Senin, 29 Juli 2013

Biografi Ibnu Al-Khatib: Dokter dan Politikus Andal

Nama lengkap Ibnu al-Khatib adalah Muhammad bin Utsman Ibnu al-Khatib. Ia lahir pada tahun 713 H. Sejak kecil, al-Khatib sudah akrab dengan ilmu pengetahuan.

Ada suatu peristiwa yang membuat nama al-Khatib terkenal. Saat itu, wabah Demam Hitam (Black Fever) yang merenggut ribuan nyawa sedang menjangkit Eropa. Para rahib Nasrani mengatakan bahwa wabah tersebut adalah penyakit kutukan. Namun, al-Khatib justru tertarik untuk menelusuri dan menelitinya dengan cermat, hingga akhirnya ia menyimpulkan bahwa korban Demam Hitam adalah mereka yang tubuhnya dipenuhi daki karena tidak pernah memakai sabun ketika mandi. Sehubungan dengan hal itu, para tabib Muslim lalu membagikan bahan pembersih tubuh (sabun), yang ketika itu belum dikenal di Eropa, secara gratis kepada masyarakat. Orang Eropa pun menyebutnya "soap", yang sesungguhnya berasal dari bahasa Arab "suf" yang berarti pembersih.

Ibnu al-Khatib adalah seorang dokter sejarah, politikus, pengarang, dan penyair Andalusia. Ia banyak mengarang buku sejarah yang bernuansa Spanyol dan Maroko. Selain itu, ia juga mengarang sejumlah buku catatan perjalanan dan makalah sastra. Sebagai penulis, namanya sangat terkenal disebabkan gaya bahasanya yang bagus dan pembaruannya di bidang bahasa.

Salah satu karya penting Ibnu al-Khatib di bidang kedokteran adalah sebuah buku tentang panyakit sampar. Kelebihan buku ini terletak pada keberanian si penulis memberikan argumentasi yang memuaskan sebagai pembelaan atas pemikiran yang berlawanan dengannya. Teori kedokteran yang dikemukakan Ibnu Khatib dalam buku tersebut bertentangan dengan hadits Nabi. Ia berkatan bahwa seorang Muslim harus memiliki prinsip jika bukti yang diambil dari hadits harus diluruskan atau jika apa yang disampaikan oleh hadits tersebut bertentangan dengan bukti yang terlihat oleh indra. Lewat karyanya tersebut, Ibnu al-Khatib telah memberikan bukti kebebasan berpendapat.

Keberanian Ibnu al-Khatib lainnya terlihat ketika ia menulis sebuah risalah kedokteran yang berjudul Amal man Thabba Liman Habba. Dalam risalah itu, ia menggugurkan berbagai persoalan khilafiyah hingga batas yang sangat jauh. Misalnya, keputusannya untuk memberi obat penguat ingatan kaarena sebab-sebab sosial menggunakan khamer untuk tujuan kedokteran.

Biografi Ibnu Al-Khatib: Dokter dan Politikus Andal

Selain menulis karya kedokteran, Ibnu al-Khatib juga menulis sejumlah karya sejarah, geografi, syair, sastra, tasawuf, dan filsafat. Karyanya yang paling penting dalam sejarah adalah al-Ihalah fi Ahbar Garnalah, sebuah ensiklopedi riwayat hidup para ilmuwan Andalusia secara umum. Buku ini menjadi rujukan Islam paling penting tentang kerajaan Granada dalam hal sejarah para tokoh, sastra, dan peradabannya. Ibnu al-Khatib juga memasukkan riwayat hidupnya sendiri secara lengkap dalam buku itu.

Ibnu a-Khatib adalah penulis dan penyair besar Andalusia. Semua itu tercermin dari karya-karyanya yang kaya ide dan wawasan. Sebagai seorang penyair, gaya bahasanya sangat indah sehingga sulit ditandingi oleh para penyair Andalusia lain pada masa itu. Adapun dalam bidang prosa, Ibnu al-Khatib mengkhususkan diri menulis prosa seputar masalah politik dan surat-surat diplomasi, yang pernah ditulisnya mewakili sang sultan untuk raja-raja di Spanyol dan para sultan di Maroko dan sebuah buku yang berjudul Rayhanah al-Kuttab. Kelebihan buku ini adalah bahasanya yang enak dibaca dan kalimatnya yang singkat. Melalui Rayhanah al-Kuttab kepiawaian Ibnu al-Khatib dalam bidang politik terlihat jelas, pun wawasannya yang jauh ke depan. Ia melihat Andalusia kelak akan hancur karena perbuatannya sendiri. Pada akhirnya, negara tersebut memang hancur oleh hawa nafsu dan fitnah.

