Jumat, 29 Maret 2013

Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme

Epicurus (341 - 271 SM) lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh dari ajaran Democritos danAristophos.

Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Oleh Epicurus dikemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia). Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia, karena mengalami ketakutan. Sehingga apabila manusia telah dapat menghilangkan ketakutannya itu, niscaya manusia akan memperoleh ketenangan jiwa, yang selanjutnya akan memperoleh kebahagiaan.

Terdapat tiga ketakutan, yaitu:

1. Agar manusia tidak takut terhadap kemarahan dewa. Sesungguhnya tidak beralasan manusia takut terhadap kemarahan dewa, karena dewa mempunyai dunianya sendiri dan manusia mempunyai dunianya sendiri. Jadi, dunia dewa dengan manusia lain.

2. Agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadap kematian, karena kematian itu merupakan akhir suatu kehidupan, dan setelah manusia hidup maka tidak ada kehidupan lagi. Jadi, manusia tidak perlu takut akan kematian.

3. Agar manusia tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia bukan ditentukan oleh dewa. Akan tetapi, ditentukan oleh atom-atom. Dengan demikian, adanya nasib manusia itu tergantung dari gerak atom-atom yang terdapat dalam diri manusia. Maka tidak ada alasan untuk takut terhadap nasib.
Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme
Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus menghilangkan rasa ketakutan: terhadap kemarahan dewa, kematian, dan akan nasib.
selengkapnya...

Kamis, 28 Maret 2013

Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman

Plato (427 - 347 SM) adalah pengikut Socrates yang taat di antara para pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal sebagai ahli pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya sangat banyak sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperolehnya secara cukup.

Ia lahir di Athena, dengan nama asli Aristocles. Ia belajar filsafat dari Socrates, Pythagoras, Heracleitos, dan Elia, akan tetapi ajarannya yang paling besar pengaruhnya adalah dari nama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Sebagai orang yang dilahirkan dalam lingkungan keluarga bangsawan ia mendapatkan pendidikan yang baik dari seorang bangsawan, bernama Pyrilampes. Sejak anak-anak ia telah mengenal Socrates dan kemudian menjadi gurunya selama 8 tahun.

Pada usia 40 tahun ia mengunjungi Italia dan Sicilia, untuk belajar ajaran Pythagoras, kemudian sekembalinya ia mendirikan sekolah: Akademia. Sekolah tersebut dinamakan Akademis, karena berdekatan dengan kuil Akademos seorang pahlawan Athena. Ia memimpin sekolah tersebut selama 40 tahun. Ia memberikan pengajaran secara baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, terutama bagi orang-orang yang akan menjadi politikus.

Sebagai titik tolak pemikiran filsafatnya, ia mencoba menyelesaikan permasalahan lama: mana yang benar yang berubah-ubah (Heracleitos) atau yang tetap (Parmenides). Mana yang benar antara pengetahuan yang lewat indera dengan pengetahuan yang lewat akal. Pengetahuan yang diperoleh lewat indera disebutnya pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman. Sedangkan pengetahuan yang diperoleh lewat akal disebut pengetahuan akal. Pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman bersifat tidak tetap atau berubah-ubah, sedangkan pengetahuan akal bersifat tetap atau tidak berubah-ubah.

Sebagai contoh, terdapat banyak segi tiga yang bentuknya berlain-lainan menurut pengetahuan indera atau pengetahuan pengalaman, tetapi dalam ide atau pikiran bentuk segi tiga tersebut hanya satu dan tetap, dan ini menurut pengetahuan akal.

Dibandingkan dengan gurunya, Socrates, Plato telah maju selangkah dalam pemikirannya. Socrates baru sampai pada pemikiran tentang sesuatu yang umum dan merupakan hakikat suatu realitas, tetapi Plato telah mengembangkannya dengan pemikiran bahwa hakikat suatu realitas itu bukan "yang umum", tetapi yang mempunyai kenyataan yang terpisah dari sesuatu yang berada secara konkret, yaitu ide. Dunia ide inilah yang hanya dapat dipikirkan dan diketahui oleh akal.

