Selasa, 12 Februari 2013

Biografi Zeno: Peletak Dasar Dialektika

Zeno (+/- 490 - 430 SM) lahir di Elea, dan murid dari Parmenides. Sebagai murid dari Parmenides, ia dengan gigihnya mempertahankan ajaran gurunya dengan cara memberikan argumentasi secara baik. Sehingga di kemudian hari ia dianggap sebagai peletak dasar dialektika.

Menurut Aristoteles, Zenolah yang menemukan dialektika, yaitu suatu argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa, dan dari hipotesa tersebut ditarik suatu kesimpulan. Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang diajukan Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil sehingga terbukti bahwa hipotesa itu adalah salah.

Sebagai contoh dalam mengemukakan hipotesa terhadap melawan gerak adalah:

a. Anak panah yang dilepaskan dari busurnya sebagai hal yang tidak bergerak, karena pada setiap saat anak panah tersebut berhenti di suatu tempat tertentu. Kemudian dari tempat tersebut bergerak ke suatu tempat pemberhentian yang lain, dan seterusnya.... Memang dikatakan anak panah tersebut melesat hingga sampai yang dituju, artinya perjalanan anak panah tersebut sebenarnya merupakan kumpulan pemberhentian-pemberhentian anak panah.
Biografi Zeno: Peletak Dasar Dialektika

b. Achiles si jago lari yang termasyhur dalam mitologi Yunani tidak dapat menang melawan kura-kura, karena kura-kura berangkat sebelum Achiles, sehingga Achiles lebih dahulu harus melewati atau mencapai titik di mana kura-kura berada saat ia berangkat. Setelah Achiles berada di suatu titik, kura-kura tersebut sudah lebih jauh lagi, dan seterusnya sehingga jarak antara Achiles dan kura-kura selalu berkurang, akan tetapi tidak pernah habis.

Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat terpecahkan orang secara logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari seri tak terhingga.
selengkapnya...

Biografi Al-Qalasadi: Pencipta Notasi Pecahan Modern

Nama lengkap al-Qalasadi adalah Abu al-Hasan Ali Muhammad bin al-Khurasi al-Basri. Ia dilahirkan di Baza (Basta), Spanyol, pada abad XV. Selain tersohor sebagai ahli matematika, intelektual Andalusia ini dikenal pula sebagai ahli hukum. Pada mulanya, al-Qalasadi hanya menekuni beberapa subyek ilmu, seperti ilmu kewarisan (faraid). Ia mempelajari ilmu tersebut lewat bimbingan Ali bin Musa. Setelah menamatkan pelajarannya, al-Qalasadi kemudian meninggalkan kota kelahirannya menuju ibu kota Granada. Di sana, ia belajar ilmu agama pada Abu Ishak Ibrahim bin Futuh dan Imam Abdullah al-Sarakusti.

Ia dikenal sebagai seorang cendikiawan yang sangat produktif menghasilkan karya-karya berkualitas. Ia mampu menjadikan beragam tema sebagai pokok bahasan yang menarik. Sebagian karyanya begitu terkenal dan dibaca oleh kaum terpelajar di belahan dunia Barat dan Timur. Nama besarnya pun kian melambung sebagai penulis yang berciri khas. Ia berani membuat karya-karya yang berbeda dari pada karya lain pada zamannya.