Dalam bukunya yang terkenal, Nafth al-Thayyib, al-Maqri al-Til Matsani mengulas tentang sosok Ibnu al-Khatib, syair, dan prosanya yang mengagumkan. Ulasan tersebut ditulisnya dalam dua jilid Nafth al-Thayyibb dari sepuluh jilid yang ada.

Ibnu al-Khatib wafat pada tahun 776 H di Andalusia.

Sumber: Buku Para Ilmuwan Muslim
selengkapnya...

Selasa, 04 Juni 2013

Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia

Biografi Ir. Soekarno- Ir Soekarno dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai Pahlawan Proklamasi, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.

Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia

Berikut Biodata Ir. Soekarno
Nama lahir : Koesno Sosrodihardjo
Nama lengkap : Dr. Ir. Soekarno (bacaan: Sukarno)
Nama akrab : Bung Karno / Pak Karno
Agama : Islam
Tempat & Tgl lahir : Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901
Tempat & Tgl meninggal : Jakarta, 21 Juni 1970
Ayah : Raden Soekemi Sosrodihardjo
Ibu : Ida Ayu Nyoman Rai
Istri : - Oetari (1921–1923)
        - Inggit Garnasih (1923–1943)
        - Fatmawati (1943–1956)
        - Hartini (1952–1970)
        - Kartini Manoppo (1959–1968)
        - Ratna Sari Dewi (1962–1970)
        - Haryati (1963–1966)
        - Yurike Sanger (1964–1968)
        - Heldy Djafar (1966–1969)
Anak : - Guntur Soekarnoputra
           - Megawati Soekarnoputri
           - Rachmawati Soekarnoputri
           - Sukmawati Soekarnoputri
           - Guruh Soekarnoputra (dari Fatmawati)
           - Taufan Soekarnoputra
           - Bayu Soekarnoputra (dari Hartini)
           - Totok Suryawan (dari Kartini Manoppo)
           - Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi)
Profesi : Insinyur , Politikus
Kebangsaan : Indonesia
Zodiak : Gemini

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi IT. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda  memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. 

Saat dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. Saat dipindahkan ke penjara Sukamiskin, pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat.

Dia dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno agar tidak mendapat informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan 'elite'. Kelompok tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang terlibat korupsi, penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan mereka tidak nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas perjuangan kemerdekaan. Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan, cuaca, dan hal-hal yang tidak penting. Beberapa bulan pertama menjadi tahanan di Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris putus sama sekali. Tapi sebenarnya, ada berbagai cara dan akal yang dilakukan Soekarno untuk tetap mendapat informasi dari luar.

Hal itu terjadi saat pihak penjara membolehkan Soekarno menerima kiriman makanan dan telur dari luar. Telur yang merupakan barang dagangan Inggit itu selalu diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima Bung Karno. Seperti yang dituturkan Ibu Wardoyo yang dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antarkota tahun 1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan di luar penjara. Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa menduga-duga saja kabar buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan secara detail.

Seiring berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit kemudian menemukan cara yang lebih canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya masih sama, telur. Namun, telur tersebut telah ditusuk-tusuk dengan jarum halus dan pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung Karno. Satu tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya seorang teman ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran terhadap para aktivis pergerakan kemerdekaan.

Selama menjalani masa hukuman dari Desember 1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno tidak pernah dijenguk oleh kedua orangtuanya yang berada Blitar. Menurut Ibu Wardoyo, orang tua mereka Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai tidak sanggup melihat anak yang mereka banggakan itu berada di tempat hina yakni penjara dan dalam posisi yang tidak berdaya.

Apalagi, saat di Sukamiskin, menurut Ibu Wardoyo, kondisi Soekarno demikian kurus dan hitam. Namun Bung Karno beralasan, dia sengaja membuat kulitnya menjadi hitam dengan bekerja dan bergerak di bawah terik matahari untuk memanaskan tulang-tulangnya. Sebab di dalam sel tidak ada sinar matahari, lembab, gelap, dan dingin. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Kiprah Politik Presiden Ir. Soekarno

A. Masa pergerakan nasional

Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko (kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember 1931.

Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional. Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan.

Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

B. Masa penjajahan Jepang

Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan" keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.

Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.

Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.

Ia aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke Rengasdengklok.

Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.

Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan Jepang membuat Soekarno dituduh oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.

C. Masa Perang Revolusi

Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan orang/Panitia Sembilan (yang menghasilkan Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama pasukan Pembela Tanah Air Peta Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lain Soekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para tokoh menolak dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang. 

Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, bulan suci kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan menjadi presiden dan wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa pertumpahan darah peristiwa Lapangan Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.

Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris), meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya.

Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive). Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi semipresidensiil/double executive. Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan. Hal itu terjadi karena adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang partai politik. Hal ini ditempuh agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.

Meski sistem pemerintahan berubah, pada saat revolusi kemerdekaan, kedudukan Presiden Soekarno tetap paling penting, terutama dalam menghadapi Peristiwa Madiun 1948 serta saat Agresi Militer Belanda II yang menyebabkan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan sejumlah pejabat tinggi negara ditahan Belanda. Meskipun sudah ada Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dengan ketua Sjafruddin Prawiranegara, tetapi pada kenyataannya dunia internasional dan situasi dalam negeri tetap mengakui bahwa Soekarno-Hatta adalah pemimpin Indonesia yang sesungguhnya, hanya kebijakannya yang dapat menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda.

D. Masa kemerdekaan

Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya. Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi Presiden RI. Mandat Mr Assaat sebagai pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno. Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.

Mitos Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan terhadap kepala pemerintahan yakni perdana menteri. Jatuh bangunnya kabinet yang terkenal sebagai "kabinet seumur jagung" membuat Presiden Soekarno kurang memercayai sistem multipartai, bahkan menyebutnya sebagai "penyakit kepartaian". Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober 1952 dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.

Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. 

Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya. Namun sayangnya, masih banyak pula yang mengalami konflik berkepanjangan sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa. Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila ingat atau mengenal akan Indonesia.

Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam dunia internasional, Presiden Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin-pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung (RRC).

Pendidikan Ir. Soekarno
  • Pendidikan sekolah dasar di Eerste Inlandse School, Mojokerto
  • Pendidikan sekolah dasar di Europeesche Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
  • Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
  • Technische Hoge School, Bandung (sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) (1920)
Penghargaan Ir. Soekarno
  • Gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri antara lain dari Universitas Gajah Mada, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Hasanuddin, Institut Agama Islam Negeri Jakarta, Columbia University (Amerika Serikat), Berlin University (Jerman), Lomonosov University (Rusia) dan Al-Azhar University (Mesir).
  • Penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas dari Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, atas jasa Soekarno dalam mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari politik apartheid. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria (April 2005).
Kata Kata Bijak Ir. Soekarno
  • Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
  • Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
  • Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
  • Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
  • Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
  • Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
  • Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan
  • Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
  • Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
  • Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
  • Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
Nah, sekian informasi mengenai Biografi Ir. Soekarno - Presiden Pertama Republik Indonesia. Mudah-mudahan artikel ini dapat menambah pengetahuan Sobat semua.

Sumber : Kumpulan Sejarah
selengkapnya...

Kamis, 25 April 2013

Biografi Abu Al-Qasim Al-Majriti: Ahli Matematika dan Astronomi Muslim

Abu al-Qasim Salmah bin Ahmad al-Majriti lahir pada pertengahan abad X atau tepatnya pada tahun 950 di kota Madrid, Spanyol. Nama panggilannya adalah al-Majriti. Sejak kecil, al-Majriti tertarik mempelajari berbagai disiplin ilmu, terutama matematika dan astronomi. Ia menghabiskan masa kecilnya di Spanyol.

Al-Majriti dikenal sebagai pakar matematika Andalusia. Ia menulis banyak buku tentang ilmu matematika dan teknik. Ia mencoba menggabungkan matematika, teknik, dan astronomi dalam sebuah buku yang membahas tentang alat pengukur ketinggian benda langit yang berjudul Astrolabe.