Pemikirannya tentang Tuhan, Plato mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya, yaitu:
a). Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b). Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c). Tuhan hanya diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak, dan lain-lain.
d). Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.

Sebagai puncak pemikiran filsafat Plato adalah pemikirannya tentang negara, yang tertera dalam Polites dan Nomoi. Pemikirannya tentang negara ini sebagai upaya Plato untuk memperbaiki keadaan negara yang dirasakan buruk.
Biografi Plato: Dunia Ide dan Dunia Pengalaman
Konsepnya tentang negara di dalamnya terkait etika dan teorinya tentang negara. Konsepnya tentang etika sama seperti Socrates, yaitu bahwa tujuan hidup manusia adalah hidup yang baik (eudaimonia atau well-being). Akan tetapi, untuk hidup yang baik tidak mungkin dilakukan tanpa di dalam polis (negara). Alasannya, karena manusia menurut kodratnya sebagai makhluk sosial dan kodratnya di dalam polis (negara). Sehingga untuk hidup yang baik, dituntut adanya negara yang baik. Dan sebaliknya, polis (negara) yang jelek atau buruk tidak mungkin menjadikan para warganya hidup dengan baik.

Menurut Plato, di dalam negara yang ideal terdapat tiga golongan, yaitu:
1). Golongan yang tertinggi, terdiri dari orang-orang yang memerintah (para penjaga, para filsuf).
2). Golongan pembantu, terdiri dari para prajurit, yang bertugas untuk menjaga keamanan negara dan menjaga ketaatan para warganya.
3). Golongan rakyat biasa, terdiri dari petani, pedagang, tukang, yang bertugas untuk memikul ekonomi negara.

Tugas negarawan adalah mencipta keselarasan antara semua keahlian dalam negara (polis) sehingga mewujudkan keseluruhan yang harmonis. Bentuk pemerintahan harus disesuaikan dengan keadaan yang nyata.

Apabila suatu negara telah mempunyai Undang-Undang Dasar, bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah monarki. Bentuk pemerintahan yang aristokrasi dianggap kurang tepat dan sedangkan bentuk pemerintahan yang terburuk adalah demokrasi. Sedangkan apabila suatu negara belum mempunyai Undang-Undang Dasar maka bentuk pemerintahan yang paling tepat adalah demokrasi, dan yang paling buruk adalah monarki, konsep tentang negara ini tertera dalam Politeia (Tata Negara).
selengkapnya...

Rabu, 27 Maret 2013

Biografi Socrates: Ajaran Moral

Socrates (469 - 399 SM), tidak banyak diketahui mengenai riwayat Socrates. Akan tetapi, sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato, dan Aristoteles. Karena ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan tentang dirinya didapat dari para muridnya. Yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato yang berupa dialog-dialog.

Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaannya seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang judes (galak dan keras). Ia dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi prajurit Athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap urusan politik maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya ia dalam keadaan miskin.

Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepada manusia sebagai obyek pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis, yang setiap mengajarkan pengetahuannya selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya. Sehingga ia kemudian oleh kaum Sofis sendiri dituduh memberikan ajaran barunya, merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Pembelaan Socrates atas tuduhan tersebut telah ditulis oleh Plato dalam karangannya: Apologia.

Sejak muda Socrates telah terlihat sifat kebijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga pada setiap perilakunya dituntun oleh suara batin (diamon) yang selalu membisikkan dan menuntun ke arah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada para muridnya dengan dialog (tanya jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu menyelimuti para muridnya. Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidaktahuan para muridnya tentang hal-hal tertentu. Dengan cara dialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan pengetahuan yang sejati.
Biografi Socrates: Ajaran Moral
Peran Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu meniru pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan dalam upaya menolong kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan sebagai bidan pengetahuan. Teknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi) pengetahuan itu disebut majeutike (kebidanan) yaitu dengan cara mengamat-amati hal-hal yang konkret dan yang beragam coraknya tetapi pada jenis yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda dihilangkan sehingga tinggallah unsur yang sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.

Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral. Barang siapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arete) atau keutamaan moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.

Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.
selengkapnya...

Senin, 25 Maret 2013

Biografi Gorgias: Tokoh Sofisme Yunani Klasik

Gorgias (480 - 380 SM) lahir di Leontinoi, Sicilia. Namanya menjadi terkenal karena ajarannya dalam bidang retorika atau seni berpidato, dan memang ia sangat pandai berdebat.

Menurut pendapatnya, yang penting adalah bagaimana dapat meyakinkan orang lain agar menerima pendapat kita. Dengan demikian, dalam berdebat bukan mencari kebenaran, akan tetapi bagaimana memenangkan perdebatan.

Pemikirannya yang penting adalah:

a. Mencari keterangan tentang asal usul yang ada.
b. Bagaimanapun peran manusia sebagai makhluk yang mempunyai kehendak berpikir. Karena dengan kehendak berpikir itulah manusia mempunyai pengetahuan yang nantinya akan menentukan sikap hidupnya.
c. Norma yang sifatnya umum tidak ada, yang ada norma yang individualistis (subyektivisme).
d. Bahwa kebenaran tidak dapat diketahui. Sehingga ia termasuk penganut Skeptisisme.

Dari pendapat beberapa orang terhadap aliran Sofisme terdapat perbedaan, yaitu: ada yang menganggap bahwa aliran Sofisme sebagai aliran yang merusak dunia filsafat. Juga sebaliknya, yaitu mengajarkan kepada orang agar kita dapat berpikir secara kritis, (ini tidak dapat kita tiru) mencari kelemahan-kelemahan yang sifatnya destruktif, agar kita memenangkan perdebatan.
Biografi Gorgias: Tokoh Sofisme Yunani Klasik
Aspek positif dari adanya aliran Sofisme ini akan mempengaruhi terhadap kebudayaan Yunani, yaitu suatu revolusi intelektual, dan mengangkat manusia sebagai obyek pemikiran filsafat. Hal ini akan mempengaruhi pemikiran Socrates. Serta, pelopor bagi pendidikan bagi para pemuda secara sistematis. Aspek negatifnya, aliran Sofisme membawa pengaruh yang tidak baik terhadap kebudayaan Yunani, terutama nilai-nilai tradisional (agama dan moral) dihancurkan. Dan kecakapan berpidato dipergunakan untuk memutarbalikkan kebenaran, karena Sofisme meragukan kebenaran dan ilmu pengetahuan digoncangkan.
selengkapnya...

Jumat, 22 Maret 2013

Biografi Ibnu Qutaybah: Sejarawan Ulung dari Persia

Ibnu Qutaybah lahir pada tahun 213 di Kufah. Ia adalah salah satu sejarawan keturunan Persia dan bernama lengkap Abu Muhammad Abdullah bin Muslim bin Qutaybah ad-Dainuri. Meskipun berasal dari Persia, Ibnu Qutaybah tidak menghabiskan banyak waktu di tanah kelahirannya. Ia justru memilih tinggal di Baghdad sembari belajar ilmu hadits, fikih, bahasa, tafsir, tata bahasa, sastra, dan sejarah. Setelah membekali dirinya dengan berbagai ilmu, Ibnu Qutaybah meninggalkan Baghdad menuju sebuah daerah di dataran tinggi Dainur. Di tempat ini, Ibnu Qutaybah menyelesaikan beberapa bukunya.