Al-Qalasadi adalah orang pertama yang menggunakan simbol-simbol yang kini digunakan dalam penulisan persamaan notasi pecahan. Sebagaimana diketahui, salah satu unsur penting dalam ilmu matematika, khususnya bilangan, adalah pecahan (fractions). Seorang ilmuwan muslim yang bernama al-Banna, dalam sebuah karyanya yang berjudul Talkhis A'mat al-Hisab, mendefinisikan pecahan sebagai pertautan antara dua bilangan untuk menunjukkan satu atau beberapa bagian. Hubungan antara bagian dan bilangan itu kemudian menghasilkan nama yang sama, yang disebut pecahan. Pembilangnya disebut bast, sedang penyebutnya disebut imam (Talkhis, Kashf al-Jilbab). Sebagai pengembangan dari hal itu, al-Qalasadi lalu meletakkan pembilang di atas penyebut dan memisahkan keduanya dengan sebuah garis horisontal. Alasannya, karena notasi tersebut (pecahan) adalah sesuatu yang masih baru pada masa itu. Untuk menjelaskan sebuah pecahan, al-Qalasadi lalu menggunakan pernyataan "ala ma'sihi" yang berarti "tempatkan di atasnya" dan "mafawk al-khatt" yang berarti "yang ada di atas garis".
Biografi Al-Qalasadi: Pencipta Notasi Pecahan Modern
Para ahli matematika Arab lain kemudian membedakan pecahan dalam lima jenis, yaitu pecahan biasa, pecahan tunggal atau pecahan sederhana (mufrad), pecahan pertalian (muntasbih), pecahan disjungsi atau yang tidak memiliki penyebut sama sekali (mukhtalif), pecahan yang masih dapat dibagi (mubah'ad), atau pecahan dari pecahan (fraction of fraction), dan pecahan terkecuali yang dipisahkan tanda minus (mustalua'). Kelima jenis pecahan dan pengembangannya itu kemudian dibahas secara mendalam oleh al-Qalasadi.

Al-Qalasadi adalah ahli matematika pertama yang menggunakan simbolisasi saat membahas atau menulis sebuah persamaan. Selain itu, al-Qalasadi juga pernah mengomentari karya Ibnu al-Banna al-Marakushi, yaitu Talkhis. Ia berkata bahwa karya tersebut memuat rumusan tingkat tinggi yang dibuat dengan kecermatan dan ketetapan yang nyaris sempurna, untuk memperoleh akar kuadrat.

Al-Qalasadi menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 1 Desember 1486 (15 Dzulhijjah 891 H) di Ifrikiya, Bedja.
selengkapnya...

Senin, 11 Februari 2013

Biografi Parmenides: Hakikat Ada (Being)

Parmenides (540 - 475 SM), ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Kebesarannya sama dengan kebesaran Heraclitus. Dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being).

Menurut penuturan Plato, pada usia 65 tahun bersama Zeno mengunjungi ke Athena untuk berdialog dengan Socrates yang masa itu Socrates masih muda. Karya-karyanya berbentuk puisi.

Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Hal ini berbeda dengan pendapat Heraclitus, yaitu bahwa realitas adalah gerak dan perubahan.

Ia kagum adanya misteri segala realitas yang ada. Di situ ia menemukan berbagai (keanekaragaman) kenyataan, dan ditemukan pula adanya hal yang tetap dan berlaku secara umum. Sesuatu yang tetap dan berlaku umum itu tidak dapat ditangkap melalui indera, akan tetapi dapat ditangkap lewat pikiran dan akal. Untuk memunculkan realitas tersebut hanya dengan berpikir.

Yang ada (being) itu ada, yang tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan.
Biografi Parmenides: Hakikat Ada (Being)
Jadi, yang ada (being) itu satu, umum, tetap, dan tidak dapat dibagi-bagi. Karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan banyak yang ada, dan itu tidak mungkin. Yang ada tidak dijadikan dan tidak dapat musnah. Tidak ada kekuatan apa pun yang dapat menandingi yang ada. Tidak ada sesuatu pun yang dapat ditambahkan atau mengurangi terhadap yang ada. Kesempurnaan yang ada digambarkan, sebuah bola yang jaraknya dari pusat ke permukaan semuanya sama. Yang ada di segala tempat, oleh karenanya tidak ada ruangan yang kosong maka di luar yang ada masih ada sesuatu yang lain.
selengkapnya...

Biografi Heraclitus: Si Gelap dari Yunani Kuno

Heraclitus (535 - 475 SM), ia lahir di Ephesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil, dan merupakan kawan dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen-fragmennya, ia mempunyai kesan berhati tinggi dan sombong, sehingga ia mudah mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang-orang terkemuka di negeri Yunani.