Selain pakar matematika, al-Majriti mempunyai ketertarikan yang luar biasa pada ilmu perbintangan. Al-Majriti berpendapat bahwa ilmu astronomi akan membuat manusia memahami peredaran planet dan bintang. Sehubungan dengan itu, al-Majriti banyak melakukan penelitian dan pengamatan terhadap benda-benda langit. Seperti ilmuwan lain pada masa itu, al-Majriti juga tertarik mempelajari beberapa buku karangan para ilmuwan sebelumnya, termasuk ilmuwan Yunani.

Setelah melakukan sejumlah penetilian, al-Majriti mengkaji buku Almagest karya Ptolomeus yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Arab. Ia lalu memberi komentar dan penjelasan terhadap buku tersebut. Sejumlah koreksi yang diberikan al-Majriti terhadap naskah perbintangan Yunani itu sangat teliti.

Al-Majriti juga memiliki keahlian dan kemampuan membuat jadwal waktu dan perbintangan. Adapun perhitungan yang dikaji al-Majriti terkait dengan jadwal waktu sholat, tahun baru Islam, awal bulan Ramadhan, dan lain-lain. Prestasi al-Majriti dalam ilmu astronomi adalah ia mengoreksi kalender buatan al-Khwarizmi.

Meskipun namanya dikenal sebagai seorang ilmuwan, tapi al-Majriti juga mempelajari sejarah klasik, arkeologi, dan kehidupan sosial masyarakat dengan serius. Ia tertarik meneliti masalah masyarakat di sekitarnya. Sebagai bentuk kepeduliannya, khususnya di bidang pendidikan, al-Majriti membangun sebuah sekolah besar, yang kemudian menjadi pusat keilmuwan, al-Zahrawi, seorang dokter ahli bedah Arab adalah bekas murid di sekolah tersebut. Ketika masih menjadi murid, al-Zahrawi mendapat bantuan berupa sejumlah alat kedokteran dari al-Majriti. Selain al-Zahrawi, al-Majriti juga mempunyai sejumlah murid yang hebat, seperti Ibnu Khaldun. Al-Majriti adalah seorang ilmuwan yang sangat mendukung para intelektual muda mempelajari ilmu modern demi kemajuan sesama manusia.
Biografi Abu Al-Qasim Al-Majriti: Ahli Matematika dan Astronomi Muslim
Selain bidang pendidikan, bidang lain yang juga menarik perhatian al-Majriti adalah ekologi atau ilmu tentang lingkungan. Al-Majriti sangat peduli terhadap alam semesta dan kelestariannya. Ia mempelajari keanekaragaman makhluk hidup dan menulis buku tentang lingkungan hidup.

Al-Majriti juga mengkaji ilmu kimia. Salah satu karyanya di bidang ini adalah Rutbatul Hkm fil Kimiyya. Buku tersebut menjadi referensi paling penting tentang sejarah kimia Andalusia. Tulisan lainnya adalah Ghayatul Hakim fis Simiyya, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Latin pada abad XIII dan langsung terkenal di Eropa. Para ilmuwan Arab dan Eropa menyebut kehebatan al-Majriti sejajar dengan al-Razi dan Ibnu Sina. Namun, masing-masing mempunyai kemampuan khusus sendiri.

Di kemudian hari, sebuah buku berjudul at-Tashrif bin Matsabatil Mausu'atil Ilmiyyah dijadikan tolok ukur kesuksesan al-Majriti. Setelah mendedikasikan diri di dunia ilmu pengetahuan selama bertahun-tahun, al-Majriti menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1007 (397 H).
selengkapnya...

Rabu, 17 April 2013

Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju

Johannes van der Waals lahir pada 23 November 1823 di Leiden, Belanda. Beliau anak laki-laki dari pasangan suami-istri Jacobus van der Waals dan Elizabeth van der Burg. Setelah menamatkan pendidikan dasar di kota kelahirannya, van der Waals menjadi guru sekolah dasar. Walaupun beliau tidak mempunyai pengetahuan tentang bahasa Romawi dan Yunani, van der Waals berhasil lulus dalam ujian saringan masuk sekaligus melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden dari tahun 1864 sampai dengan 1865. Di Universitas Leiden ini van der Waals memperoleh ijazah mengajar matematika dan fisika.

Pada tahun 1864, beliau diangkat menjadi guru sekolah menengah di Deventer. Pada 1856, van der Waals pindah ke The Haque. Di sana mula-mula beliau bekerja sebagai guru dan akhirnya menjadi direktur salah satu sekolah menengah di sekolah tersebut.