Semasa hidupnya, Ibnu Qutaybah menghasilkan sejumlah buku sejarah. Karya-karyanya antara lain: al-Anwa' al-Ma'ani al-Kabir, Syakluk Qur'an, Gharibul Qur'an, Ta'wil Mukhtalif al-Hadis, Fadlul Arab, al-Syi'ru wa al-Syu'ara, Uyun al-Akhbar, al-Ma'arif, dan al-Radd 'Ala Jahmiyah wa al-Muasyabbihah. Dari semua karyanya itu, Uyun al-Akhbar dianggap sebagai karya sastra pilihan. Buku ini terbagi atas empat jilid. Jilid pertama membahas masalah kekuasaan, perang, kebangsaan, dan keningratan. Jilid kedua membahas tentang etika, perwatakan, pengetahuan, sejumlah khutbah yang terkenal dalam sejarah Islam, dan beberapa nasihat hidup yang berharga. Jilid ketiga membahas masalah persaudaraan dan hubungan sosial kemasyarakatan. Sementara itu, jilid keempat khusus membahas masalah perempuan.

Dalam Uyun al-Akhbar, Ibnu Qutaybah juga memasukkan sejumlah ungkapan yang dikutipnya dari buku Persia dan India, dari orang Yahudi dan Nasrani, serta dari peradaban Yunani dan Arab. Ibnu Qutaybah telah membaca sejumlah kitab suci, seperti Taurat dan Injil, dan mengutip beberapa perkataan bijak yang ada di dalamnya. Tak hanya itu, ia juga banyak mengutip pendapat para pendeta dan rahib, mengutip doa Isa, Daud, dan Yusuf, serta mengutip secara utuh beberapa paragraf dari kitab suci. Hal inilah yang menyebabkan nama Ibnu Qutaybah dikenal sebagai seorang sastrawan yang ahli menggabungkan unsur budaya dan agama dalam sebuah karya. Selain itu, Ibnu Qutaybah juga dikenal sebagai penulis yang menyenangi humor. Dalam Uyun al-Akhbar, ia menyelipkan beberapa humor dengan tujuan menghibur para pembacanya. Akan tetapi, pada halaman selanjutnya ia mereasa tidak enak dengan humornya itu dan meminta maaf kepada para pembaca. Ia memberi alasan bahwa melucu adalah perbuatan halal, kecuali dilakukan ketika sedang mengkaji alquran, hadits, dan hukum agama. Selanjutnya, ia berbicara tentang dunia dan seluk beluknya, juga tentang cara membangun akhlak yang mulia.
Biografi Ibnu Qutaybah: Sejarawan Ulung dari Persia
Salah satu karya Ibnu Qutaybah sempat memicu kontroversi sejumlah orang, yang kemudian membuat keyakinannya dipertanyakan. Kontroversi tersebut bersumber dari sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul Musykil al-Qur'an. Tulisan tersebut berbunyi, "Dahulu, para sahabat Rasulullah saw. adalah pelita di bumi. Namun, hanya sebagian kecil dari mereka yang membaca alquran hingga dua, tiga, atau empat surat, bahkan ada yang hanya membaca satu baris. Tidak semua Khulafa al-Rasyidin membaca alquran hingga tamat, kecuali Usman. Al-Sya'bi bersumpah bahwa Ali bin Abi Thalib meninggal dunia dalam keadaan tidak hafal alquran."

Namun, terlepas dari kontroversi tersebut, Ibnu Qutaybah adalah seorang penulis yang telah menyumbangkan sejumlah karya yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu sejarah dan geografi.
selengkapnya...

Kamis, 21 Maret 2013

Biografi Democritos: Atom dan Ruang Kosong

Democritos (460 - 370 SM) lahir di kota Abdera di pesisir Thrake di Yunani Utara. Karena ia berasal dari keluarga yang kaya raya maka dengan kekayaannya itu ia berpergian ke Mesir dan negeri-negeri Timur lainnya. Dari karya-karyanya ia telah mewariskan sebanyak 70 karangan tentang bermacam-macam masalah, seperti: kosmologi, matematika, astronomi, logika, etika, teknik, musik, puisi, dan lain-lainnya. Sehingga ia dipandang sebagai seorang sarjana yang menguasai banyak bidang.