Pemikiran filsafatnya terkenal dengan filsafat menjadi. Ia mengemukakan bahwa segala sesuatunya (yang ada itu) sedang menjadi dan selalu berubah. Sehingga ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan air sungai, dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alasannya, oleh karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada di belakangnya. Demikian juga, dengan segala yang ada, tidak ada yang tetap, semuanya berubah. Akhirnya, dikatakan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah menjadi maka filsafatnya dikatakan filsafat menjadi.

Tentang pengetahuan pun demikian, yaitu bahwa pengetahuan yang sejati adalah pengetahuan yang berubah-ubah sehingga apa yang disebutnya sebagai realitas merupakan sesuatu yang khusus, jumlahnya banyak, dan sifatnya dimanis. Realitas merupakan dunia materi, di mana pada setiap realitas berbeda satu dengan yang lainnya, dan tidak ada hal yang tetap berlaku umum.

Pemikiran tentang benda, ia mengemukakan bahwa tiap benda terdiri dari hal-hal yang sifatnya berlawanan atau bertentangan, dua ekstrem yang saling bertolak belakang, walaupun demikian tetap membentuk kesatuan. Yang satu adalah banyak, dan yang banyak adalah satu. Hal ini berarti segala hal yang ada mengandung dalam dirinya pertentangan dari dirinya sendiri. Akan tetapi, justru pertentangan itulah yang mencipta suatu kesatuan, keharmonisan. Setiap pertentangan akan mencipta keadilan, seperti; musim dingin dan musim panas, siang dan malam, bangun dan tidur, cinta dan benci, tua dan muda, dan sebagainya. Dengan kata lain, musim panas ada, karena ada musim dingin. Kesehatan sebagai sesuatu yang penting karena ada penyakit. Kalau dirumuskan secara (dengan) terminologi modern, bahwa segala sesuatu merupakan sintesis dari hal-hal yang bersifat kontradiktif.
Biografi Heraclitus: Si Gelap dari Yunani Kuno
Heraclitus yang mengemukakan pendapatnya, bahwa segala yang ada selalu berubah dan sedang menjadi, ia mempercayai bawa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adanya api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.

Menurut pendapatnya, di dalam arche terkandung sesuatu yang hidup (seperti roh) yang disebutnya sebagai logos (akal atau semacam wahyu). Logos inilah yang menguasai dan sekaligus mengendalikan keberadaan segala sesuatu. Hidup manusia akan selamat apabila sesuai dengan logos.
selengkapnya...

Sabtu, 09 Februari 2013

Biografi Abu Ja'far Al-Mansur: Pendiri Dinasti Abbasiyah

Khalifah Abu Ja'far al-Mansur (101-158 H/732-775 M) adalah putera Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib dilahirkan di Hamimah pada tahun 101 H. Ibunya bernama Salamah, bekas seorang hamba. Al-Mansur adalah saudara Ibrahim al-Imam dan Abul Abbas al-Saffah. Ketiganya dikenal sebagai tokoh pendiri dinasti Abbasiyah. Bahkan Abu Ja'far al-Mansur dikenal sebagai pendiri dinasti Abbasiyah yang sebenarnya, karena dialah peletak dasar-dasar dan sistem pemerintahan Bani Abbas. Ia pula yang mengatur politik pemerintahan dinasti Abbasiyah.

Al-Mansur memiliki kepribadian kuat, tegas, berani, cerdas, dan memiliki pemikiran cemerlang. Dalam usia 36 tahun, ia telah menjadi khalifah menggantikan kedudukan Abul Abbas al-Saffah yang telah wafat. Di usia yang begitu muda, ia tampil ke depan menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah melanda pemerintahan dinasti Abbasiyah. Keberhasilannya dalam mengatasi persoalan-persoalan dalam negeri dinasti Bani Abbasiyah, membawa harum nama Bani Abbas dan memperkuat dasar pemerintahan dinasti Abbasiyah.