Pada umur 36 tahun, van der Waals memperoleh gelar dokter dengan tesisnya yang berjudul Over de Continuiteit van der baren Vloeistoestond (On The Continuity of The Gas and Liquid State).
Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju
Tahun 1876, van der Waals memperoleh gelar profesor bidang fisika di Universitas Amsterdam. Pada 1913, van der Waals menerima hadiah Nobel atas penelitiannya mengenai suhu rendah dan keberhasilannya membuat helium cair. Selain hadiah Nobel, van der Waals pun memperoleh beberapa penghargaan lainnya, di antaranya: doktor kehormatan dari Universitas Cambridge, Anggota kehormatan Imperial Society of Naturalist of Morrow, The Royal Irish Academy dan The American Philosophical Society, anggota luar biasa The Royal Academy of Sciener Belgia. Van der Waals juga meneliti interaksi antarmolekul. Untuk menghargai jasanya, gaya antarmolekul itu diberi nama gaya van der Waals.

Van der Waals yang mempunyai hobi berjalan kaki dan membaca ini, meninggal dunia di Amsterdam pada 8 Maret 1923. Namun, hingga kini ilmunya tetap bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
selengkapnya...

Selasa, 02 April 2013

Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro

Amedeo Avogadro (1776-1856) bergelar Count, gelar kebangsawanan yang cukup tinggi. Ia dilahirkan di Turin, Italia. Sudah menjadi tradisi dalam keluarganya bahwa setiap anggota harus menjadi ahli hukum. Karenanya, walaupun sesungguhnya lebih tertarik pada ilmu fisika, ia juga belajar ilmu hukum dan lulus pada tahun 1796, serta bekerja sebagai pengacara untuk waktu yang lama.

Penelitian di bidang fisika dilakukan secara sungguh-sungguh pada tahun 1800 dan kemudian menjadi guru besar fisika di Vercelly pada tahun 1809. Di sana juga ia kemudian menampilkan hipotesisnya yang terkenal tentang isi gas sempurna. Pada tahun 1820 sampai 1850 ia menjadi kepala bagian fisika di Universitas Turin dan banyak mengadakan penyelidikan tentang sifat listrik berbagai zat. Ia juga meneliti adanya pemuaian akibat panas serta berbagai jenis perambatan panas.

Dari karya-karya Avogadro yang diterbitkan, yang paling penting adalah buku teks ilmu fisika berjumlah empat jilid dengan judul Fisika Deicorpi Panderabili yang terbit antara tahun 1837-1841.

Keterkenalan Avogadro terletak pada dalil yang dikemukakannya bahwa gas apa saja yang mempunyai isi, temperatur, dan tekanan sama akan memiliki jumlah molekul yang sama pula. Hipotesis itu diterbitkan pada tahun 1811 di Journal de Physique, Prancis, tak lama setelah Gay Lussac mengemukakan penemuannya bahwa isi dari beberapa gas yang dicampur berbanding lurus dengan isi masing-masing gas serta isi gas gabungan.

Berdasarkan hipotesis Avogadro dan hukum Gay Lussac itulah, rumus molekul serta berat atom gas-gas bisa ditentukan melalui percobaan. Akan tetapi, hipotesis yang diajukan Avogadro tak banyak menarik perhatian orang karena kurang didukung oleh bukti-bukti percobaan.

Selain mengemukakan dalil di atas, Avogadro juga menyatakan bahwa gas-gas sederhana, misalnya hidrogen dan oksigen, bisa berbentuk molekul-molekul yang hanya terdiri atas dua atom dan bukannya satu. Pernyataan tersebut bertentangan dengan teori atom tak terpisahkan dari John Dalton. Walaupun demikian, Avogadro terus saja menerbitkan baik hasil penyelidikannya tentang hal itu maupun hasil riset kimia lainnya.
Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro
Pembuktian hipotesis Avogadro baru terjadi setelah kematiannya yaitu ketika Stanislao Cannizzaro pada tahun 1860 menampilkan sistem berat atom yang dihitungnya berdasarkan hipotesis Avogadro. Sejak saat itulah hipotesis Avogadro diterima tanpa ragu lagi dan pemikirannya tentang sifat molekul gas sederhana ternyata juga benar.