Pemikirannya, bahwa realitas bukanlah satu, tetapi terdiri dari banyak unsur, dan jumlahnya tidak terhingga. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian materi yang sangat kecil sehingga indera kita tidak mampu mengamatinya, dan tidak dapat dibagi lagi.

Unsur-unsur tersebut dikatakan sebagai atom yang berasal dari satu dari yang lain karena tiga hal: bentuknya, urutannya, dan posisinya. Atom-atom ini tidak dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan, tidak berubah, dan tidak berkualitas.
Biografi Democritos: Atom dan Ruang Kosong
Menurut pendapatnya, atom-atom itu selalu bergerak, berarti harus ada ruang kosong. Sebab itu satu atom hanya dapat bergerak dan menduduki satu tempat saja. Sehingga Democritos berpendapat bahwa realitas itu ada dua, yaitu: atom itu sendiri (yang penuh), dan ruang tempat atom bergerak (yang kosong).
selengkapnya...

Biografi Anaxagoras: Nus (Pembedaan Jasmani dan Rohani)

Anaxagoras (+/- 499 - 420 SM) dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia, kemudian menetap di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang pertama yang berdomisili di Athena, di mana di kemudian hari Athena inilah menjadi pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke-2 SM. Ia pernah diajukan ke pengadilan dengan mengajarkan bahwa matahari adalah batu yang berpijar dan bulan adalah tanah, bukan sebagai dewa seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat pada saat itu. Atas jasa Pericles, ia dapat dilepaskan dan kemudian melarikan diri ke Lampsakos.

Ia mengarang buah karyanya dalam sebuah prosa. Dari beberapa fragmen dari bagian pertama buku tersebut masih tersimpan. Menurut kesaksian Aristoteles, bahwa Anaxagoras lebih tua dari pada Empedocles, akan tetapi buku karyanya muncul setelah karya Empedocles.

Pemikirannya, realitas bukanlah satu, akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari materi sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga.

Ia tidak sependapat dengan konsep ruang kosong, alasannya bagaimana dengan gerak atom-atom itu apabila tidak ada ruang kosong. Dan ruang yang kosong inilah yang menjadi syarat untuk bergeraknya atom-atom.

Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang berbeda bentuknya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung. Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang padat).
Biografi Anaxagoras: Nus (Pembedaan Jasmani dan Rohani)
Yang disebut sebagai realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang mengandung semuah benih. Di dalam tiap benda mengandung semua benih. Indera kita tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya bisa dilihat benih yang paling dominan. Misalnya, kita melihat emas (yang terlihat emas, karena warna kuning yang paling dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi, tembaga terdapat di dalamnya.

Ia mengemukakan pemikirannya tentang nus, bahwa apa yang dikemukakan oleh Empedocles tentang cinta dan benci yang menyebabkan adanya penggabungan dan perceraian, maka Anaxagoras mengemukakan yang menyebabkan benih-benih menjadi kosmos adalah nus. Nus, yang berarti roh atau rasio, tidak tercampur dengan benih-benih dan terpisah dari semua benda. Nus mengenal dan menguasai segala sesuatu.

Oleh karena ajarannya tentang nus inilah Anaxagoras untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal dengan adanya pembedaan antara yang jasmani dan yang rohani.
selengkapnya...

Selasa, 19 Maret 2013

Biografi Empedocles: Filosof Yunani Kuno dengan Teori Pengenalan

Empedocles (490 - 435 SM) lahir di Akragos, pulau Sicilia. Ia sangat dipengaruhi oleh ajaran kaum Pythagorean, Parmenides, dan aliran keagamaan refisme. Ia pandai dalam bidang kedokteran, penyair retorika, politik, dan pemikir. Ia menulis karyanya dalam bentuk puisi, seperti Parmenides.