Selain itu, al-Mansur juga dikenal sebagai seorang khalifah yang agung, tegas, bijaksana, alim, berpikiran maju, pemerintahannya rapi, disegani, baik budi, dan seorang pemberani. Keberaniannya ini diperlihatkan dengan kemampuannya mengatasi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh pamannya, yaitu Abdullah bin Ali. Karena itu, ia berhasil membangun kekuasaan dan memantapkannya dengan berbagai strategi politik dengan menyusun peraturan-peraturan, undang-undang, dan sebagainya.
Biografi Abu Ja'far Al-Mansur: Pendiri Dinasti Abbasiyah
Jalur-jalur administrasi pemerintahan, mulai dari pusat hingga ke daerah ditata dengan rapi sehingga sistem dan roda pemerintahan berjalan dengan baik. Kebijakannya ini menimbulkan dampak yang positif di kalangan para pejabat pemerintahan, karena terjadi koordinasi dan kerja sama yang baik di antara mereka. Koordinasi dan kerja sama itu terjadi antara Kepala Qadhi (Jaksa Agung), Kepala Polisi Rahasia, Kepala Jawatan Pajak, dan Kepala Jawatan Pos. Hal itu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari berbagai tindakan yang tidak adil dengan memberikan hak-hak masyarakat.

Dengan demikian, pemerintahan Khalifah Abu Ja'far al-Mansur berjalan dengan baik, sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga keamanan dan ketertiban terjamin dengan baik. Dengan kata lain, kebijakan khalifah ini sangat berpengaruh terhadap sistem dan tatanan kehidupan sosial politik, sehingga dinasti Abbasiyah mengalami perkembangan dan kemajuan dengan pesat, khususnya setelah pemerintahan berada di bawah kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid dan generasi penerusnya.
selengkapnya...

Biografi Harun Al-Rasyid: Puncak Kegemilangan Dinasti Abbasiyah

Khalifah Harun al-Rasyid (145-193 H/763-809 M) dilahirkan di Ray pada bulan Februari 763 M/145 H. Ayahnya bernama al-Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Waktu kecil ia dididik oleh Yahya bin Khalid al-Barmaki. Ia dibesarkan dengan baik di lingkungan istana dan diasuh agar memiliki pribadi yang kuat dan berjiwa toleransi. Ayahnya telah memberikan beban dan tanggung jawab yang berat di pundaknya dengan melantiknya sebagai gubernur di Saifah pada tahun 163 H. Kemudian pada tahun 164 H diberikan wewenang untuk mengurusi seluruh wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika Utara.

Untuk membantu jalannya pemerintahan di wilayah-wilayah tersebut, Harun al-Rasyid telah mengangkat wakil-wakilnya di daerah tersebut sehingga pemerintahan berjalan dengan baik. Karena keberhasilannya, pada tahun 165 H al-Mahdi melantiknya kembali menjadi gubernur untuk kedua kalinya di Saifah. Kecemerlangan dan keberhasilan yang dicapainya membawa Harun al-Rasyid menduduki jabatan sebagai putera mahkota yang akan menggantikan kedudukan ayahnya kelak. Ketika al-Mahdi meninggal dunia pada tahun 170 H, ia resmi menjadi khalifah.

Pribadi dan akhlak Harun al-Rasyid yang baik dan mulia, begitu dihormati dan disegani. Dia salah seorang khalifah yang suka bercengkrama, alim, dan dimuliakan. Selain itu, ia juga terkenal sebagai seorang pemimpin yang pemurah dan suka berderma. Suka musik, mencintai ilmu pengetahuan, dekat dengan para ulama dan penyair. Kepribadian lain yang dimiliki Khalifah Harun al-Rasyid adalah sikapnya yang tegas, mampu mengendalikan diri, tidak emosional, dan sangat peka perasaannya. Kehidupannya atas sikap-sikapnya yang baik dikemukakan oleh Abul 'Athahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, Harun al-Rasyid juga dikenal sebagai seorang khalifah yang suka humor.

