Ia belajar bahasa Latin, Yunani, dan matematika dari seorang guru privat. Pada usia 13 tahun, ia belajar di Universitas St. Andrews. Secara mengejutkan, ia tidak menyelesaikan gelar universitasnya akan tetapi pergi ke Eropa. Ia kembali ke rumah pada usia 21 tahun dan menikah setahun kemudian. Istri pertamanya meninggal dunia di tahun 1579, dan ia menikah lagi beberapa tahun kemudian.

Pada masa tersebut terjadi pergolakan untuk menentukan siapa penguasa kerajaan Inggris selanjutnya. Beberapa pertikaian muncul mengenai penentuan apakah Inggris akan menjadi negara Katolik atau Protestan. John Napier terlibat dalam tiga peristiwa untuk mendukung gereja Protestan sebagai pembelaannya terhadap King James VI dari Skotlandia.

Tidak mengherankan jika John terlibat dalam perang. Akan tetapi, ia akhirnya mengalihkan ketertarikannya pada bidang matematika dan astronomi. Ia ingin mencari cara untuk mengurangi waktu yang diperlukan pada saat menghitung bilangan yang panjang, seperti 57162958 x 6173298.
Biografi John Napier: Penemu Logaritma dari Skotlandia
Pada tahun 1614, ia telah menyelesaikan buku pertamanya mengenai logaritma. Ia menemukan metode perkalian bilangan dengan menambah logaritmanya kemudian menggunakan invers logaritma untuk mendapatkan hasil akhir. Napier juga menemukan sehimpunan bilangan batang, yang sekarang disebut dengan Napier's bones, yang digunakan untuk mengalikan bilangan-bilangan. Penemuan-penemuan Napier adalah awal dari digunakannya penggaris geser dan kalkulator.

Napier meninggal dunia di Puri Merchiston pada tanggal 4 April 1617 dalam usia 67 tahun.

*Dari berbagai sumber
selengkapnya...

Senin, 05 November 2012

Biografi Ibnu Rusta: Penulis Ensiklopedi Geografi Muslim

Nama lengkap Ibnu Rusta adalah Abu Ali Ahmad bin Umar bin Rusta. Ia berasal dari Isfahan. Pada tahun 903 (290 H), ia mengadakan perjalanan ke Hijaz. Ibnu Rusta adalah seorang penulis buku Kitab al-A'lak an-Nafisah yang terdiri dari beberapa jilid. Ia menulis karya itu sekitar tahun 903 - 913 (290 - 300 H), sebelum kemudian diedit dan diterbitkan kembali oleh de Goeje (Leiden, 1892). Sebagai seorang yang berpendidikan tinggi, buku tersebut membahas sejumlah tema pokok dari berbagai macam disiplin ilmu, seperti matematika, geografi, dan sejarah.

Ibnu Rusta adalah seorang ahli geografi yang andal. Ia berhasil melakukan serangkaian penjelajahan dan menulis hasil pengamatannya dengan detail. Dalam sebuah buku, ia mendeskripsikan suasana kota Mekkah dan Madinah, berbagai keajaiban dunia, dan pembagian tujuh macam iklim menurut sistem Yunani. Tak hanya itu, ia juga memasukkan penjelasan tentang Konstantinopel, Bulgaria, Slavia, Rusia, dan negara lain. Selanjutnya, ia memaparkan rencana perjalanannya ke beberapa tempat. Terpisah dari deskripsi tentang negeri-negeri Islam, Ibnu Rusta menyisipkan informasi tentang sejumlah daerah di luar wilayah kekuasaan Islam.

Berdasarkan keragaman isinya, buku karya Ibnu Rusta ini dikatakan sebagai ensikopedi singkat ilmu pengetahuan, sejarah, dan geografi. Sementara itu, J.H. Kramers menilai bahwa karya tersebut adalah sebuah sumber informasi yang kaya sebab semua jenis pokok masalah yang menarik perhatian terangkum di dalamnya. Hal itulah yang membuat Kitab al-A'lak an-Nafisah dianggap sebagai literatur ilmu-ilmu sekuler, yaitu ilmu yang tidak mendapat tempat dalam literatur agama dan tradisional. Pada halaman Daftar Pustaka, terlihat bahwa Ibnu Rusta mengambil banyak keterangan dari karya al-Jayhani, Ibnu Khurradadzbih, dan laporan Abu Abdullah Muhammad bin Ishak, seorang ilmuwan yang pernah tinggal di Khmer (Kamboja) selama dua tahun. Pada masa itu, laporan Abu Abdullah Muhammad bin Ishak banyak digunakan sebagai bahan rujukan oleh para ahli ilmu bumi.
Biografi Ibnu Rusta: Penulis Ensiklopedi Geografi Muslim
Selain mahir geografi, Ibnu Rusta juga menguasai ilmu astronomi. Ia menulis buku tentang tanda-tanda zodiak dan pengenalan planet di alam semesta, yang dikategorikannya berdasarkan bentuk dan ukurannya. Untuk memudahkan para pembaca memahami isi bukunya, Ibnu Rusta menulis dengan bahasa yang singkat, jelas, dan membatasi kutipan dari buku lain, tinjauan, pandangan, dan teori para astronom. Salah satu pandangan ahli astronomi yang dikutip Ibnu Rusta adalah pandangan tentang rotasi menurut Aryabhatta. Sebagai seorang muslim yang taat, Ibnu Rusta juga mengutip ayat-ayat al-Quran untuk memperkuat pandangan astronominya.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi: November 2012 | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!