Empedocles sependapat dengan Parmenides, bahwa alam semesta di dalamnya tidak ada hal yang dilahirkan secara baru, dan tidak ada hal yang hilang. Ia tidak setuju dengan konsep ruang kosong, akan tetapi ia mempertahankan adanya pluralitas dan perubahan dari hasil pengamatan indera. Realitas tersusun oleh empat unsur, yaitu: api, udara, tanah, dan air. Kemudian, empat unsur tersebut digabungkan dengan unsur yang berlawanan. Sehingga penggabungan dari unsur-unsur yang berlawanan tersebut akan menghasilkan suatu benda dengan kekuatan yang sama, tidak berubah, dan walaupun dengan komposisi yang berbeda.
Biografi Empedocles: Filosof Yunani Kuno dengan Teori Pengenalan
Terdapat dua unsur yang mengatur perubahan-perubahan di alam semesta ini, yaitu: cinta dan benci. Cinta mengatur ke arah penggabungan, benci mengatur ke arah perceraian atau perubahan. Kedua unsur tersebut dapat meresap kemana saja. Proses penggabungan dan perceraian ini terjadi secara terus-menerus, tiada henti-hentinya.

Dengan demikian, dalam kejadian di alam semesta unsur cinta dan benci selalu menyertainya. Juga, proses penggabungan dan perceraian tersebut berlaku untuk melahirkan makhluk-makhluk hidup. Sedangkan manusia pun di samping terdiri dari empat unsur (api, udara, tanah, dan air) juga mengenal akan ke empat unsur tersebut. Hal ini disebabkan karena teori pengenalan yang dikemukakan Empedocles bahwa yang sama mengenal yang sama.
selengkapnya...

Senin, 18 Maret 2013

Biografi Ibnu Nafis: Muslim Ahli Peredaran Darah

Nama lengkap Ibnu Nafis adalah al-Din Abu al-Hasan Ali Ibn Abi al-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi. Selain itu, ia juga mempunyai nama panggilan lain, yaitu The Second Avicenna (Ibnu Sina Kedua), yang diberikan oleh para pengagumnya. Ibnu Nafis lahir pada tahun 1213 di Damaskus. Ia menghabiskan masa kecilnya di kota tersebut hingga menjelang dewasa.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, Ibnu Nafis menempuh pendidikan kedokteran di Medical College Hospital. Gurunya adalah Muhalthab al-Din Abd al-Rahim. Selain itu, ia juga mempelajari hukum Islam. Di kemudian hari, selain sebagai dokter, Ibnu Nafis juga dikenal sebagai pakar hukum Islam bermazhab Syafi'i. Pada tahun 1236, setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang kedokteran dan hukum Islam, Ibnu Nafis meninggalkan tanah kelahirannya menuju Kairo, Mesir. Di sana, ia belajar di Rumah Sakit al-Nassiri. Prestasinya yang gemilang membuat ia kemudian ditunjuk sebagai direktur rumah sakit tersebut.

Sebagai seorang dokter, Ibnu Nafis tidak pernah merasa puas dengan ilmu kedokteran yang dimilikinya. Ia terus memperkaya pengetahuannya melalui berbagai observasi. Hal inilah yang membuat namanya terkenal. Ia adalah dokter pertama yang mampu menerangkan secara tepat tentang paru-paru dan memberikan gambaran mengenai saluran pernapasan, juga interaksi antara saluran udara dengan darah dalam tubuh manusia. Ibnu Nafis dikenal sebagai seorang dokter muslim yang mempunyai pendapat dan pemikiran yang masih murni, terbebas dari berbagai pengaruh Barat.