Sifat-sifatnya tersebut diperlihatkan hingga ia menjadi khalifah. Harun al-Rasyid menjadi khalifah pada bulan September 786 M dalam usia 23 tahun. Ia menggantikan kedudukan saudaranya Musa al-Hadi. Sewaktu menjadi khalifah ia banyak memperoleh bantuan dari Yahya bin Khalid dan keempat puteranya.
Biografi Harun Al-Rasyid: Puncak Kegemilangan Dinasti Abbasiyah
Harun al-Rasyid adalah khalifah keenam dari dinasti Abbasiyah. Ia dikenal sebagai penguasa terbesar di dunia pada saat itu. Selain itu, Harun al-Rasyid juga dikenal sebagai penguasa yang taat beragama, saleh, dan dermawan. Karenanya tak jarang ia turun ke jalan-jalan di kota Baghdad pada malam hari untuk mengadakan inspeksi dan melihat kenyataan kehidupan sosial yang sebenarnya. Semua itu dilakukan untuk memperbaiki sistem sosial politik dan ekonomi yang berujung pada perbaikan kehidupan masyarakat miskin dan lemah.

Selama masa pemerintahannya (170-193 H/786-809 M), Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan. Sebab pada masa ini, terjadi banyak perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Kemajuan ini disebabkan antara lain oleh berbagai kebijakan yang dikeluarkannya. Selain itu, Harun al-Rasyid dikenal sebagai seorang khalifah yang cinta ilmu pengetahuan, sehingga ia sangat perhatian dalam masalah ini.
selengkapnya...

Kamis, 07 Februari 2013

Biografi Xenophanes: Penyair dari Yunani Kuno

Xenophanes (570 - ? SM) dilahirkan di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagai penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena ia mempunyai daya nalar yang kritis dan mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat pada saat itu. Namanya menjadi terkenal karena untuk pertama kali melontarkan anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasio) dengan pemikiran mitos.

Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia membantah adanya antropomorfisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu mempunyai kecendrungan berpikir maka Tuhan pun seperti manusia yang bersuara, berpakaian, dan lain-lainnya.
Biografi Xenophanes: Penyair dari Yunani Kuno
Ia juga membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan. Ia juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak dan menekan atas keesaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasar pada mitologi.

*) Dari berbagai sumber.
selengkapnya...

Biografi Pythagoras: Pencetus Rumus Pythagoras

Pythagoras (+/- 572 - 497 SM), menurut riwayat hidupnya, ia dilahirkan di Pulau Samos, Ionia. Tanggal dan tahunnya tidak diketahui secara pasti. Ia juga tidak meninggalkan tulisan-tulisan sehingga apa yang diketahui tentang Pythagoras diperlukan kesaksian-kesaksian. Menurut Aristoxenos seorang murid Aristoteles, Pythagoras pindah ke kota Kroton, Italia Selatan karena tidak setuju dengan pemerintahan Polykrates yang bersifat tirani. Di kota ini ia mendirikan sekolah agama, selama 20 tahun ia di Kroton, kemudian pindah ke Metapontion dan meninggal di kota ini.

Pemikirannya, substansi dari semua benda adalah bilangan, dan segala gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Bilangan merupakan inti sari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda (number rules the universe = bilangan memerintah jagat raya). Ia juga mengembangkan pokok soal matematik yang termasuk teori bilangan. Umpamanya, dikembangkannya susunan bilangan-bilangan yang mempunyai bentuk geometris.

Pemikirannya tentang bilangan, ia mengemukakan bahwa setiap bilangan dasar 1 sampai 10 mempunyai kekuatan dan arti sendiri-sendiri. Satu adalah asal mula segala sesuatu sepuluh, dan sepuluh adalah bilangan sempurna. Bilangan gasal (ganjil) lebih sempurna dari pada bilangan genap dan identik dengan finite (terbatas). Salah seorang penganut Pythagoras mengatakan bahwa Tuhan adalah bilangan tujuh, jiwa itu bilangan enam, badan itu bilangan empat.