Hipotesis Avogadro menimbulkan konsep massa gram molekul (massa suatu zat yang sama dengan massa molekulnya dinyatakan dalam gram) dan konsep bilangan Avogadro yang merupakan bilangan jumlah molekul yang dikandung oleh berat gram molekul suatu zat. Bilangan Avogadra itu biasanya disebut L dan belum bisa ditentukan secara tepat sampai tahun 1941 saat R.T Birge menghitung dan menyatakan bahwa angka itu adalah 6,02486 x 1023.

Karena isi dari molekul-molekul itu sendiri, hipotesis Avogadro tidak mutlak berlaku bagi gas-gas nyata. Akan tetapi, perbedaannya sangat kecil, kecuali jika tekanannya tinggi.
selengkapnya...

Jumat, 29 Maret 2013

Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme

Epicurus (341 - 271 SM) lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh dari ajaran Democritos danAristophos.

Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Oleh Epicurus dikemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia). Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia, karena mengalami ketakutan. Sehingga apabila manusia telah dapat menghilangkan ketakutannya itu, niscaya manusia akan memperoleh ketenangan jiwa, yang selanjutnya akan memperoleh kebahagiaan.

Terdapat tiga ketakutan, yaitu:

1. Agar manusia tidak takut terhadap kemarahan dewa. Sesungguhnya tidak beralasan manusia takut terhadap kemarahan dewa, karena dewa mempunyai dunianya sendiri dan manusia mempunyai dunianya sendiri. Jadi, dunia dewa dengan manusia lain.

2. Agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadap kematian, karena kematian itu merupakan akhir suatu kehidupan, dan setelah manusia hidup maka tidak ada kehidupan lagi. Jadi, manusia tidak perlu takut akan kematian.

3. Agar manusia tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia bukan ditentukan oleh dewa. Akan tetapi, ditentukan oleh atom-atom. Dengan demikian, adanya nasib manusia itu tergantung dari gerak atom-atom yang terdapat dalam diri manusia. Maka tidak ada alasan untuk takut terhadap nasib.
Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme
Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus menghilangkan rasa ketakutan: terhadap kemarahan dewa, kematian, dan akan nasib.
selengkapnya...

Kamis, 28 Maret 2013

Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman

Plato (427 - 347 SM) adalah pengikut Socrates yang taat di antara para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.

Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Sebagai orang yang dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan ia mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang bangsawan, bernama Pyrilampes. Sejak anak-anak ia telah mengenal Socrates dan kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.

Pada usia 40 tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah: Akademia. Sekolah tersebut dinamakan Akademis, karena berdekatan dengan kuil Akademos seorang pahlawan Athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun. Ia memberikan pengajaran secara baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, terutama bagi orang-orang yang akan menjadi politikus.

Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal. Pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak tetap atau berubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.

Sebagai contoh, terdapat banyak segi tiga yang bentuknya berlain-lainan menurut pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman, tetapi dalam ide atau pikiran bentuk segi tiga tersebut hanya satu dan tetap, dan ini menurut pengetahuan akal.

Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan "yang umum", tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.

Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya, yaitu:
a). Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b). Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c). Tuhan hanya diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak, dan lain-lain.
d). Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya Plato untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk.
Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika dan teorinya tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being). Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya sebagai makhluk sosial dan kodratnya di dalam polis (negara). Sehingga untuk hidup yang baik, dituntut adanya negara yang baik. Dan sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik.

Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, yaitu:
1). Golongan yang tertinggi, terdiri dari orang-orang yang memerintah (para penjaga, para filsuf).
2). Golongan pembantu, terdiri dari para prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan negara dan menjaga ketaatan para warganya.
3). Golongan rakyat biasa, terdiri dari petani, pedagang, tukang, yang bertugas untuk memikul ekonomi negara.

Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Bentuk pemerintahan harus disesuaikan dengan keadaan yang nyata.

Apabila suatu negara telah mempunyai Undang-Undang Dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah monarki. Bentuk pemerintahan yang aristokrasi dianggap kurang tepat dan sedangkan bentuk pemerintahan yang terburuk adalah demokrasi. Sedangkan apabila suatu negara belum mempunyai Undang-Undang Dasar maka bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi, dan yang paling buruk adalah monarki, konsep tentang negara ini tertera dalam Politeia (Tata Negara).
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!