Dalam studinya, Ibnu Nafis menggunakan beberapa metode, yaitu observasi, survei, dan percobaan. Ia mempelajari ilmu kedokteran melalui pengamatan terhadap sejumlah gejala dan unsur yang mempengaruhi tubuh. Menurut Ibnu Nafis, selain melakukan pengobatan, memeriksa unsur-unsur penyebab munculnya penyakit juga perlu. Selain itu, ia juga memaparkan mengenai fungsi pembuluh arteri dalam jantung sebagai pemasok darah bagi otot jantung (Cardiac Musculature). Penemuannya mengenai peredaran darah di paru-paru ini merupakan penemuan yang menarik. Sehubungan dengan hal itu, Nafis dianggap telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan ilmu kedokteran Eropa pada abad XVI. Lewat penemuannya tersebut, para ilmuwan menganggapnya sebagai tokoh pertama dalam ilmu sirkulasi darah.
Biografi Ibnu Nafis: Muslim Ahli Peredaran Darah
Salah satu karya terbaik Ibnu Nafis adalah Commentary on the Anatomy of Canon of Avicenna. Buku ini merupakan rangkuman hasil pemikiran Ibnu Nafis mengenai anatomi, patologi, dan fisiologi. Karya tersebut berhasil mengungkap sebuah fakta ilmiah penting, yang kemudian diabaikan begitu saja, yaitu gambaran tentang peredaran darah paru-paru. Salah satu ilmuwan Barat yang mempelajari pengobatan Arab di Jerman menyatakan bahwa catatan tersebut merupakan salah satu karya ilmiah terbaik, meskipun sebelumnya telah ada teori yang hampir sama yang dilontarkan oleh Galen pada abad II. Teori tersebut menerangkan bahwa darah mengalir dari bilik kanan jantung ke bilik kiri jantung melalui pori-pori yang terdapat pada katup jantung.

Dalam teorinya, Galen juga menyebutkan bahwa sistem pembuluh vena terpisah dari sistem pembuluh arteri, kecuali terjadi kontak antara keduanya melalui pori-pori. Sebaliknya, Ibnu Nafis meyakini bahwa darah yang berasal dari bilik kanan jantung pasti mengalir ke bilik kiri jantung, namun tidak ada penghubung antara kedua bilik tersebut. Katup jantung tidak berlubang dan berpori sama sekali. Selain itu, Ibnu Nafis juga menambahkan bahwa darah dari bilik kanan jantung mengalir melalui pembuluh arteri ke paru-paru. Proses selanjutnya adalah darah tersebut bercampur dengan udara dan mengalir melalui pembuluh vena ke bilik kiri jantung.

Ibnu Nafis juga menyatakan bahwa nutrisi untuk jantung diekstrak dari pembuluh darah yang melalui dinding jantung. Ibnu Nafis mengomentari Qanun fi al-Thibb, karya Ibnu Sina yang dituangkannya dalam sejumlah manuskrip yang ditulis terpisah. Komentar tersebut dilengkapinya pula dengan sejumlah perbaikan dan disusun berdasarkan pengelompokkan. Pada bagian ini, Ibnu Nafis juga menambahkan teori ciptaannya tentang sirkulasi darah, yakni The Lesser of Pulmonary Circulation of the Blood. Di kemudian hari, sejumlah komentar Ibnu Nafis diterjemahkan dalam bahasa Latin.

Dari sekian banyak karya Ibnu Nafis, teori The Lesser of Pulmonary Circulation of the Blood dianggap sebagai prestasinya yang paling penting dalam bidang kedokteran. Karya Nafis lainnya adalah Kitab al-Mukhtar fi al-Ahdyiya, yang mengupas tentang efek diet bagi kesehatan. Selain itu, ia juga menghasilkan sebuah karya berjudul Kitab al-Shamil fi al-Thibb, yang semula direncanakannya menjadi sebuah ensiklopedi yang terdiri dari tiga ratus jilid.

Ibnu Nafis menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1288.
selengkapnya...

Sabtu, 16 Maret 2013

Biografi Ali Bin Abbas: Dokter Muslim Ahli Bedah

Tak banyak yang diketahui tentang sejarah kelahiran, masa kecil, dan keluarga dari ilmuwan yang satu ini. Di Eropa, Ali bin Abbas lebih dikenal dengan nama Haly Abbas. Ia adalah seorang dokter yang brilian pada masanya.