Pythagoraslah yang mengatakan pertama kali bahwa alam semesta itu merupakan satu keseluruhan yang teratur, sesuatu yang harmonis seperti dalam musik. Keharmonisan dapat tercapai dengan menggabungkan hal-hal yang berlawanan, seperti:

terbatas - tak terbatas
ganjil - genap
satu - banyak
laki-laki - perempuan
bujur sangkar - empat persegi panjang
diam - gerak
lurus - bengkok
baik - buruk
terang - gelap
kanan - kiri
Biografi Pythagoras: Pencetus Rumus Pythagoras
Menurut Pythagoras, kearifan yang sesungguhnya hanya dimiliki oleh Tuhan saja, oleh karenanya ia tidak mau disebut sebagai orang arif seperti Thales, akan tetapi menyebut dirinya sebagai philosophos yaitu pencipta kearifan. Istilah philosophos ini kemudian menjadi philosophia yang terjemahannya secara harfiah adalah cinta kearifan atau kebijaksanaan sehingga sampai sekarang secara etimologis dan singkat sederhana, filsafat dapat diartikan sebagai cinta kearifan atau kebijaksanaan (love of wisdom).

Sebagai seorang yang ahli matematika abadi ia dengan dalilnya: jumlah dari luas dua sisi sebuah segi tiga siku-siku adalah sama dengan luas sisi miringnya ( a2 + b2 = c2).

*) Dari berbagai sumber.
selengkapnya...

Rabu, 06 Februari 2013

Biografi Anaximandros: Pembuat Peta Bumi dari Yunani Kuno

Anaximandros (640 - 546 SM) adalah orang pertama yang mengarang suatu traktat dalam kesusasteraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi, geografi. Sehingga ia sebagai orang pertama yang membuat peta bumi dan usahanya dalam bidang geografi dilanjutkan oleh Herakleios, sewarga polis dengan dia. Ia berhasil memimpin sekelompok orang yang membuat kota baru di Apollonia, Yunani.

Pemikirannya dalam memberikan pendapat tentang arche (asas pertama alam semesta), ia tidak menunjuk pada salah satu unsur yang dapat diamati oleh indera, akan tetapi ia menunjuk dan memilih pada sesuatu yang tidak dapat diamati oleh indera, yaitu to apeiron, sebagai sesuatu yang tidak terbatas, abad sifatnya, tidak berubah-ubah, ada pada segala-galanya, dan sesuatu yang paling dalam. Alasannya, apabila tentang arche tersebut ia menunjuk pada salah satu unsur maka unsur tersebut akan mempunyai sifat yang dapat bergerak sesuai dengan sifatnya, sehingga tidak ada tempat bagi unsur yang berlawanan.
Biografi Anaximandros: Pembuat Peta Bumi dari Yunani Kuno
Pendapatnya yang lain, bumi seperti silinder, lebarnya tiga kali lebih besar dari tingginya. Sedangkan bumi tidak terletak atau bersandar pada sesuatu pun. Mengapa bumi tidak jatuh? Karena bumi berada pada pusat jagad raya. Pemikiranya ini harus dipandang sebagai titik ajaran yang mengherankan bagi orang-orang modern.

*) Dari berbagai sumber.
selengkapnya...

Copyright © 2013 Kumpulan Biografi: Februari 2013 | Blogger Template for Bertuah | Design by Ais Bertuah

Welcome to CB Network

Contoh Login Form Blogspot

Ini demo atau contoh Kotak Login dan Register Form. Login Form di samping ini hanya contoh dan tidak dapat digunakan layaknya Login Form FB karena blog ini terbuka untuk umum tanpa perlu mendaftar menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya silakan Pencet Sini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!