Jika Qanun dianggap sebagai "Kitab Suci Kedokteran" sekaligus karya terbaik Ibnu Sina karena berisi pembahasan tentang seni bedah dan penyembuhan luka maka Kamil al-Sina'a adalah sebuah buku legendaris karya Ali Abbas Majusi yang mengulas tentang ilmu bedah hingga ke intinya. Buku ini sangat spektakuler karena terdiri dari 110 bab. Dalam Kamil al-Sina'a volume 10, Ali Abbas melengkapinya dengan menambahkan sebuah teori khusus mengenai terapi pembedahan, padahal ilmu tersebut masih kurang diminati di dunia ilmu pengetahuan Islam masa itu. Ilmu jenis ini muncul pertama kali dalam bentuk terjemahan literatur berbahasa Arab pada abad IX, sebelum kemudian memasuki Eropa pada abad pertengahan.

Secara umum, ilmu dan teknologi bedah Arab kurang begitu maju pada masa itu, ilmu bedah lebih terkenal di Eropa bahkan dianggap sebagai ilmu yang mewakili dunia Barat. Di Arab, sains justru lebih maju dan berkembang pesat dari pada ilmu bedah. Di saat itulah, salah satu buku karya Ali Abbas yang dipersembahkannya untuk Sultan Buwaih, Adud ad-Daulah, menunjukkan peranannya dalam memajukan ilmu kedokteran Arab, khususnya ilmu bedah. Buku tersebut dijadikan buku teks standar para mahasiswa kedokteran selama beberapa tahun.

Ali Abbas al-Majusi adalah dokter yang pertama kali membahas susunan dan fungsi pipa kapiler, serta memberi penjelasan yang benar tentang kelahiran bayi. Menurutnya, proses kelahiran bayi adalah reaksi dari otot-otot rahim sang ibu yang bekerja keras pada saat bersamaan. Pendapat tersebut bertolak belakang dari pendapat yang diyakini masyarakat Arab selama berabad-abad bahwa proses kelahiran adalah usaha dari bayi yang akan lahir.

Selain tenar sebagai dokter profesional, Ali Abbas al-Majusi juga dikenal sebagai penulis sejumlah buku medis. Ia pun disejajarkan dengan ilmuwan muslim lain, seperti Zakariya ar-Razi dan Ibnu Sina. Beberapa penemuan baru Ali Abbas diabadikannya dalam wujud tulisan lepas dan buku karya ilmiah.
Biografi Ali Bin Abbas: Dokter Muslim Ahli Bedah
Kerja keras, kecerdasan, dan prestasi Ali Abbas akhirnya didengar oleh Amir Adud Daulah, seorang khalifah keturunan Buwaihi yang memerintah di Baghdad. Sang khalifah segera meminta Ali Abbas menulis sesuatu yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai jawaban, Ali Abbas pun membuat sebuah karya penting di bidang kedokteran, yang kemudian dipersembahkannya untuk sang khalifah. Karya tersebut berjudul Kamil al-Sina'a atau Kamil al-Maliki.

Di kemudian hari, para penerjemah bahasa Latin abad pertengahan menerjemahkan karya tersebut menjadi Liber Regius atau Liber Regalis. Buku bersejarah ini kembali menjadi sorotan dalam sejarah kedokteran sebab isinya dianggap hampir mirip dengan Liber Pantegni. Buku itu pun menjadi buah bibir di kalangan para ilmuwan. Namu, pada akhirnya Liber Regalis dianggap sebagai buku ajar utama yang paling lengkap di bidang kedokteran.

Pada tahun 1492, karya Ali Abbas tersebut dicetak ulang di Venice, lalu di Lyons pada tahun 1523. Adapun bab khusus mengenai pembedahan sebenarnya telah diterjemahkan oleh Constantin, seorang ilmuwan Afrika, pada abad XI, dan sudah diajarkan di berbagai perguruan tinggi di Salermo. Sementara itu, Kamil al-Sina'a versi Arab dicetak ulang di Kairo pada tahun 1297.

Diperkirakan, Ali al-Abbas wafat antara tahun 982 - 995.
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi: Maret 2013 | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!